Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia berakhir sedikit lebih rendah pada perdagangan hari Senin. Penurunan harga minyak ini karena investor menunggu hasil pertemuan OPEC+ yang akan berlangsung akhir pekan ini.
Mengutip CNBC, Selasa (28/11/2023), harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun 60 sen atau 0,74% menjadi USD 79,98 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 68 sen atau 0,9% menjadi USD 74,86 per barel.
Baca Juga
Kedua kontrak harga minyak mentah ini naik sedikit pada perdagangan minggu lalu, yang merupakan kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu terakhir.
Advertisement
Kenaikan harga minyak pada pekan lalu ini didukung oleh ekspektasi bahwa Arab Saudi dan Rusia dapat melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela hingga awal 2024 dan OPEC+ mungkin mendiskusikan rencana untuk mengurangi produksi lebih lanjut.
Namun, harga telah jatuh pada pertengahan minggu setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, atau sering disebut dengan OPEC+ ini menunda pertemuan tingkat menteri hingga 30 November untuk mengatasi perbedaan target produksi bagi produsen Afrika.
Analis ING mengatakan sentimen pasar masih negatif mengingat perselisihan di dalam OPEC+ mengenai kuota produksi, meskipun mereka memperkirakan Arab Saudi akan melanjutkan pemotongan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari hingga tahun depan.
“Jelas, jika kita tidak melihat hal ini, hal ini akan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar, mengingat surplus pada kuartal pertama 2024,” kata analis ING dalam sebuah catatan.
Ekspor Minyak OPEC
Analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada para klien menuliskan bahwa perkiraan ekspor negara-negara OPEC telah menurun menjadi 1,3 juta barel per hari di bawah level pada bulan April, ini sejalan dengan target pasokan kelompok tersebut.
“Kami masih memperkirakan perpanjangan pemotongan unilateral Saudi dan Rusia setidaknya hingga kuartal I 2024, dan pemotongan kelompok tidak berubah, meskipun pemotongan asuransi kelompok yang lebih dalam kemungkinan besar akan dilakukan,” tambah bank tersebut.
Namun, menurut para pedagang Uni Emirat Arab akan meningkatkan ekspor minyak mentah andalan Murban awal tahun depan.
Advertisement
Pasokan AS
Di Amerika Serikat, para analis melihat peningkatan stok minyak mentah juga dapat memberikan tekanan pada harga.
Badan Energi Internasional memperkirakan akan terjadi sedikit surplus di pasar minyak global pada tahun 2024 bahkan jika negara-negara OPEC+ memperpanjang pengurangan produksinya hingga tahun depan.
Analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar mengatakan, dengan perkiraan IEA bahwa permintaan minyak global hanya akan tumbuh 0,9 juta barel per hari pada tahun depan, turun dari pertumbuhan 2,4 juta barel per hari pada tahun 2023, OPEC+ harus menunjukkan disiplin pasokan yang signifikan, atau setidaknya kemampuan yang kuat dalam hal tersebut.
“Langkkah ini untuk mengurangi kekhawatiran pasar akan surplus besar di pasar minyak tahun depan.”
Harga minyak juga stabil setelah ketegangan geopolitik mereda di Timur Tengah menyusul gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera dan tahanan.