Liputan6.com, Jakarta PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menjadi perusahaan energi pertama memperoleh sertifikasi internasional Great Place to Work 2023, hal ini menjadi bukti perusahaan menjunjung tinggi kinerja terbaik.
Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra mengatakan, perolehan sertifikasi Great Place to Work ini sebagai wujud komitmen korporasi dalam membangun lingkungan kerja yang kolaboratif, saling menghargai dan kredibel.
Baca Juga
“Sertifikat Great Place to Work ini adalah bukti nyata bahwa Perusahaan senantiasa memperhatikan Experience (pengalaman bekerja terbaik) seluruh insan PLN IP melalui implementasi Human Experience Management System," kata Edwin, di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Advertisement
Edwin mengungkapkan, sertifikasi Great Place to Work 2023 dari Great Place to Work Institute tersebut tidak terlepas dari keberhasilan PLN IP dalam melakukan penguatan budaya perusahaan dengan implementasi _core values Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (AKHLAK)
The Great Place to Work badge merupakan penghargaan yang diakui secara global dan diberikan kepada perusahaan-perusahaan Certified™ dengan budaya tempat kerja yang menunjukkan kepercayaan dan kinerja tinggi.
Menurut Edwin, untuk membentuk PLN IP sebagai Great Place to Work® yang memiliki tingkat kepercayaan dan kinerja tinggi, manajemen berkomitmen dan secara konsisten mendorong penguatan budaya kerja yang mencerminkan credibility, respect, pride, camaraderie dan fairness.
Evaluasi terhadap keberhasilan upaya ini dilakukan melalui pelaksanaan Great Place to Work Survey yang berstandar internasional, bekerja sama dengan Great Place to Work Institute dengan hasil yang menunjukkan bahwa Human Experience Management di PLN IP telah terimplementasi dengan sangat baik.
Jokowi: Potensi EBT di Indonesia Capai 3.600 Gigawatt
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan ancaman dari pemanasan global bagi sektor energi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia berkomitmen mempercepat transisi energi, melalui penambahan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam skala besar.
Hal itu disampaikan Presiden saat mengunjungi booth PT PLN (Persero) dalam kegiatan World Hydropower Congress (WHC) 2023 di Nusa Dua, Bali pada Selasa (31/10).
Jokowi mengungkapkan, total potensi EBT di Tanah Air diperkirakan mencapai 3.600 Gigawatt (GW), baik dari matahari, angin, panas bumi, ombak, bio energi dan hydropower.
Sementara untuk hydro, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, di mana 128 di antaranya adalah sungai besar.
"Seperti sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24 ribu Megawatt (MW) di Papua. Kemudian Sungai Kayan di Kalimantan Utara memiliki potensi 13 ribu MW yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus,” kata Jokowi, dikutip dari laman BUMN, Kamis (2/11/2023).
Namun, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan potensi besar hidro tersebut, Jokowi mengingatkan.
Salah satu dari tantangan itu adalah terkait lokasi sumber hidro yang posisinya jauh dari pusat kebutuhan listrik.
Sehingga, pemerintah Indonesia membuat blue print percepatan jalur transmisi yang menyambungkan listrik dari lokasi hydropower yang dibawa menuju pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri, beber Jokowi.
Advertisement
Strategi PLN
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga mengungkapkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/Hydropower) di Indonesia.
"Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
Dijelaskannya, hal itu disebabkan tantangan berupa ketidakcocokan antara sumber energi baru terbarukan berskala besar, seperti air yang berada di daerah terpencil dan jauh dari episentrum kebutuhan listrik yang berada di wilayah lain.
Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75 persen pada tahun 2040.
"Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," jelas Darmawan.