Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap sejumlah poin kontribusi Indonesia terhadap sektor maritim global. Mulai dari penerapan perlindungan laut, hingga implementasi konsep hijau.
Hal ini disampaikan Menhub Budi sebagai upaya meyakinkan negara anggota International Maritime Organization (IMO) agar Indonesia tetap menjadi anggota. Menhub merayu negara anggota untuk mendukung Indonesia yang mencalonkan kembali menjadi anggota dewan IMO kategori C periode 2024-2025.
Baca Juga
Kategori C mewakili negara yang memiliki jalur transportasi dan memiliki daerah perairan yang luas, dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis. Pada kategori ini, akan terisi sebanyak 20 negara terpilih.
Advertisement
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia berperan penting sebagai jalur pelayaran dan pusat perdagangan internasional,” ucap Menhub dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).
Menhub mengatakan, sejak bergabung dengan IMO pada tahun 1973, Indonesia telah memberikan cukup banyak kontribusi yang nyata bagi kemajuan sektor maritim dunia. Salah satu kontribusinya yaitu meningkatkan perlindungan lingkungan laut, dengan berpartisipasi aktif dalam berbagai inisiatif proyek IMO.
“Beberapa usaha yang dilakukan Indonesia yaitu turut meratifikasi Konvensi Internasional 1990 tentang kesiapsiagaan, respon, dan kerjasama pencemaran minyak,” ujarnya.
Perlindungan Lingkungan Laut
Pada upaya peningkatan perlindungan lingkungan laut diantaranya berpartisipasi dalam proyek kemitraan GloFouling IMO dan proyek GloLitter. Penerapan efisiensi energi dan penerapan energi terbarukan di industri pelayaran.
“Hal ini termasuk pembaruan kapal, penggunaan alat bantu navigasi tenaga surya, dan kewajiban laporan konsumsi bahan bakar untuk kapal berbendera Indonesia. Serta, mempercepat elektrifikasi fasilitas pelabuhan dan mendorong pendirian pelabuhan ramah lingkungan (Green Port),” lanjut Menhub Budi Karya.
Digitalisasi
Ada pula upaya digitalisasi pelayanan di sektor pelayaran. Diantaranya melalui penerapan sistem Maritime Single Window dan meningkatkan jumlah pelabuhan yang cerdas dan berkelanjutan.
“Indonesia secara aktif terlibat dalam pengembangan Marine Autonomous Surface Ships Code dan telah mengadakan Lokakarya tentang Maritime Single Window bagi negara berkembang dan tertinggal, dengan bantuan dari Bank Dunia (World Bank),” tutur Menhub.
Pada sektor keselamatan pelayaran dunia, Indonesia dengan ikut menyusun dan menandatangani Konvensi International Organization for Marine Aids to Navigation, yang terkait dengan keselamatan navigasi pelayaran di Selat Malaka dan Singapura melalui kerjasama dengan negara bagian pesisir lainnya.
Advertisement
Komitmen Indonesia
Kontribusi juga diberikan Indonesia terkait pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pelayaran dunia. Yaitu melalui kerjasama dengan negara anggota IMO tentang peningkatan kapasitas SDM di sektor maritime melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan sejak tahun 2019, bagi para pelaut, inspektur kelautan dan profesi lainnya di bidang pelayaran.
“Indonesia juga terlibat aktif dalam mengatasi masalah pelaut dan SDM sebagai salah satu dari delapan negara yang ditunjuk oleh Dewan IMO sebagai representasi pada ILO/IMO Tripartite Working Group” katanya.
Indonesia juga menunjukkan kontribusinya bagi reformasi organisasi IMO, dengan turut Amandemen Konvensi IMO 2021.
“Jika berhasil terpilih kembali, Indonesia akan berkomitmen mengembangkan sektor maritim dunia yang berkelanjutan, serta memastikan organisasi IMO yang lebih kuat, profesional dan efisien,” tuturnya.