Liputan6.com, Denpasar Indonesia memang kaya dengan potensi alamnya. Banjar Belong, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar Bali misalnya yang dikenal sebagai salah satu daerah yang menyimpan potensi besar dalam hal kerajinan paras taro.
Ya, mayoritas penduduk di desa tersebut berprofesi sebagai perajin batu paras taro dan bergabung dalam sebuah kelompok usaha yang dikenal dengan nama Klaster Usaha Paras Taro. Di klaster usaha tersebut, I Wayan Parnata bertahun-tahun aktif sebagai ketua yang membantu berbagai kebutuhan, demi kemajuan usaha yang banyak dijalankan warga setempat.
Baca Juga
Di atas lahan milik pribadi, keseharian Wayan bergelut dengan mesin grinder dan berbagai peralatan untuk menyelesaikan pesanan pelinggih atau produk kerajinan lainnya dari pelanggan.
Advertisement
"Awal mulanya kami membuat kerajinan pelinggih di Bali itu sekitar tahun 2000-an. Lalu kerajinan ini mulai menjamur di tahun 2010," kata Wayan Parnata.
Saat proses awal menjalankan usaha, Wayan mengaku banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya menyoal pemilihan material. Berbagai percobaan saat pembuatan hasil olahan dilakukan berkali-kali menggunakan beragam material yang berbeda.
"Jadi kami sering mencoba-coba kalau bahannya ini, hasilnya seperti apa. Lalu sekitar tahun 2010 sudah ketemu material yang cocok yaitu tanah liat hitam yang kualitasnya ternyata lebih baik. Akhirnya kami pakai bahan itu sampai sekarang," kata Wayan.
Hingga saat ini, Klaster Usaha Paras Taro pun menghasilkan berbagai produk kerajinan yang kebanyakan memang berhubungan dengan tempat peribadatan masyarakat Hindu. Beberapa produk mereka hasilkan seperti candi, angkul-angkul, tembok, hingga pelinggih.
Sisi menariknya yang menjadi nilai tambah dari klaster usaha ini, dapat menghasilkan produk yang bisa menggunakan berbagai motif sesuai dengan permintaan pembeli. Nah untuk pemasarannya pun ternyata tidak hanya sebatas di wilayah Bali saja.
"Pemasaran kalau saya sendiri sudah sampai Jakarta, Bogor, hingga Lombok. Kalau teman-teman ada yang sampai Lampung dan kota di Sumatera lainnya," ujar Wayan.
Wayan menambahkan bahwa klaster usahanya dikenal dari mulut ke mulut. Selain itu, banyak juga anggota yang melakukan promosi di media sosial dan memiliki toko online sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Dapat Dukungan BRI untuk Kembangkan Usaha
Selama bertahun-tahun, Wayan Parnata mendapat dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Klaster Usaha Paras Taro adalah satu dari sekian banyak kelompok usaha UMKM yang mendapatkan pendampingan dari BRI.
Menurutnya, bantuan dari BRI sangat membantu kemajuan usaha para anggota dalam memperluas bisnis yang dijalankan. Dukungan dari BRI sendiri berupa akses layanan keuangan, serta pembinaan, hingga bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha.
Lebih lanjut Wayan menceritakan, awal mula dia dan klaster usahanya mendapat bantuan dari BRI. Sekitar 2018, BRI mulai memberikan pendampingan. Saat itu Wayan mengaku terkendala dengan modal usaha untuk memperluas bisnisnya.
"Lalu ada Mantri BRI yang mengajukan usaha saya ke Program Klaster Usaha," kata Wayan.
Dari situlah, Wajan dan klaster usahanya menerima bantuan BRI berupa pembinaan serta bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha disana. Wayan pun mengakui jika sekarang klaster usahanya sudah jauh lebih berkembang. Jika dulu di awal berdiri hanya 10 orang, kini anggotanya sudah jauh lebih banyak. Bahkan, sekitar 50% warga Banjar Belong menjalankan usaha ini.
"Dampaknya sangat membantu perekonomian warga di Desa Banjar Belong. Mungkin sejak 2010, sudah ada peningkatan penghasilan sekitar 75%. Memang kalau perajin itu penghasilannya tidak tetap jumlahnya, tapi bisa rutin dapat setiap bulan. Perajin itu sendiri kan juga musiman. Kalau di Bali ada yang momen yang namanya Purnama Kedasa dan Purnama Kapat, biasanya mulai banyak pesanan pelinggih, jadi kami bisa mendapatkan penghasilan lebih," ujar Wayan.
Menjalankan peran sebagai ketua klaster sejak awal berdiri, Wayan pun memiliki harapan agar usahanya bisa semakin maju dan berkembang. Dia juga menaruh harapan kepada BRI agar terus mendukung klaster usahanya.
"Harapannya adalah klaster usaha ini semakin maju dan juga semoga bisa mendapatkan permodalan dengan agunan rendah dari BRI, jadi bisa membantu memperluas usaha," kata Wayan.
Sekadar informasi, BRI lewat program Klaster Usaha ‘Klasterkuhidupku’ berkomitmen selalu memberikan pendampingan maupun pemberdayaan, sehingga pelaku UMKM mampu lebih tangguh dan naik kelas. Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa BRI berkomitmen terus memberikan pendampingan, edukasi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh dan semakin tangguh.
"Jadi kami tidak hanya memberikan bantuan berupa modal usaha saja, tapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh. Semoga kisah para perajin batu paras taro bisa jadi kisah inspiratif yang dapat direplika oleh pelaku usaha lainnya," kata Supari.
(*)
Advertisement