Sukses

Jokowi Bangga Bisa Pamer Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen ke Presiden Lain

Di samping pertumbuhan ekonomi, Jokowi turut mengakui tingkat inflasi Indonesia yang dinilai masih dalam batas normal di 2,6 persen. Kendati begitu, dia berpesan agar setiap jajarannya di peemrintahan bisa mengambil langkah strategis.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bangga dengan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, Indonesia jadi salah satu negara yang mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi cukup stabil di kisaran 5 persen.

Jokowi mengungkapkan kisah bangganya ketika memamerkan capaian tersebut dihadapan pada kepala negara dan perdana menteri negara lain di tataran global.

"Alhamdulillah dan patut kita syukuri Indonesia masih tetap tumbuh dan stabil, pertumbuhan ekonomi, kita tahu semuanya tadi sudah disampaikan pak gubernur, di kisaran 5 persen," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023, di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

"Ini kalau kita berbicara dnegan kepala negara lain, dengan Presiden, dengan Perdana Menteri, kita bangga banget loh," sambungnya.

Perasaannya itu bukan tanpa alasan. Kepala Negara mencoba membandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dari negara lain. Misalnya, Malaysia yang disebut mampu tumbuh 3,3 persen, Amerika Serikat 2,9 persen, Korea Selatan 1,4 persen serta Uni Eropa 0,1 persen.

 

"Ini lah yang patut kita syukuri, kita masih di angka sekali lagi 5 persen," tegasnya.

 

Di samping pertumbuhan ekonomi, Jokowi turut mengakui tingkat inflasi Indonesia yang dinilai masih dalam batas normal di 2,6 persen. Kendati begitu, dia berpesan agar setiap jajarannya di peemrintahan bisa mengambil langkah strategis.

"Inflasi juga masih cenderung stabil di 2,6 persen, hanya hati-hati ini untuk pangan, utamanya beras," kata dia.

 

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Serapan Anggaran

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti serapan anggaran kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang masih jauh dari target jelang tutup tahun.

RI 1 mengaku terus memantau pergerakan fiskal setiap hari. Jokowi pun menyayangkan rendahnya realisasi belanja anggaran pemerintah hingga akhir November 2023. Dia pun rutin meminta penjelasan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terhadap kondisi tersebut.

"Realisasi belanja pemerintah daerah, kalau ada gubernur bupati walikota, realisasi belanja pemerintah daerah padahal tinggal 3 minggu itu masih di angka 64 persen. Pemerintah pusat juga masih di angka 76 persen," ungkapnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

"Hal-hal seperti ini hampir tiap hari saya ikuti dan saya telepon. Tapi bukan teleponn pak Gubernur (Bank Indonesia). Menteri Keuangan selalu saya telepon, kondisinya seperti apa," kata Jokowi.

 

3 dari 4 halaman

Cari Tahu Dampak Perang ke Ekonomi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku telah mengunjungi Arab Saudi 2 kali dalam 2 minggu berturut-turut. Salah satu tujuan kunjungan itu adalah mencari informasi atas kondisi perang Israel dan Hamas.

Poin yang disorotinya adalah soal dampak ketegangan geopolitik ini terhadap sektor ekonomi. Termasuk juga dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.

"Sampai 2 minggu saya datang ke Arab Saudi 2 kali, dalam dua minggu 2 kali. Saya ingin mendengar konflik perang di Gaza ini akan seperti apa. Konflik Israel-Palestina akan sampai kapan," ungkap dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Jokowi mengungkap, salah satu cara untuk menggali informasi adalah dengan menghadiri pertemuan internasional. Dimana, salah satu pertemuannya dihadiri oleh 57 negara.

 

4 dari 4 halaman

Tak Usai Dalam Waktu Dekat

Dengan niatan mencari informasi mengenai kondisi perang tadi, Jokowi mengungkap alau ternyata perang Israel-Palestina tak akan usai dalam waktu dekat.

"Tapi di akhir summit, saya dalam hati menyimpulkan bahwa memang perangnya tidak mungkin di-stop dalam waktu dekat," kata dia.

Atas kesimpulan yang didapatnya itu, Jokowi mengatakan kalau segala bentuk dampak perlu diantsisipasi kedepannya. Utamanya pada sektor ekonomi yang merujuk pada harga pangan hingga energi.

"Oleh sebab itu, dampak dari perang yang ada harus sama-sama kita antisipasi. Karena kalau sudah yang namanya perang, ini ganggunya kemana-mana, gangguan rantai pasok global, lonjakan harga pangan, lonjakan harga energi. Semuanya akan terdampak semuanya," pungkas Kepala Negara.

EnamPlus