Liputan6.com, Jakarta Kelompok pebisnis Eropa di Indonesia yang tergabung dalam European Business Chamber of Commerce (EuroCham) berencana memperluas investasinya. Ada sejumlah sektor yang dibidik untuk pengembangan investasi tersebut.
Ketua EuroCham Indonesia Francois de Maricourt menimbang sejumlah faktor yang mendorong rencana perluasan investasi tadi. Salah satunya, visi Pemerintah Indonesia tentang Indonesia Emas 2045, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2025-2045.
Baca Juga
"EuroCham berkomitmen untuk mendukung visi tersebut melalui penanaman modal asing secara langsung oleh anggota EuroCham yang bisnisnya terus berkembang di Indonesia," ujar dia dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2023, di St Regis, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Advertisement
Ada beberapa sektor yang dibidik oleh para pengusaha Eropa tadi. Maricourt menyoroti penambahan investasi akan dilakukan pad sektor yang berkontribusi besar kepada perolehan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Khususnya di sektor-sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Indonesia, seperti manufaktur, peningkatan rantai nilai dalam industri logam, serta sektor konsumen," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesi Denis Chaibi turut meminta pengusaha Eropa di Indonesia ikut terlibat pembangunan ekonomi nasional. Misalnya dengan membina hubungan perdagangan yang lebih kuat dengan Indonesia.
Dubes Chaibi juga menggarisbawahi komitmen bersama Uni Eropa dan Indonesia dalam menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) untuk memaksimalkan perdagangan dua arah dan mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia.
“Selama lebih dari 35 tahun, Uni Eropa telah menjadi mitra kunci yang secara aktif mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia. Hubungan perdagangan kita, khususnya, telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa selama pandemi COVID-19. Perdagangan dan investasi tetap menjadi pilar utama kemitraan Uni Eropa-Indonesia," ungkap dia.
"Dengan bangga saya menyampaikan bahwa hubungan ekonomi kita semakin kuat dan Uni Eropa akan terus bermitra dengan Indonesia dalam mendukung perjalanan Indonesia mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” sambung dia.
Perdagangan Indonesia-Eropa
Perlu diketahui, tingkat perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mencatatkan angka yang positif. Bahkan, pada 2022 lalu, Uni Eropa jadi mitra dagang terbesar ke-lima Indonesia.
Hal itu terlihat dari perolehan nilai perdagangan bilateral senilai EUR 32,6 miliar atau setara Rp 553,8 triliun. Angka ini meningkat 32 persen dari tahun sebelumnya. Investasi Uni Eropa terus meningkat, dengan nilai Investasi Asing Langsung mencapai EUR 20,4 miliar atau Rp 346 triliun. Angka ini menunjukkan ketahanan hubungan ekonomi Uni Eropa-Indonesia di tengah pandemi COVID-19.
Kemudian, implementasi CEPA Uni Eropa-Indonesia diproyeksikan akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa secara signifikan sebesar 17,7 persen. Selain itu, perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan PDB Indonesia masing-masing sebesar EUR 3,2 miliar dan EUR 5,2 miliar, dari tahun ke tahun.
Advertisement
Perbandingan dengan Vietnam
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Mansury menyoroti nilai perdagangan Vietnam dan Uni Eropa yang lebih besar dari Indonesia.
Pahala Mansury memaparkan, nilai perdagangan Vietnam-Eropa mencapai USD 94 miliar. Sedangkan nilai perdagangan RI-UE menembus USD 46 miliar.
"Jumlah tersebut masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan peluang yang sebenarnya ada di hadapan kami," ujar Pahala Mansury dalam pidato pembukaan IEBF 2023 di Ritz Carlton, Jakarta pada Selasa (17/10/2023).
CEPA Segera Rampung
Maka dari itu, Wamenlu berharap, kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa CEPA dapat segera dirampungkan agar Indonesia dapat memperluas akses pasar, memungkinkan kenaikan nilai perdagangan kedua ekonomi.
"Salah satu alasan (nilai perdagangan) Vietnam (lebih besar) karena punya CEPA, yang sudah disetujui dan diratifikasi," bebernya.
"Kami berharap tidak hanya melalui platform IEBF yang kami lakukan saat ini, tetapi juga dengan mengembangkan akses pasar yang lebih baik bagi kedua perekonomian," ucap Pahala Mansury.
Hadir juga dalam kegiatan IEBF 2023, yakni Pelaksana Tugas (Plt) Harian Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi dan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Umar Hadi.
Advertisement