Sukses

Surplus Gas di Jawa Timur Belum Bisa Tersalur ke Jawa Barat, SKK Migas: Pipa Belum Tersambung

Pembangunan pipa Cisem tahap I sudah mencapai ke daerah Kendal, Jawa Tengah. Rencananya, pipa transmisi ini bisa tersambung hingga Batang, Jawa Tengah pada akhir 2023.

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkap produksi gas di Jawa Timur belum bisa tersalurkan ke Jawa Barat. Pasalnya, pipa tranmisi yang dibangun belum berhasil menyambung dua daerah tersebut.

Kepala SKK Migas Dwi Seotjipto mengungkap kalau Jawa Barat membutuhkan suplai gas. Hanya saja, proyek pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) belum tersambung sepenuhnya. 

"Sesungguhnya produksi gas ini sangat bagus, tapi kita memiliki kendala kelebihan gas di Jawa Timur belum bisa tersalurkan di Jawa Barat yang sangat membutuhkan gas yang shortage karena pipa Semarang-Cirebon itu belum tersedia," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Diketahui, pembangunan pipa Cisem tahap I sudah mencapai ke daerah Kendal, Jawa Tengah. Rencananya, pipa transmisi ini bisa tersambung hingga Batang, Jawa Tengah pada akhir 2023.

Sementara itu, untuk sambungan penuh hingga Cirebon dibidik pembangunannya dimulai pada 2024, tahun depan.

Dwi mengatakan, dengan belum tersambungnya itu, membuat sekitar 100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas belum bisa tersalurkan.

"Sehingga tertahan di Jawa Timuur, mungkin ada 100 MMSCFD yang kita terpaksa menahan produksi untuk Jawa Timur," urainya.

 

 

2 dari 3 halaman

Pipa Cisem Belum Tersambung

Diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hasil produksi gas bumi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah bisa dialirkan ke Jawa Barat. Ini akan bergantung pada ketersambungan dari pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem).

Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa-Bali-Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan pembangunan pipa transmisi gas Cisem-1 telah tersambung hingga Kendal, Jawa Tengah. Targetnya, pipa gas Cisem-1 bisa tersambung hingga Batang, Jawa Tengah di akhir 2023 ini.

Jika itu terealisasi, maka pembangunan selanjutnya akan menyasar ke wilayah Cirebon, Jawa Barat. Dengan demikian, hasil produksi gas dari Jawa Timur bisa dialirkan ke Jawa Barat.

"Kita akan membangun sampai Batang, dan sampai kendal sekarang audah terbangun, insyaAllah akhir tahun ini sampai Batang dan yang berikutnya akan dibangun sampai ke Cirebon," urai Nurwahidi, ditemui di Fasilitas Produksi PGN Saka, Gresik, Jawa Timur, Senin (27/11/2023).

"Baru kita bisa mengalirkan potensi suplai gas yang dari Jawa Timur, Jawa Tengah ke Jawa Barat," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Jabar Butuh Suplai Gas

Dia mengatakan saat ini memang suplai gas ke Jawa Barat masih mengalami kekurangan. Pada saat yang sama, produksi gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah cukup banyak.

Namun, serapan dari industri di dua provinsi produsen gas bumi itu belum bisa maksimal. Maka, infrastruktur seperti pipa gas Cisem ini menjadi vital untuk bisa mendistribusikan gas ke wilayah yang membutuhkan.

"Kondisi yang ada di wilayah Jawa Barat itu kayaknya sekarang undersupply, kekurangan gas. Dan kebetulan memang untuk men-supply over dari Jawa Timur ke Jawa Barat pipa yang ada belum tersambung sehingga belum bisa di-supply ke Jawa Barat," bebernya.

Dibangun 2024

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pembangunan proyek pipa gas Cisem Tahap I (Ruas Semarang-Batang) sepanjang 60 KM telah selesai dibangun. Adapun proyek pipa gas Cisem Tahap II (Batang-Kandang Haur) yang akan mulai dibangun pada 2024 mendatang.

"Saat ini (ruas) Semarang-Batang telah selesai, dan sedang disiapkan proyek pipa gas Batang-Cirebon-Kandang Haur sepanjang 240 KM," kata Menteri Arifin, dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Selasa (31/10/2023).

Sebagai informasi, pembangunan transmisi pipa gas bumi Cirebon-Semarang (CISEM) dan Dumai-Sei Mangke merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Kementerian ESDM merinci, proyek pipa gas Cisem Tahap I menelan biaya hingga Rp 1,13 triliun, dan Cisem Tahap II direncanakan akan menghabiskan biaya Rp 3,34 ptriliun. Biaya tersebut dimasukkan ke dalam APBN dengan skema multiyears contract.