Sukses

Bos LPS Sebut Pentingnya Peran Gen Z Jaga Stabilitas Keuangan

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Indonesia sudah memasuki masa bonus demografi sejak tahun 2012, dengan periode puncak pada tahun 2020 – 2023.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan peran Gen Z sangat penting dalam mendorong Pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan.

Hal itu disampaikan Purbaya saat mengunjungi Kampus Universitas Padjajaran (Unpad), Jatinangor, Jawa Barat, Jumat (1/12/2023).

Selain untuk menandatangani Nota Kesepahaman terkait kerja sama di berbagai bidang, kunjungan Ketua DK LPS ke Unpad juga untuk memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa yang hadir dari berbagai wilayah se- Indonesia, dikarenakan Unpad sedang menggelar Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36.

“Pasca COVID-19, jumlah partisipasi kerja terus meningkat, seiring pemulihan ekonomi yang berlangsung. Adik-adik di Unpad juga sebentar lagi akan masuk ke angkatan kerja, inilah momentum terbaik, karena pada saat ini, kalian atau yang akrab disebut Gen Z merupakan generasi yang baru masuk ke angkatan kerja, memulai karir lalu turut berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi,” kata Purbaya.

Purbaya menjelaskan mengenai usia produktif yang mendominasi jumlah penduduk di Indonesia, menurutnya, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Indonesia sudah memasuki masa bonus demografi sejak tahun 2012, dengan periode puncak pada tahun 2020 – 2023.

“Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif yaitu 15-64 tahun, yang mencapai dua kali lipat jumlah penduduk non produktif. termasuk di antara penduduk produktif adalah Gen-Z sebanyak 66,74 juta jiwa atau 24,2 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, Purbaya juga menyampaikan mengenai pentingnya para Gen Z untuk terus meningkatkan kualitas literasinya terutama mengenai ekonomi dan keuangan, pentingnya menabung, cara berinvestasi yang aman dan nyaman dan berbagai tema lainnya.

“Tingkat literasi keuangan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat suatu negara. Memang, inklusi dan literasi keuangan di Indonesia telah mengalami kenaikan dari waktu ke waktu, namun peningkatan literasi masih dapat dioptimalkan,” jelasnya.

 

2 dari 2 halaman

Survei

Diketahui, pada survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022, inklusi keuangan Indonesia berada pada level 85,10 persen, sedangkan literasi keuangan hanya 49,68 persen.

Ia juga menekankan bahwa pihaknya sangat menaruh perhatian besar pada peningkatan human capital, sebab hal tersebut nantinya akan memberikan pengaruh besar pada masa depan suatu bangsa.

“Kami sangat concern dengan bonus demografi, semakin tinggi skill dari angkatan kerja di sebuah negara, maka output ekonominya akan semakin besar, dan faktor tersebut akan diisi oleh kalian-kalian yang nanti sebentar lagi akan lulus kuliah dan bekerja. Maka, belajarlah dengan baik, gapailah cita-cita, dan bijaksanalah dalam mengelola keuangan,” tutup Purbaya.

Video Terkini