Sukses

Harga Energi Pangan Mulai Turun, Inflasi Eropa Meredam di 2,4 Persen

Pangan, alkohol dan tembakau memberikan kontribusi terbesar pada penurunan inflasi Eropa, sebesar 6,9 persen.

Liputan6.com, Jakarta Inflasi Eropa menunjukkan penurunan di bulan November 2024, menjadi 2,4 persen.

Sebelumnya, pada Oktober 2023 inflasi di zona Euro tercatat 2,9 persen.

Melansir CNBC International, Jumat (1/12/2023) inflasi inti Eropa, yang tidak memperhitungkan dampak harga energi, pangan, dan tembakau juga lebih rendah dari perkiraan, turun menjadi 3,6 persen dari 4,2 persen pada bulan Oktober.

Dilaporkan, harga energi di Eropa terus mencatat penurunan signifikan, menurun hingga 11,5 persne di bulan November.

Pangan, alkohol dan tembakau memberikan kontribusi terbesar pada penurunan inflasi Eropa, yaitu sebesar 6,9 persen.

Inflasi di negara perekonomian terbesar di zona euro, yaitu Jerman dan Prancis, masing-masing telah turun menjadi 2,3 persen dan 3,8 persen.

Pejabat ECB telah berulang kali menekankan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan atas inflasi di blok 20 anggota zona euro, karena mereka memantau potensi tekanan dari kenaikan upah dan pasar energi.

Mathieu Savary, kepala strategi Eropa di BCA Research, mengatakan bahwa para pedagang sekarang akan melihat untuk mengedepankan ekspektasi mengenai garis waktu penurunan suku bunga ECB yang pertama, namun kekhawatiran bank sentral terhadap ketatnya pasar tenaga kerja terus menyiratkan “lebih lambat daripada lebih cepat penurunan suku bunga.”

Data terpisah yang dirilis oleh badan statistik Eurostat pada hari Kamis menunjukkan bahwa pengangguran di kawasan euro tetap pada rekor terendah 6,5 persen pada bulan Oktober, meskipun terjadi kontraksi dalam perekonomian zona euro pada kuartal ketiga.

"Bagi ECB, tanda-tanda kemenangan inflasi semakin meningkat,- ucap Bert Colijn, ekonom senior zona euro di ING.

Dia menambahkan bahwa beberapa dampak dari pengetatan moneter yang ada belum terasa.

"Oleh karena itu, pasar sudah tepat untuk mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga pada tahun 2024. Kami pikir penurunan suku bunga pertama bisa terjadi sebelum musim panas," bebernya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekonomi Eropa Kontraksi di Kuartal III 2023

Produk domestik bruto (PDB) Eropa mengalami kontraksi sedikit dan tingkat pertumbuhan tahunan melambat tajam.

Mengutip US News, Rabu (1/11/2023) kantor statistik Uni Eropa Eurostat mengatakan bahwa PDB di 20 negara bermata uang euro turun 0,1 persen quarter-on-quarter pada periode Juli-September 2023!dan naik hanya 0,1 persen year-on-year.

 Data Eurostat menunjukkan pertumbuhan triwulanan sebesar 0,1 persem di Perancis, 0,3 persen di Spanyol, dan 0,5 persen di Belgia, namun gagal mengimbangi kemerosotan triwulanan sebesar 0,1 persen di Jerman.

Sementara itu, tidak ada data pertumbuhan di Italia, dan kontraksi di Austria, Portugal, Irlandia, Estonia, dan Lituania.

Dalam beberapa bulan terakhir, perekonomian zona euro menghadapi hambatan besar akibat inflasi yang tinggi dan rekor suku bunga yang tinggi serta pengetatan kebijakan fiskal yang lamban.

Perekomonian negara ekonomi terbesar di Eropa, yaitu Jerman berkontraksi pada kuartal III 2023.

Produk domestik bruto Jerman mencatat kontraksi 0,1 persen pada periode Juli hingga September 2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya ketika tumbuh 0,1 persen menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis).

Kontraksi ini didorong oleh lemahnya belanja konsumen. Di sisi lain, investasi perusahaan pada mesin dan peralatan memberikan kontribusi positif terhadap PDB Jerman.

"Perekonomian Jerman sekali lagi berada di ambang resesi teknis," kata Claus Vistesen, kepala ekonom zona euro di Pantheon Macroeconomics, dikutip dari CNN Business.

Sebagai informasi, resesi teknis merupakan penurunan produksi selama dua kuartal berturut-turut. 

3 dari 3 halaman

Inflasi Mulai Membaik

Meskipun perekonomian Jerman mungkin terkena dampak paling parah, aktivitas bisnis di negara Eropa lainnya juga lesu dan para ekonom memperkirakan periode stagnasi, atau bahkan resesi ringan, akan terjadi di wilayah tersebut.

Pekan lalu, Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunganya.

Langkah ini menghentikan kenaikan bunga sebanyak 10 kali berturut-turut menyusul penurunan tajam inflasi zona euro pada bulan September.

Presiden ECB Christine Lagarde memperingatkan bahwa risiko terhadap pertumbuhan masih condong ke sisi negatifnya dan mengatakan perang Israel-Hamas berarti prospek harga energi yang "kurang dapat diprediksi".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.