Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan dua juta mobil listrik mengaspal pada 2030. Adapun, jumlah sepeda motor listrik yang mengaspal ditargetkan mencapai 13 juta unit untuk tahun yang sama.
"Indonesia menargetkan ada dua juta mobil penumpang kendaraan listrik dan 13 juta sepeda (motor) listrik yang mengaspal pada 2030," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin, dalam keterangan acaranya rangkaian COP28 di Dubai, dikutip Sabtu (2/12/2023).
Baca Juga
Indonesia berada pada posisi yang strategis untuk membangun rantai pasokan kendaraan listrik (EV) global yang tangguh. Menyusul, status Indonesia sebagai negara pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.
Advertisement
“Dengan sumber daya nikel yang melimpah, Indonesia mempunyai kekuatan untuk mendorong pasokan kendaraan listrik global dan membentuk masa depan yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah meluncurkan insentif fiskal dan non-fiskal bagi konsumen dan produsen. Salah satu bentuk insentif adalah potongan harga sebesar Rp7 Juta (USD450) bagi seluruh masyarakat Indonesia yang ingin membeli sepeda listrik baru yang memenuhi 40 persen kebutuhan komponen lokal (TKDN).
Selain itu, pemerintah juga mengisyaratkan adanya insentif baru untuk menarik lebih banyak produsen kendaraan listrik internasional membuka pabrik di Indonesia. Saat ini, pemerintah sedang berupaya menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan ramah lingkungan di Asia Tenggara, serta memasok pasar domestik dengan lebih banyak pilihan kendaraan EV.
“Kita perlu menciptakan permintaan dan infrastruktur yang baik. Kami tahu saat ini tidak ada cukup pilihan (bagi konsumen)”, pungkas Rachmat.
Pembiayaan Kendaraan Listrik pada 2023 Diprediksi Tembus Rp 170 Miliar
Sebelumnya, pembiayaan kendaraan listrik pada 2023 diprediksi akan ditutup dengan angka mencapai Rp 170 miliar. Angka itu untuk kendaraan listrik segmen roda dua dan roda empat.
"Kalau tahun ini, kita perkirakan bisa tutup (pembiayaan kendaraan listrik) hingga Rp 160-170 miliar," kata Presiden Direktur Adira Finance Dewa Made Susila seperti dilkutip dari Antara, Minggu (19/11/2023).
Kepercayaan diri menyoal angka pembiayaan kendaraan listrik terlihat berkat capaian positif yang didapat hingga Oktober, yang telah mencapai Rp 140 miliar dari kedua segmen tersebut. Komposisi pembiayaan tersebut masih didominasi kendaraan roda empat.
"Tahun ini baru sampai Oktober saja, sudah sampai Rp 140 miliar dari motor dan mobil listrik. Komposisinya 70 banding 30 persen," kata Dewa Made Susila menjelaskan.
Menurut dia, perkembangan tren elektrifikasi di Indonesia sudah sangat begitu pesat, terlihat berkat respon konsumen elektrik di Indonesia yang sudah teredukasi dengan baik. "Kita melihat memang kendaraan listrik ini cukup positif trennya, terlebih jika ditambah dengan infrastruktur yang cukup baik lagi itu akan lebih bagus lagi ke depannya," ujar dia.
Meski begitu, jika dibandingkan dengan keseluruhan pembiayaan yang ada di Adira Finance, porsi pembiayaan kendaraan listrik cenderung masih kecil yakni baru mencapai 1-2 persen saja. Dengan adanya perkembangan infrastruktur dan juga edukasi yang lebih, Adira Finance meyakini akan terjadinya kenaikan yang cukup positif.
Menurut catatan yang dibagikan, untuk secara keseluruhan pembiayaan Adira Finance, pada kuartal III 2023, mereka mencatatkan pertumbuhan positif dengan pembiayaan baru yang tumbuh sebesar 39 persen year-over-year (yoy) menjadi Rp 30,4 triliun.
Piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan pada September 2023 tercatat telah mencapai Rp 52,8 triliun, meningkat 26 persen yoy.
Advertisement
Penjualan Kendaraan Listrik Global Tumbuh 34 Persen
Penjualan kendaraan listrik terus menguat secara global, dimana pasar China berhasil cetak rekor bulanan pada Oktober 2023. Padahal, subsidi di negara tersebut telah berakhir.
Disitat dari Reuters, sebuah perusahaan riset pasar otomotif, Rho Motion menyebutkan Negeri Tirai Bambu mengakhiri skema subsidi yang sudah diberlakukan selama 11 tahun untuk pembelian kendaraan listrik pada 2022. Namun, beberapa otoritas lokal terus menawarkan bantuan atau potongan pajak untuk menarik investasi serta subsidi bagi konsumen.
Penjualan kendaraan listrik di China, sebagai pasar mobil terbesar di dunia, meningakt 29 persen pada Januari hingga September 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pasar kendaraan listrik global menunjukan pertumbuhan 34 persen pada periode yang sama.
Sementara itu, Tiongkok sendiri tengah memasuki dua bulan terkahir tahun ini yang merupakan musim penjualan kendaraan yang tinggi. Sedangkan 2023, akan menjadi tahun penting bagi pasar China, dalam penjualan kendaraan listrik.