Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Pameran Water Art Installation di Indonesia Arena GBK, Senayan, Jakarta, sebagai upaya memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya air.
"#SahabatPUPR, air merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan manusia. Untuk itu Kementerian PUPR menyelenggarakan Pameran Water Art Instalation untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya air," tulis @kemenpupr di akun instagramnya, dikutip Minggu (3/12/2023).
Baca Juga
Pameran tersebut sifatnya terbatas yakni hanya berlangsung mulai Jumat (1/12/2023) hingga Senin (4/12/2023), yang dibuka untuk publik secara gratis pada pukul 09.00-19.00 WIB.
Advertisement
Artinya, masyarakat umum bisa menghabiskan waktu akhir pekannya untuk melihat pameran sekaligus mengikuti talkshow yang disediakan dalam pameran secara gratis. Namun, bagi kamu yang malas mengunjungi pameran di hari Minggu, masih ada kesempatan untuk berkunjung di hari terkahir, pada Senin (4/12).
"Pameran ini berlangsung hingga 4 Desember dan gratis, Sahabat jangan lupa untuk datang ke sini ya," tulis @kemenpupr.
Adapun dalam video postingan yang diunggah, menampilkan pameran Water Art Installation yang mengusung konsep pameran berteknologi immersive.
Dalam Water Art Installation menampilkan isu-isu air, local wisdom, perkembangan teknologi, inovasi pengelolaan sumber daya air, serta promosi World Water Forum ke-10.
Menteri PUPR: Proyek Bendungan Upaya Nyata Atasi Perubahan Iklim
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan dan embung sebagai tampungan air di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu upaya nyata untuk mengatasi ancaman perubahan iklim (climate change).
Hal tersebut disampaikan Menteri Basuki dalam acara Seminar Internasional Teknik Hidrolika /Hydraulic Engineer International Seminar (HEIS) 2023 bertajuk “Water Actions Toward Climate Resilience, Green Economy, and Sustainable Development” yang diselenggarakan Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) di Kampus Universitas Tarumanegara, Jakarta, Sabtu (25/11/2023) siang.
"Untuk menghadapi ancaman perubahan iklim (climate change) Pemerintah Indonesia harus memperbanyak tampungan air (reservoar), baik itu embung dan bendungan. Dan kita utamakan bendungan agar di saat kemarau masih ada cadangan air yang cukup besar," kata Menteri Basuki ditulis Minggu (26/11/2023).
Advertisement
Masih Kalah dari Korea Selatan dan China
Dikatatakan Menteri Basuki, bahwa jumlah bendungan di Indonesia masih jauh jika dibandingkan negara lain seperti Korea Selatan dan China.
"Kita sebagai negara kepulauan besar harus juga berpikir besar (think big) untuk terus menambah jumlah tampungan air. Pemerintah China hingga akhir tahun 2022 tercatat telah memiliki sekurangnya 98.000 bendungan, lalu Korea Selatan mempunyai sekitar 18.000 bendungan,, sementara kita mendekati sekitar 300 bendungan," ujarnya.
Selain itu, Menteri Basuki juga menyatakan pentingnya memperhatikan dan memodifikasi desain bendungan agar dapat berfungsi optimal dalam pemanfaatan air, baik di musim kemarau dan hujan.
"Tidak kalah penting adalah memperbarui desain bendungan, dimana semua bendungan harus punya pintu air agar dapat dioperasikan optimal dalam musim hujan dan kemarau," ujar Menteri PUPR.