Sukses

Mengerikan, Ini Anggaran dan Kekuatan Militer Negara Sekutu Israel

Tak cuma AS, ada sejumlah negara yang juga menjadi sekutu Israel. Negara-negara tersebut terbilang memiliki kekuatan militer menakutkan.

Liputan6.com, Jakarta Israel melakukan pengeboman di Gaza pada Minggu 3 Desember 2023, ketika seruan internasional meningkat untuk perlindungan yang lebih besar terhadap warga sipil dan pembaruan gencatan senjata yang telah berakhir dengan kelompok militan Palestina Hamas.

Serangan yang dilakukan Israel ini dilakukan usai masa gencatan senjata selama sepekan berakhir.

Tentara Israel mengatakan mereka telah melakukan lebih dari 400 serangan di Gaza sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat 1 Desember, sementara Hamas mengumumkan "serangan roket" terhadap beberapa kota di Israel termasuk Tel Aviv.

Serangan kembali yang dilakukan Israel di Gaaza pun mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berjanji setia untuk terus membantu Israel di Jalur Gaza. Blinken juga menyalahkan Hamas usai gencatan senjata berakhir. 

"Kami akan terus mendukung Israel hingga akhir perang," ujar Blinken saat berada di Dubai, dikutip Middle East Monitor.

Tak cuma AS, ada sejumlah negara yang juga menjadi sekutu Israel. Negara-negara tersebut terbilang memiliki kekuatan militer menakutkan.

Berikut Daftar Kekuatan Militer Negara Sekutu Israel

1. Amerika Serikat

Global Fire Power menempatkan AS di peringkat ke-1 dunia dengan dukungan anggaran pertahanan mencapai USD 761 miliar. Selain itu, jumlah personil militer AS mencapai lebih dari 1,8 juta prajurit.

  • Kekuatan Udara: AS tercatat memiliki 13.300 pesawat tempur dan pendukungnya, dimana dari jumlah tesebut ada 1.914 jet tempur.
  • Kekuatan Laut: AS memiliki 484 aset pertahanan laut.
  • Kekuatan Darat: Pertahanan sisi darat, AS tercatat memiliki 5.500 tank, 303.553 kendaraan, dan 1.716 MLRS (Rocket Artillery)

2. Inggris

Global Fire Power menempatkan Inggris di peringkat ke-5 dunia dengan dukungan anggaran pertahanan mencapai USD 50,2 miliar. Selain itu, jumlah personil militer Inggris mencapai lebih dari 231 ribu prajurit.

  • Kekuatan Udara: Inggris tercatat memiliki 663 pesawat tempur dan pendukungnya, dimana dari jumlah tesebut ada 119 jet tempur.
  • Kekuatan Laut: Inggris memiliki 4734 aset pertahanan laut.
  • Kekuatan Darat: Pertahanan sisi darat, Inggris tercatat memiliki 227 tank, 73.296 kendaraan, dan 29 MLRS (Rocket Artillery) 

3. Prancis

Kekuatan militer Prancis juga tak bisa dipandang sebelah mata. Global Fire Power menempatkan Prancis di peringkat ke-9 dunia dengan dukungan anggaran pertahanan mencapai USD 45,9 miliar. Selain itu, jumlah personil militer Prancis mencapai lebih dari 415 ribu prajurit.

  • Kekuatan Udara: Prancis tercatat memiliki 1.004 pesawat tempur dan pendukungnya, dimana dari jumlah tesebut ada 226 jet tempur.
  • Kekuatan Laut: Prancis memiliki 126 aset pertahanan laut.
  • Kekuatan Darat: Pertahanan sisi darat, Prancis tercatat memiliki 222 tank, 72.676 kendaraan, dan 13 MLRS (Rocket Artillery)
2 dari 5 halaman

Menlu AS Berjanji Bantu Israel hingga Akhir Perang di Jalur Gaza

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berjanji setia untuk terus membantu Israel di Jalur Gaza. Blinken juga menyalahkan Hamas usai gencatan senjata berakhir. 

"Kami akan terus mendukung Israel hingga akhir perang," ujar Blinken saat berada di Dubai, dikutip Middle East Monitor, Minggu (3/12/2023). 

"Penting untuk memahami kenapa jeda berakhir. Itu berakhir karena Hamas," kata Blinken.

Untuk sekarang, Blinken berjanji untuk memastikan supaya warga sipil Gaza tidak menjadi korban dari perang. Pihak AS juga masih fokus agar semua tawanan bisa pulang dengan selamat dan mencegah konflik meluas.

"Kami intens berfokus agar semuanya pulang, memulangkan pra tawanan. Kami juga sangat terfokus, seperti yang kami lakukan selama ini, agar berusaha memastikan bahwa konflik ini tidak menyebar, agar ini ini tidak tereskalasi di tempat-tempat lain," tegas Antony Blinken.

Meski mendukung Israel, Blinken turut menyatakan bahwa AS akan terus berupaya melindungi Palestina dan mendukung kenegaraan Palestina. 

Sementara, Senator AS Elizabeth Warren menegaskan agar gencatan senjata di Jalur Gaza dilanjutkan. Politisi sekaligus ekonom dari Universitas Harvard itu meminta semua pihak untuk berusaha agar gencatan senjata kembali terwujud. 

"Gencatan senjata berfungsi. 100+ tawanan dilepas, bantuan kemanusiaan mulai mencapai rakyat Palestina yang membutuhkan, dan warga sipil aman dari luka baik itu di Israel dan Gaza. Semua pihak harus bekerja untuk melanjutkan gencatan senjata ini dan membangunnya untuk menciptakan perdamaian yang kekal," ujar Elizabeth Warren di situs Twitter.

3 dari 5 halaman

Israel Lanjut Bombardir Gaza, 400 Lebih Serangan Sejak Gencatan Berakhir Jumat 1 Desember 2023

Israel melakukan pengeboman di Gaza pada Minggu 3 Desember 2023, ketika seruan internasional meningkat untuk perlindungan yang lebih besar terhadap warga sipil dan pembaruan gencatan senjata yang telah berakhir dengan kelompok militan Palestina Hamas.

Tentara Israel mengatakan mereka telah melakukan lebih dari 400 serangan di Gaza sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat 1 Desember, sementara Hamas mengumumkan "serangan roket" terhadap beberapa kota di Israel termasuk Tel Aviv.

Serangan Israel menghantam kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada Sabtu 2 Desember malam, menewaskan sedikitnya 13 orang, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa yang dikutip dari Channel News Asia (CNA).

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris pada hari Sabtu dengan tajam menegur meningkatnya jumlah korban sipil dalam perang delapan minggu Israel, yang dipicu oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober.

"Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah terbunuh. Sejujurnya, skala penderitaan warga sipil serta gambar dan video yang datang dari Gaza sangat menyedihkan," kata Kamala Harris kepada wartawan pada perundingan iklim PBB di Dubai.

 

4 dari 5 halaman

Anak-Anak Kembali Jadi Korban

Menurut PBB, diperkirakan 1,7 juta orang di Gaza – lebih dari dua pertiga populasi – telah mengungsi akibat perang yang berlangsung selama delapan minggu.

Fadel Naim, kepala dokter di rumah sakit Arab Al-Ahli di Kota Gaza, mengatakan kamar mayatnya telah menerima 30 jenazah pada hari Sabtu, termasuk tujuh anak-anak.

"Pesawat mengebom rumah kami: tiga bom, tiga rumah hancur," kata Nemr al-Bel, 43, kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dia menghitung ada 10 orang tewas di keluarganya dan "13 lainnya masih di bawah reruntuhan".

Adapun warga Gaza kekurangan makanan, air dan kebutuhan pokok lainnya, dan banyak rumah hancur. Badan-badan PBB telah menyatakan bencana kemanusiaan, meskipun beberapa truk bantuan tiba pada hari Sabtu.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan Israel telah meminta LSM-LSM untuk tidak membawa konvoi bantuan melintasi perbatasan Rafah dari Mesir setelah gencatan senjata berakhir. Namun pada Sabtu 2 Desember, badan amal tersebut mengatakan rekan-rekannya di Mesir telah berhasil mengirimkan sejumlah truk.​

Hamas menerobos perbatasan militer Gaza ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 warga Israel dan orang asing, menurut pihak berwenang Israel.

 

5 dari 5 halaman

Masih 137 Sandera Israel di Gaza

Gencatan senjata selama sepekan, yang ditengahi dengan bantuan Qatar dan didukung oleh Mesir dan Amerika Serikat, menghasilkan pembebasan 80 sandera Israel dengan imbalan 240 tahanan Palestina.

Namun gencatan senjata itu berakhir dan kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanggar ketentuannya.

Israel mengatakan bahwa Hamas telah mencoba menembakkan roket sebelum gencatan senjata berakhir, dan mereka gagal memberikan daftar sandera lebih lanjut untuk dibebaskan.

Para perunding Israel meninggalkan Doha pada hari Sabtu (2/12) setelah menemui jalan buntu dalam perundingan yang bertujuan untuk menghentikan kembali permusuhan.

Tentara Israel pada hari Sabtu mengatakan 137 sandera masih ditahan di Gaza.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu (2/12) bahwa tindakan militer baru diperlukan untuk "menciptakan kondisi yang mendorong (Hamas) harus membayar mahal, dan itu adalah pembebasan sandera".

Israel berjanji untuk melenyapkan Hamas sebagai tanggapannya dan melancarkan kampanye udara dan darat yang telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, sebagian besar adalah warga sipil, kata otoritas Hamas yang menguasai Gaza.