Sukses

4 Gunung Erupsi, AirNav Indonesia Pastikan Tak Ganggu Penerbangan

Seperti diketahui, tak hanya Gunung Marapi di Sumatera Barat saja yang meletus, aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) juga ikut meningkat pada Minggu, 3 Desember 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia memastikan sampai saat ini tidak ada penerbangan yang terdampak dari erupsi empat gunung berapi. Empat gunung yang mengalami erupsi tersebut adalah Gunung Marapi, Gunung Semeru, Gunung Anak Krakatau dan Gunung Lewotolo 

"Hingga statement ini dikeluarkan, belum ada penerbangan yang terdampak," ucap Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Hermana Soegijantoro Dikutip dari Antara, Selasa (5/12/2023).

Seperti diketahui, tak hanya Gunung Marapi di Sumatera Barat saja yang meletus, aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) juga ikut meningkat pada Minggu, 3 Desember 2023.

Jika Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkaniknya mencapai 3.000 meter, maka ketinggian semburan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK) hanya 1.500 meter.

Mengutip Magma Indonesia, aplikasi resmi PVMBG, Kementrian ESDM, sejak dini hari tadi hingga siang ini, Senin, 4 Desember 2023, Gunung Anak Krakatau (GAK) telah meletus sebanyak empat kali. Ketinggian semburan abu vulkaniknya mencapai 1.500 di atas puncak.

Erupsi pertama terjadi pukul 02.21 WIB dengan ketinggian semburan abu vulkaniknya mencapai 500 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna hitam tebal mengarah ke barat laut. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 55 mm selama 35 detik.

Banyak Letusan

Letusan kedua terjadi pukul 02.42 WIB dengan ketinggian semburan abu vulkaniknya mencapai 1.000 meter diatas puncak. Kolom abu berwarna hitam tebal mengarah ke barat laut. Letusan itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 70mm selama 2 menit 16 detik. 

Erupsi Gunung Anak Krakatau ketiga terjadi pukul 06.23 WIB dengan ketinggian 1.000 meter, kolom abu berwarna kelabu hingga hitam mengarah ke barat laut. Letusan gunung berapi di perairan Selat Sunda itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 60mm selama 1 menit 8 detik. 

Letusan Gunung Anak Krakatau keempat terjadi pukul 09.56 WIB dengan ketinggian 1.500 meter di atas puncak. Semburan abu vulkaniknya berwarna hitam, mengarah ke barat laut. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimumnya 70mm selama 43 detik. 

 

2 dari 3 halaman

Gunung Marapi Masih Terus Erupsi, Hujan Abu Selimuti Agam dan Sekitarnya

Usai meletus hebat pada Minggu (3/12/2023), Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, masih terus erupsi hingga hari ini.

Pantauan Liputan6.com pada Selasa (5/12/2023) di Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, hujan abu yang terjadi di wilayah ini cukup tebal.

Salah seorang warga di Kecamatan Sungai Pua, Yulita mengatakan pada hari Minggu dan Senin setelah letusan Marapi abunya tidak setebal ini. Sedangkan hari ini Selasa (5/12/2023) pagi abunya sangat tebal.

"Berkendara kalau tidak pakai masker dan helm itu susah, mata perih dan kalau terhirup langsung batuk," jelasnya.

Sebelumnya, Sekretaris BPBD Agam Olkawendri di Lubuk Basung, Olkawendri mengatakan, terdapat 14 kecamatan yang terdampak hujan abu dan batu sebanyak empat kecamatan yakni, Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Malalak.

Sedangkan kecamatan yang terdampak hujan abu sebanyak 10 kecamatan yakni, Kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.

"Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari tidak terdampak erupsi Gunung Marapi,"

Warga diimbau tidak ke luar rumah dan memakai masker, agar terhindar dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

"Jangan ke luar rumah dan gunakan masker ketika berpergian," katanya.

3 dari 3 halaman

Catatan Pos Pantau

Kepala Pos Gunung Api (PGA) Marapi Ahmad Rifandi, Selasa (5/12/2023) menyebutkan, Gunung Marapi tercatat mengalami 46 kali erupsi dan 66 kali embusan selama dua hari belakangan, yakni Minggu dan Senin (3-4/12/2023). 

"Selama dua hari total 46 erupsi dan 66 kali embusan yang terjadi dengan erupsi eksplosif pertama kali pada tanggal 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 3.000 meter di atas puncak atau 5.891 meter di atas permukaan laut," katanya.

Ahmad Rifandi merinci, pada Minggu (3/12/2023) Gunung Marapi mengalami erupsi sebanyak 36 kali dan 16 kali embusan. Sedangkan pada Senin (4/12/2023) terjadi 10 kali erupsi dan 50 kali embusan.

"Pagi ini kembali terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu tidak teramati di jam 06.13 WB, 06.14 WIB, dan 06.24 WIB, dengan amplitudo maksimum 30 milimeter," kata Ahmad Rifandi.

Terjadinya erupsi susulan itu membuat tim SAR gabungan harus waspada, sehingga proses evakuasi korban erupsi Gunung Marapi, yang masih terjebak di sekitar puncak gunung menjadi tertunda.

PGA juga mencatat hasil pengamatan meteorologi berupa cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur, tenggara, dan barat daya. Suhu udara 23,1-26,6 derajat Celsius dengan kelembaban udara 64,3-84,2 persen, dan tekanan udara 681,2-682,2 mmHg.

Sementara volume curah hujan 0,14 mm per hari. Sementara untuk visual, kata dia, gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 400-800 meter di atas puncak kawah.

Gunung Marapi berada di Level II, Waspada, dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung wisatawan tidak diperbolehkan mendaki gunung pada radius tiga kilometer dari kawah puncak.

Gunung Marapi secara administratif terletak dalam wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, dan dipantau secara visual dan instrumental dari PGA yang berada di Jalan Prof Hazairin Nomor 168, Bukittinggi, Sumbar.

Aktivitas vulkanik Gunung Marapi pada awal tahun 2023 didominasi oleh terjadinya erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari 2023 hingga 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 75 – 1.000 meter dari puncak.

Selanjutnya erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi oleh gempa tektonik lokal dan tektonik jauh, hingga akhirnya kembali mengalami erupsi pada awal Desember ini.

 Â