Sukses

PHK Berlanjut di Eropa, Raksasa Telekomunikasi Spanyol Bakal Pecat 5.100 Karyawan

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda negara Eropa, kali ini di sektor telekomunikasi. Mengutip Euro News, Selasa (5/12/2023) perusahaan telekomunikasi terbesar di Spanyol, Telefonica mengatakan kepada serikat pekerja bahwa pihaknya akan memangkas sekitar 5.100 pekerjaan di negara itu pada tahun 2026.

Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda negara Eropa, kali ini di sektor telekomunikasi.

Mengutip Euro News, Selasa (5/12/2023) perusahaan telekomunikasi terbesar di Spanyol, Telefonica mengatakan kepada serikat pekerja bahwa pihaknya akan memangkas sekitar 5.100 pekerjaan di negara itu pada tahun 2026.

PHK ini merupakan upaya mengurangi biaya dan menyesuaikan ukuran perusahaan dengan pasar saat ini, menurut keterangan juru bicara serikat pekerja UGT.

Diketahui, Telefonica saat ini mempekerjakan sekitar 21.000 orang di Spanyol, sementara tenaga kerja globalnya berjumlah lebih dari 103.000 orang.

Perusahaan mendasarkan keputusannya pada alasan produktivitas, organisasi dan teknis, kata juru bicara serikat pekerja ketika Telefonica dan serikat pekerja mulai merundingkan PHK.

Dalam sebuah pernyataan, Telefonica membenarkan adanya langkah penyesuaian tenaga kerja tersebut, namun menolak menyebutkan berapa banyak lapangan kerja yang akan mereka PHK.

Otomatisasi dan penggantian jaringan tembaga dengan serat optik memerlukan lebih sedikit tenaga kerja, sehingga perusahaan secara rutin menyederhanakan penggajiannya selama beberapa tahun terakhir.

 juru bicara serikat pekerja UGT, Diego Gallart mengungkapkan bahwa perusahan akan menegosiasikan besarnya PHK dengan serikat pekerja, sehingga jumlah PHK yang sebenarnya bisa lebih kecil dari 5.100 pekerja yang ditargetkan.

Pertemuan berikutnya antara serikat pekerja dan Telefonica untuk merundingkan persyaratan Pemutusan Hubungan Kerja akan diadakan pekan depan.

PHKtersebut merupakan bagian dari rencana strategis tiga tahun perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas dengan mengurangi belanja modal, meningkatkan pendapatan, dan memangkas biaya.

2 dari 4 halaman

Badai PHK Lagi, Produsen Baterai Kendaraan Listrik AS Pangkas 128 Karyawan

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda pekerja di Amerika Serikat, kali ini di industri baterai kendaraan listrik.

Mengutip US News, Selasa (28/11/2023) startup baterai kendaraan listrik yang berbasis di Michigan, Our Next Energy (ONE) mengatakan bahwa pihaknya telah memangkas sekitar 25 persen tenaga kerjanya.

Angka tersebut setara dengan 128 karyawan Our Next Energy, karena perusahaan menghadapi biaya pinjaman yang tinggi dan perekonomian yang tidak menentu.

Perusahaan yang didirikan oleh mantan eksekutif Apple, Mujeeb Ijaz mengatakan pada bulan Februari 2023 bahwa mereka telah mengumpulkan USD 300 juta dalam pendanaan Seri B, yang memberi nilai perusahaan sebesar USD 1,2 miliar.

Meskipun perusahaan tersebut mengutip "kondisi pasar" sebagai alasan PHK, mereka mengatakan terus fokus pada pendirian gigafactory atau pabrik besar di Michigan dan mengembangkan rantai pasokan baterai di Amerika Utara.

Perusahaan ini meluncurkan paket baterai bebas anoda baru yang dirancang tahun lalu untuk memangkas biaya sel sebanyak 50 persen, sekaligus memberikan jangkauan berkendara hingga 600 mil (965 km).

Pangkas Produksi Baterai

Pemasok Tesla, Panasonic Holdings, pada bulan lalu juga mengumumkan telah memangkas produksi baterai otomotif di Jepang pada kuartal September, menggarisbawahi perlambatan global dalam penjualan kendaraan listrik karena tingginya suku bunga.

Tesla beberapa waktu lalu juga dikabarkan kembali melakukan pemecatan atau PHK di Shanghai, China.

Sejumlah sumber menyebutkan, produsen asal Amerika Serikat ini melakukan pemecatan kepada beberapa pekerja produksi baterai mobil listrik di pabriknya di Shanghai.

3 dari 4 halaman

Bisnis Game Dipangkas, Perusahaan Induk TikTok PHK Ratusan Karyawan

Pemilik jejaring sosial populer TikTok, ByteDance mengungkapkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam langkah mengurangi bisnis gamenya secara signifikan.

Keputusan tersebut diperkirakan akan berdampak pada ratusan karyawan.

Mengutip BBC, Selasa (28/11/2023) juru bicara ByteDance mengatakan bahwa perusahaan secara berkala meninjau bisnisnya dan telah membuat keputusan sulit untuk merestrukturisasi bisnis gamenya.

 Meski ada pemangkasan bisnis, game dengan pemain aktif, seperti Crystal of Atlan dan Earth: Revival akan terus berlanjut. Tetapi game yang belum diluncurkan akan ditutup pada bulan Desember mendatang.

Diwartakan sebelumnya, ByteDance disebut-sebut berencana untuk menjual perusahaan developer atau pengembang Mobile Legends: Bang Bang, Moonton Technology.

Sebuah sumber mengatakan bahwa perusahaan juga telah bertemu dengan beberapa pembeli potensial, dan salah satu perusahaan yang tengah menjajaki kemungkinan ini disebut-sebut berasal dari Arab Saudi.

Pasar video game global diperkirakan bernilai USD 217 miliar tahun lalu, menurut riset pasar dan perusahaan konsultan Grand View Research.

Pembentukan divisi game Nuverse oleh ByteDance pada tahun 2019 secara luas dipandang sebagai dorongan besar menuju sektor yang pernah berkembang pesat ini.

Pada tahun 2021, perusahaan meresmikan statusnya sebagai salah satu dari enam unit bisnis yang menjalani perombakan struktural yang lebih luas.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Nuverse mengakuisisi studio eksternal seperti C4games.

Namun kinerja Nuverse tidak merata dan tidak ada satu pun gamenya yang menjadi tren komersial.

Pesaing ByteDance, Tencent, adalah perusahaan game terbesar di dunia dalam hal pendapatan.

4 dari 4 halaman

Amazon PHK Lagi, Kali Ini 180 Karyawan di Unit Game

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Amazon. Kali ini, PHK terjadi pada karyawan Amazon di unit gaming.

Melansir BBC, Rabu (14/11/2023) Amazon menjadi perusahaan terbaru yang melakukan PHK di industri game, memangkas 180 karyawan di tengah restrukturisasi.

Amazon, yang memiliki situs streaming game Twitch, juga menutup salurannya sendiri di platform tersebut setelah kesulitan mendapatkan popularitas.

Dalam sebuah email kepada stafnya, Amazon mengatakan PHK tersebut merupakan bagian dari upaya restrukturisasi.

"Setelah restrukturisasi awal kami pada bulan April, menjadi jelas bahwa kami perlu lebih memfokuskan sumber daya kami pada area yang memiliki potensi pertumbuhan tertinggi untuk memajukan bisnis kami," tulis wakil presiden Amazon, Games Christoph Hartmann dalam pesan tersebut.Namun dia juga mengatakan perusahaannya sedang merekrut posisi lain di divisi game.