Sukses

Sistem Bayar Tol Tanpa Kartu MLFF Indonesia Pertama di ASEAN, Malaysia dan Singapura Kalah

Indonesia bersama anak usaha perusahaan Hungaria, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) tengah menyiapkan teknologi multi lane free flow (MLFF). Sistem pembayaran tol nirsentuh ini digadang-gadang jadi yang pertama di Asia Tenggara..

Liputan6.com, Jakarta Indonesia bersama anak usaha perusahaan Hungaria, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) tengah menyiapkan teknologi multi lane free flow (MLFF). Sistem pembayaran tol nirsentuh ini digadang-gadang jadi yang pertama di Asia Tenggara.

Namun, VP of Standardization and Monitoring Evaluation Asosiasi Sistem Transportasi Cerdas (ITS) Resdiansyah mengatakan, Malaysia dan Singapura juga sedang merintis sistem pembayaran tol tanpa gerbang.

"Malaysia sekarang MLFF loh, tapi menggunakan RFID (Rasio Identification Number). Singapore coming soon tahun depan menggunakan GNSS," ujar dia di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Resdiansyah juga menyebut India sebagai negara Asia lain yang sudah menjalin kontrak dengan Rusia untuk menerapkan sistem yang sama dengan Indonesia.

"Currently, parallelly dengan India. India juga ada 4.000 km kalau enggak salah konsensinya, tapi dia different vendor from the Russia, using the same technology dengan yang di Indonesia," imbuhnya.

Menurut dia, teknologi MLFF dengan sistem satelit navigasi global (GNSS) di jalan tol sudah banyak diterapkan di berbagai negara Eropa.

"Mostly Eropa sudah pakai GNSS, termasuk karena saya dulu technical advisor untuk GNSS di Germany, di Germany kita gunakan khusus truck saja. Jadi memang kalau eropa sudah mostly," paparnya.

Tidak menutup kemungkinan, kata Resdiansyah, GNSS memang akan menjadi teknologi masa depan yang tak hanya dipakai untuk sistem pengelolaan tol. Sebab, itu bisa menentukan posisi sangat akurat.

"Issue di Indonesia bukan teknologinya. Teknologi is readiness, but our regulation, karena kadang-kadang kita enggak siap," pungkas dia.

2 dari 3 halaman

Belum Seperti Eropa, Indonesia Punya Banyak PR Terapkan MLFF

Sebelumnya, VP of Standardization and Monitoring Evaluation Asosiasi Sistem Transportasi Cerdas (ITS) Resdiansyah menilai, operator jalan tol di masa depan akan dapat banyak keuntungan dengan adanya sistem pembayaran tol tanpa henti, alias multi lane free flow (MLFF). Hanya saja, penerapan sistem tersebut di Indonesia saat ini masih punya banyak PR.

Ia menilai, yang perlu ditegakkan salah satunya terkait sistem database tentang electronic identification registration. Tujuannya, guna mencegah masuknya kendaraan yang menempelkan plat nomor palsu.

"Cuman, yang perlu kita tegakkan adalah sistem database kita tentang electronic registration identification. Karena kan kita tahu, sering nombok nomor palsu. Jadi itu enggak ke-detect mobilnya siapa, mau charge ke siapa. Itu yang sedang kita perbaiki bersama Korlantas," ujar Resdiansyah di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Selain itu, Resdiansyah juga menyoroti masih banyaknya truk obesitas atau berlebih muatan, alias over dimension overload (ODOL) yang wara-wiri di jalanan tol.

"Karena kalau itu ditambah lagi teknologi untuk ODOL, untuk scanner, otomatis akan terdeteksi. Jadi dia pas regis, pas dia lewat kena pinalti. Masalah kita di regulasi harus diperkuat dulu regulasi ODOL. Teknologi cuma tools, yang penting perbaikan sistem tol kita di Indonesia," paparnya.

Menurut dia, kondisi di Indonesia berbeda dengan di Eropa yang tak perlu waktu lama untuk bisa menerapkan sistem MLFF. Pasalnya, jenis kendaraan di Benua Biru relatif sama sehingga mudah terdeteksi. Sementara data kendaraan di program nasional Electronic Identification and Registration (ERI) milik Korlantas Polri belum 100 persen tercatat.

"Kalau di Eropa tanpa transisi enggak apa-apa. Di kita coba, jenis kendaraan beda-beda. Pick up aja bisa macam-macam jenisnya. Mungkin perlu transisi itu untuk memastikan," imbuh Resdiansyah.

3 dari 3 halaman

Pemutihan STNK

Apalagi dengan program pemerintah yang pemutihan setiap STNK balik nama, yang kita isukan itu. Yang ditilang saya, tapi mobilnya sudah saya jual. Lah yang mau di-charge siapa kalau dia enggak bayar. Itu sekarang memang Korlantas lagi strengthen itu supaya memastikan semua kendaraan teregister," ungkapnya.

Resdiansyah menilai, jika negara sudah bisa melacak seluruh jenis kendaraan dengan tepat, ia percaya sistem bayar tol tanpa gerbang bisa dilaksanakan dengan baik. Sehingga dapat menutupi pendapatan operator tol meskipun ada 1-2 kendaraan yang belum sesuai aturan.

"Tapi kalau MLFF ini, semua kendaraan sudah teregistrasi. Jadi otomatis kecil kemungkinan bocor. Adapun kemungkinan bocor, tapi kalau kita lihat dia akan kenaikan kendaraan tiga kali lipat, income tiga kali lipat, ada kebocoran 20 persen, income operator masih tercapai," tuturnya.