Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menghadiri acara peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital 2030, di The St. Regis Jakarta, Rabu (6/12/2023). Dalam agenda ini, mendag juga menjadi pembicara pada Leaders' Insight dengan topik Infrastruktur Digital: Kunci Utama Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia.
Zulkifli Hasan menjelaskan, peluncuran buku putih ekonomi digital ini akan menjadikan ekonomi digital Indonesia yang terbaik di ASEAN. Indonesia akan berada di garis depan pengembangan ekonomi digital.
Baca Juga
“Tadi yang disampaikan pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto) sudah kompetensi arah jelas dan mengatakan meyakini bahwa apa yang akan di-launching ini adalah yang terbaik se-ASEAN,” kata Zulkifli Hasan.
Advertisement
Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga menyusun langkah-langkah konkret yang masuk dalam buku strategi nasional pengembangan ekonomi digital tersebut.
Fokus pembentukan percepatan transformasi digital diarahkan untuk mencapai keterpaduan layanan digital nasional, sambil meningkatkan kesadaran dan urgensi bagi UMKM dalam memanfaatkan ideologi digital.
Dalam upaya mendukung inovasi, Menteri Perdagangan menyampaikan rencana menyediakan program akselerator nasional untuk startup. Dan juga memanfaatkan teknologi untuk menjadi prioritas.
Selain itu, mendag juga menceritakan langkah Kemendag mengembangkan perdagangan, memberikan kesempatan yang sama kepada semua pelaku usaha. Ini diharapkan akan memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.
“Mengembangkan perdagangan komisi nasional yang memberikan kesempatan yang sama terhadap semua pelaku usaha,” pungkas Zulkifli Hasan.
Turut hadir dalam acara ini Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung.
3 Hal yang Harus Ada dalam Pengembangan Ekonomi Digital
Sebelumnya, kemajuan Infrastruktur Digital Publik (IDP) menjadi semakin krusial seiring berkembangnya ekonomi digital di Indonesia.
Laporan e-Conomy SEA 2022 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, menunjukkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia mencapai USD 77 miliar pada tahun 2022, dan diperkirakan akan mencapai USD 130 miliar pada tahun 2051.
Menurut Indonesia Digital Identity (VIDA), ada tiga hal penting yang menjadi pondasi utama infrastruktur digital yang disediakan bagi publik untuk akselerasi pengembangan ekonomi digital, yaitu sistem digital untuk mengidentifikasi identitas pengguna, proses pembayaran digital dan transaksi keuangan, serta pertukaran data atau informasi.
"Berbicara mengenai IDP, selain payment dan data sharing, identitas digital menjadi salah satu fundamen yang penting untuk kemajuan IDP dan ekonomi digital," kata Sati Rasuanto, Co-founder & President VIDA, dalam keterangan resmi dikutip Jumat (1/12/2023).
"Identitas digital diperlukan guna memastikan bagaimana agar pemain yang masuk ke dalam ekosistem itu adalah pemain yang terpercaya, dimana terdapat standar verifikasi tertentu yang sama, aman, dan akurat bagi setiap orang," ujarnya, dalam Visionary Talk - BFN IFS 2023 “Enabling Digital Public Infrastructure to Accelerate Fintech Innovations and Achiever Wider Outreach”.
Sati lebih lanjut mengatakan, optimalisasi IDP dapat mempercepat inovasi untuk mencapai jangkauan publik yang lebih luas. Hal tersebut karena, IDP didukung oleh standar atau spesifikasi terbuka yang dapat dioperasikan secara interoperable yang memungkinkan tata kelola transparan dan partisipatif untuk mendorong inovasi, inklusi, dan kompetisi dalam skala besar.
Selain itu, Infrastruktur Digital Publik juga mampu mengatasi tantangan geografis dan biaya transaksi, sehingga pertumbuhan dapat semakin kuat, inovatif, inklusif, berkelanjutan, serta mencapai jangkauan publik yang lebih luas.
Advertisement
Pentingnya Kepercayaan Konsumen
Sebagai pemain teknologi yang mendukung sektor teknologi finansial, VIDA meyakini, ada hal yang perlu dijaga yakni kepercayaan konsumen atau trust.
Hasil riset VIDA dengan Katadata Insight Center mengungkapkan bahwa penggunaan identitas digital pada layanan digital terbukti meningkatkan kepercayaan konsumen dengan fungsi menjaga keamanan data pribadi, meningkatkan efisiensi dan akurasi, serta mempermudah dan mempercepat layanan.
Sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) yang berinduk di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), VIDA memperkenalkan solusi penyedia digital identity yang memanfaatkan otentikasi multi-faktor, tanda tangan digital, dan verifikasi identitas yang aman, mudah, dan juga memberikan kepastian hukum.
Ralitsha, Signature Inspiration Specialist berbagi pengalamannya tentang bagaimana VIDA Sign atau produk tanda tangan digital VIDA telah memastikan keaslian dan keautentikan karya intelektualnya.
"VIDA Sign berbasis dari Dukcapil e-KTP dan menggunakan otentikasi wajah pada saat penandatanganan dokumen secara digital. Para pengguna tidak perlu khawatir akan kasus pemalsuan dokumen, karena VIDA Sign menjamin keakuratan dan membuat tanda tangan semakin estetik," paparnya.
VIDA menyampaikan, keterlibatannya dalam Bulan Fintech Nasional (BFN) 2023 bertujuan meningkatkan kesadaran stakeholders betapa pentingnya identitas digital mendorong keberhasilan IDP bagi masyarakat.
Selain itu, VIDA bekerjasama dengan AFTECH juga aktif membuat berbagai kegiatan diantaranya AFTECH Goes to Campus UMN, AFTECH Goes to Campus UI, AFTECH Media Clinic, dan AFTECH Fintech Talk.
Hal tersebut bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat di Indonesia akan literasi digital yang berdampak baik pada inklusi keuangan dan ekonomi digital.