Sukses

Erupsi Gunung Marapi Dipastikan Tak Ganggu Penerbangan

Kementerian Perhubungan memastikan tak ada penerbangan yang terganggu erupsi Gunung Marapi, di Provinsi Sumatera Barat. Mengingat ada operasional Bandara Internasional Minangkabau di sekitaran wilayah terdampak erupsi.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan memastikan tak ada penerbangan yang terganggu erupsi Gunung Marapi, di Provinsi Sumatera Barat. Mengingat ada operasional Bandara Internasional Minangkabau di sekitaran wilayah terdampak erupsi.

Informasi, erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat terjadi sejak 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah melakukan sejumlah pemeriksaan terkait infrastruktur dan operasional penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan M. Kristi Endah Murni mengatakan berdasarkan informasi Ash Notice to Airmen (Ashtam) yang diterbitkan oleh AirNav Indonesia no WAWR2785 pada 6 Desember 2023 pukul 07:30 WIB, sebaran abu vulkanik terdeteksi mengarah ke barat daya dengan ketinggian flight level 150.

Sedangkan berdasarkan data dari aplikasi System of Indonesian Aviation Meteorology (SIAM) milik Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), sebaran abu vulkanik tidak menyentuh lokasi Bandara Internasional Minangkabau.

“Operasional penerbangan di Bandara Minangkabau masih berjalan normal dan tidak ada penerbangan yang terdampak,” ujar Kristi dalam keterangannya, Kamis (7/12/2023).

Sementara itu, pengujian secara kasat mata menggunakan paper test juga dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya abu vulkanik di area Bandara Internasional Minangkabau. Kristi menuturkan, sejak mendapatkan laporan terjadinya erupsi di Gunung Marapi, pihaknya meminta Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang untuk selalu melakukan koordinasi intensif dengan semua stakeholder penerbangan.

Tujuannya agar melakukan mitigasi terhadap pelayanan lalu lintas penerbangan di Bandara Minangkabau untuk menghindari area terdampak abu vulkanik.

 

2 dari 3 halaman

Penanganan Erupsi Gunung Berapi

Lebih lanjut dia menguraikann, sudah ada sistem penanganan erupsi gunung berapi serta penanganan dampak abu vulkanik terhadap operasi keselamatan penerbangan. Bahkan sejak tahun 2019 Ditjen Hubud telah membangun sistem teknologi informasi berbasis web dalam penyediaan informasi aeronautika terpadu.

Itu tertuang melalui I-WISH (Integrated Webbased Aeronautical Information System Handling) yang dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 153 Tahun 2019.

“Dalam sistem I-WISH ini, stakeholders yang terlibat seperti terkait seperti Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kantor Otoritas Bandar Udara, Badan Usaha Angkutan Udara/Airlines, Badan Usaha Bandar Udara dan Penyelenggara Bandar Udara, dapat menyampaikan semua informasi dalam hal penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan CDM (Collaborative Decision Making),” terang Kristi.

“Kami terus melakukan monitoring berupa pemantauan dan mengidentifikasi potensi ancaman debu vulkanik ke penerbangan, termasuk rute penerbangan dan fasilitas bandara,” pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

23 Orang Meninggal

Diberitakan sebelumnya, Jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023) bertambah menjadi 23 orang setelah ditemukannya satu korban terakhir pada Rabu (6/12/2023) sore.

Korban terakhir yakni Siska Afrina (22) asal Solok Selatan. Dengan demikian dari total 75 korban, 52 di antaranya dinyatakan selamat dan 23 korban meninggal dunia.

Menyisir Lokasi

Wakapolda Sumatera Barat (Sumbar) Brigjen Pol Edi Mardianto mengatakan usai ditemukannya korban terakhir, tim evakuasi gabungan telah melakukan penyisiran di sekitar kawah Gunung Marapi yang masih berpotensi ada korban lain yang tidak masuk dalam data.

"Tim tidak menemukan korban lain diluar data yang ada," jelasnya, Rabu (6/12/2023).

Ia menyampaikan jika memang ada laporan lain terkait orang hilang maka proses pencarian dan evakuasi akan dibuka kembali, dikarenakan pintu masuk Marapi yang cukup banyak.