Liputan6.com, Jakarta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar ziarah dan tabur bunga di Kompleks Makam Pionir Transmigrasi di Kecamatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat.
Prosesi tabur bunga dipimpin oleh Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendes PDTT Danton Ginting Munthe.
Baca Juga
Kegiatan tabur bunga di Kompleks Makam Pionir Transmigrasi ini merupakan agenda rutin dalam menyongsong Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) yang tahun ini telah memasuki ke-73 tahun.
Advertisement
Kemendes PDTT mengambil tema HBT ke-73 "Transmigrasi Satukan Negeri" yang direncanakan akan dipusatkan di Kabupaten Lampung Timur pada 12 Desember 2023. Hari Bhakti Transmigrasi diperingati setiap tanggal 12 Desember.
Bila menilik sejarah, makam ini berawal dari peristiwa pada 11 Maret 1974, hari berduka bagi sejarah panjang transmigrasi di Indonesia yang sudah berjalan sejak 1905.
Rombongan Transmigran Alami Kecelakaan
Pada saat itu, rombongan transmigran asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang menuju Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Rumbia di Lampung mengalami peristiwa memilukan. Satu dari enam bus pengangkut 70 transmigran asal Kecamatan Andong, Boyolali, mengalami kecelakaan.
Musibah tersebut menimbulkan korban jiwa sebanyak 67 orang yang terdiri atas orang dewasa dan anak-anak. Korban meninggal kemudian dimakamkan pada area khusus seluas 0,25 Ha yang disediakan oleh Departemen Transmigrasi (pada waktu itu) di dekat tempat pemakaman umum tak jauh dari lokasi kejadian.
Para transmigran yang meninggal dalam peristiwa tersebut, kemudian ditetapkan sebagai "Pionir Pembangunan Transmigrasi" karena merupakan bagian dari rombongan transmigran pertama di Indonesia yang diberangkatkan ke lokasi transmigrasi.
Â
Ziarah dan Tabur Bunga
Saat berziarah dan tabur bunga di makam pionir transmigrasi, Dirjen Danton Ginting Munthe juga menyerahkan buku berjudul Jer Basuki Mawa Beya – Kisah Inspiratif Perjuangan Transmigran Menuju Kesuksesan, serta memberikan santunan kepada ahli waris pioner transmigrasi, yaitu Jaelani, Sangidu, dan Suyamto) serta Juru Kunci Makam Pionir Transmigrasi.
Dirjen Danton yang bertindak sebagai inspektur upacara menyampaikan bahwa kegiatan ini antara lain sebagai momen refleksi untuk mengingat peristiwa penting dalam sejarah pembangunan transmigrasi di Tanah Air.
"Ini menjadi bukti komitmen Kementerian Desa dan PDTT dalam terus menggelorakan program transmigrasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang tidak perlu diragukan lagi," tegas Danton.
Konsep transmigrasi pada dasarnya menjadi upaya pemerintah untuk memindahkan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain di dalam suatu negara dengan tujuan pengembangan daerah tertentu.
Secara etimologi, istilah kata transmigrasi berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata trans yang berarti seberang dan migrare yang berarti berpindah. Istilah ini sudah terkenal sejak zaman pemerintah Kolonial belanda dan pertama kali dikemukakan secara resmi oleh Ir. Soekarno pada tahun 1927.
Advertisement