Liputan6.com, Kalimantan Tengah Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan sebagai upaya mewujudkan cadangan pangan nasional. Sinergi itu diwujudnyatakan melalui asistensi dengan pendampingan teknologi pangan di lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Pengembangan lumbung pangan di Gunung Mas memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam proyeksi keberhasilan panen pada tanaman, masih memerlukan maksimalisasi intensifikasi menyeluruh.
Baca Juga
"Untuk komoditas tanaman pangan di lahan baru seperti ini, diperlukan olah tanah, pengairan dan pemupukan dengan treatment yang khusus," ujar Andriansyah, petugas pelaksana lapang dari Kementan di Kalimantan Tengah ketika ditemui di lahan food estate Gunung Mas, Rabu (6/12).
Advertisement
Â
Di dalam pengolahan lahan, food estate Gunung Mas merupakan lahan spodosol yang cenderung dibawahnya memiliki lapisan spodik cenderung berpasir. Namun Andriansyah memiliki keyakinan performansi hasil tanaman di lahan food estate Gunung Mas Kalimantan Tengah akan meningkat dengan asistensi teknologi.Â
"Pendampingan teknologi yang dilakukan di percontohan tanaman jagung ini adalah dengan pemberian unsur organik, kapur dan pemupukan seperti NPK," ujarnya.
Dengan perlakuan secara khusus di lahan tersebut, komoditas tanaman pangan seperti komoditas jagung diprediksi akan berangsur meningkat di produksi ke dua, ke tiga dan seterusnya.Â
"Produktivitas rata-rata tanaman jagung di Kalimantan Tengah 4 sampai 5 ton per hektar, dengan pendampingan teknologi bisa bertambah di tanam berikutnya, ini tahap awal," katanya.Â
Di dalam pengolahan tanah lainnya, tim asistensi Kementan melakukan pembangunan parit di masing-masing border lahan percontohan untuk menghindari cepatnya laju erosi. Andriansyah menegaskan, selain tanaman pangan, lahan food estate Gunung Mas diduga memiliki kesesuaian dengan pertanaman komoditas hortikultura.
Â
"Jika dilihat dari lahan yang berpasir, cocok juga dengan semangka, dan kacang tanah," ujar Andriansyah.
Sementara itu untuk asistensi pengairan, Adang Hamdani Petugas pengawal irigasi lahan dari Kementan menjelaskan perlakukan untuk food estate Gunung Mas Kalteng diberikan pendampingan teknologi spool spray dengan tekanan rendah.
"Di lahan ini, jika masuk musim kering akan sangat kering, maka dari itu kita cari air kita tampung ke embung dan kita supplay ke tandon-tandon di sini yang berkapasitas 20 ribu, dan dibagikan dengan spool spray untuk menghemat air," ujar Adang.
Adang kembali menambahkan jika tim Kementan mengaplikasikan penambahan injektor fertigasi yang digunakan untuk menambahkan input pupuk di dalam aliran pengairan tanaman. Perkembangan tanaman juga cukup baik, dengan sumber air yang cukup meski terjadi el nino pada beberapa bulan terakhir.
"Dipertanaman jagung yang sudah berjalan dua bulan ini, untuk sepuluh hari pertama kita lakukan dengan pupuk tugal, dan di support tidak hanya pemupukan dari atas, namun juga diberikan pemupukan bersama aliran air," kata Adang.
Â
(*)