Sukses

Rupiah Ditutup Melemah Tipis Lawan Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 2 poin dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 15 point dilevel Rp 15.517 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.515.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah menjelang akhir pekan pada Jumat, 8 November 2023. Pelemahan USD terjadi seiring data lowongan kerja dan payroll swasta menunjukkan pasar tenaga kerja Amerika yang melemah. Data bulan November akan dirilis hari ini.

“Tanda-tanda pasar tenaga kerja yang melemah akan mengurangi dorongan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama,” ungkap Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis pada Jumat (8/12/2023).

Pembacaan pada hari Jumat juga terjadi hanya beberapa hari sebelum pertemuan terakhir The Fed untuk tahun ini. Bank Sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya. Namun pasar masih mencari kapan The Fed dapat mulai menurunkan suku bunganya pada 2024 mendatang.

“Ekspektasi bahwa penurunan suku bunga dapat dilakukan segera setelah bulan Maret 2024 telah mendorong penguatan mata uang Asia dalam beberapa sesi terakhir,” kata Ibrahim.

Selain itu, pidatonya Gubernur Bank of Japan memicu pembalikan tajam spekulasi akan pelemahan Yen lebih lanjut, sekaligus memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral Jepang akan mengakhiri rezim suku bunga negatifnya pada tahun 2024. Hal ini membantu yen memperkuat data sebelumnya yang menunjukkan bahwa perekonomian Jepang menyusut lebih dari perkiraan awal pada kuartal ketiga.

Rupiah Melemah Tipis pada Jumat, 8 Desember 2023

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 2 poin dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 15 point dilevel Rp 15.517 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.515.

“Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.490- Rp 15.550,” demikian prediksi Ibrahim.

 

2 dari 2 halaman

Cadangan Devisa RI

Laporan Bank Indonesia (BI) menunjukkan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 meningkat sebesar USD 5 miliar menjadi USD 138,1 miliar.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 yang sebesar USD 133,1 miliar.

Posisi cadangan devisa tersebut ditopang oleh penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan jasa.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” Ibrahim menyoroti.

“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.