Liputan6.com, Jakarta Harga logam mulia yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk atau biasa disebut dengan emas Antam masih tak berubah dengan harga kemarin pada akhir pekan ini. Harga emas terbaru di Antam masih dipatok Rp 1.107.000 per gram pada Senin (11/12/2023).
Demikian juga dengan harga emas Antam untuk pembelian kembali atau buyback masih bertahan di posisi Rp 1.006.000 per gram. Harga buyback ini merupakan patokan bila Anda menjual emas, maka harga emas Antam akan dihargai Rp 1.006.000 per gram.
Baca Juga
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Advertisement
Antam juga menawarkan beberapa seri emas seperti emas seri batik, gift seri dengan ukuran beragam. Harga emas Antam hari ini belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Hingga pukul 05.31 WIB, harga emas Antam sebagian besar masih ada.
Rincian Harga Emas Antam
Berikut rincian harga emas Antam hari ini, melansir laman logammulia.com, Senin (11/12/2023):
- Harga emas Antam 0,5 gram = Rp 603.500
- Harga emas Antam 1 gram = Rp 1.107.000
- Harga emas Antam 2 gram = Rp 2.154.000
- Harga emas Antam 3 gram = Rp 3.206.000
- Harga emas Antam 5 gram = Rp 5.310.000
- Harga emas Antam 10 gram = Rp 10.565.000
- Harga emas Antam 25 gram = Rp 26.287.000
- Harga emas Antam 50 gram = Rp 52.495.000
- Harga emas Antam 100 gram = Rp 104.912.000
- Harga emas Antam 250 gram = Rp 262.015.000
- Harga emas Antam 500 gram = Rp 523.820.000
- Harga emas Antam 1.000 gram = Rp 1.047.600.000.
Kabar Buruk, Harga Emas Diprediksi Kembali Terjun Bebas Pekan Ini
Harga emas dunia menyerah pada perdagangan pekan lalu. Harga emas tak mampu mempertahankan posisi di atas USD 2.000 per ounce pada minggu lalu.
Setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di awal Desember 2023, harga emas dunia harus menyerah dengan anjlok dalam di akhir pekan kemarin. Harga emas menyentuh USD 2.150 per ounce di perdagangan Senin, tetapi harga logam mulia cenderung menurun pada hari-hari berikutnya dan bertahan pada support di sekitar USD 2.000.
Survei emas mingguan terbaru yang dijalankan oleh Kitco News terbaru menunjukkan sebagian besar investor ritel masih memperkirakan kenaikan harga emas dunia pada minggu ini. Sementara sebagian besar analis pasar telah berubah prediksi menjadi bearish atau netral terhadap prospek jangka pendek logam kuning ini.
Penerbit VR Metals/Resource Letter Mark Leibovit telah mengubah prediksinya dari bullish ke netral untuk minggu ini.
"Dengan menguatnya Dolar AS dan setelah minggu lalu melemah, saya pikir kita harus berhati-hati di sini," katanya dikutip dari Kitco, Senin (11/12/2023)"Jadi, saya memilih netral untuk saat ini."
Sedangkan kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski bersikap bearish terhadap harga emas untuk minggu ini.
“Reaksi pasar terhadap data nonfarm payrolls dan inflasi upah hari ini mendorong kenaikan imbal hasil treasury dan dolar AS serta sedikit memukul mundur harga emas,” katanya.
"Saya pikir The Fed tidak akan terlalu dovish seperti yang diharapkan oleh para investor yang mungkin melanjutkan koreksi pada emas yang dimulai setelah lonjakan semalam yang dimulai pada minggu perdagangan ini." jelas dia.
Advertisement
Penurunan Harga
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, telah mengubah pendiriannya terhadap logam mulia dari netral menjadi negatif.
“Meskipun prospek fundamental jangka panjang sangat positif, emas rentan terhadap berita buruk setelah kenaikan yang kuat, seperti yang saya tulis minggu lalu. Dan sepertinya kita mendapat kabar buruk itu dengan data lapangan kerja resmi AS yang lebih kuat dari perkiraan. laporan ini, menghancurkan optimisme laporan terbaru lainnya, dan mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat."
Day mengatakan dia melihat penurunan lebih lanjut untuk logam kuning.
"Emas dapat dengan mudah jatuh kembali di bawah USD 2.000, untuk mendukung sekitar USD 1975," katanya."Namun, premis fundamentalnya adalah bahwa The Fed dan bank sentral lainnya akan berhenti melakukan pengetatan dalam menghadapi memburuknya perekonomian dan beban utang yang tidak dapat dikelola sementara inflasi masih tetap tinggi, dan skenario ini sangat bullish untuk emas."