Liputan6.com, Jakarta - Charlie Munger meninggal dunia di usia 99 tahun pada 28 November. Dia merupakan seorang miliarder, lulusan Hukum Hardvard.
Dia pernah menjabat sebagai Direktur Costco Wholesale Corporation dan ketua Daily Journal Corporation. Sebelum wafat, Munger sempat menuliskan refleksi tentang kehidupan dan kariernya. Ini merupakan salah satu tulisan terakhirnya.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Kamis (14/12/2023), Munger beranggapan bahwa anak-anak dan cucu-cucunya mungkin tidak akan memikirkannya, tetapi dia berharap anak dan cucunya bisa melihat kehidupan Munger sebagai contoh. Bagaimana menjadi sukses dalam karier dan hubungan, dengan melihat apa yang dia lakukan sebelumnya.
Advertisement
Ketika Munger masih muda, ayahnya adalah seorang pengacara. Salah satu sahabatnya, Grant McFayden, dealer Pioneer Ford di Omaha, adalah seorang klien ayahnya. Dia adalah seorang yang brilian dan mandiri, dengan pesona dan integritas yang luar biasa.
Di waktu yang sama, ayah Munger memiliki klien lain yang sombong dan tidak adil. Suatu hari, Munger bertanya kepada ayahnya.
"Mengapa Anda melakukan begitu banyak pekerjaan untuk Mr. X, pria sombong ini, dan bukannya bekerja lebih banyak untuk orang-orang baik seperti Grant?"
Demikian jawab ayahnya, "Grant memperlakukan karyawannya dengan benar, pelanggannya dengan benar, dan masalahnya dengan benar," jelas dia
"Dia tidak memiliki bisnis hukum yang cukup untuk mempertahankan di Coca-Cola. Tetapi Mr. X adalah ladang ranjau bisnis hukum yang luar biasa."
Percakapan ini mengajarkan Munger bahwa terkadang, kita mungkin harus menjual jasa Anda kepada orang yang kurang baik, terutama jika itu yang harus Anda lakukan untuk memberi makan keluarga kita.
Charlie Munger memiliki dua anak, Charles dan Wendy. Berbagai pelajaran penting yang mereka pelajari dari Munger selama bertahun-tahun. Harapannya adalah anaknya akan memegang semua ini sampai ulang tahun ke-100 mereka.
Selalu Kembalikan Kendaraan yang Dipinjam dengan Tangki Penuh
"Pada hari terakhir liburan ski keluarga di Sun Valley, ketika saya berusia sekitar 15 tahun, ayah saya dan saya sedang berkendara kembali di tengah salju ketika dia mengambil jalan memutar selama 10 menit untuk mengisi bahan bakar Jeep merah yang kami kendarai.
Dia diburu waktu agar kami sekeluarga dapat mengejar pesawat pulang, jadi saya terkejut ketika dia berhenti di pom bensin dan mendapati tangki bensinnya masih setengah penuh.
"Saya bertanya kepada ayah saya mengapa kami berhenti ketika kami memiliki banyak bensin, dan dia menegur saya, 'Charlie, ketika Anda meminjam mobil orang, Anda selalu mengembalikannya dengan tangki bensin yang penuh," cerita Munger.
Tahun pertama Munger di Stanford, seorang kenalan meminjamkan mobilnya kepada dia. Tangki bensinnya masih setengah penuh, dan Audi Fox berwarna merah, yang mengingatkan Munger pada Jeep itu.
Jadi, Munger mengisi ulang tangki sebelum membawa mobil itu kembali. Dia menyadarinya. Kemudian sepulang meminjam kendaraan tersebut, tak lupa Munger untuk mengisi kembali tangki mobil hingga penuh.
Kemudian, karena perbuatannya yang positif itu, Munger jadi berteman baik dengan pemilik mobil tersebut. Bahkan, si pemilik mobil itulah yang menjadi pendamping pria di pernikahan Munger.
Ayah Munger tidak pernah melewatkan satu poin pun dari kebaikan dan keadikan. "Teladannya mengajari Munger cara mendapatkan teman yang baik dan cara mempertahankannya." tutup Munger.
Advertisement
Jangan Pernah Menyembunyikan Kesalahan
"Ayah saya sering menggunakan meja makan keluarga sebagai forum untuk mendidik anak-anaknya. Salah satu alat pendidikan favoritnya adalah 'dongeng tentang moral', di mana seseorang menghadapi masalah etika dan harus memilih jalan yang benar," beber Munger.
Munger ingat sebuah kisah yang ayahnya ceritakan kepada dirinya tentang seorang petugas keuangan di salah satu perusahaannya yang melakukan kesalahan yang mengakibatkan kerugian ratusan ribu dolar pada bisnisnya.
Begitu dia menyadari kesalahannya, dia langsung menemui presiden direktur perusahaan dan memberitahukannya.
Presiden perusahaan tersebut berkata, "Ini adalah kesalahan yang sangat besar, dan kami tidak ingin Anda melakukan kesalahan yang sama. Namun, manusia membuat kesalahan, dan kami bisa memaafkannya. Anda telah melakukan hal yang benar, yaitu mengakui kesalahan Anda. Jika Anda mencoba menyembunyikannya atau menutupinya untuk waktu yang singkat, Anda akan keluar dari perusahaan ini. Karena itu, kami ingin Anda tetap tinggal."
Munger juga selalu mengingat kisah ini setiap kali dia mendengar ada pejabat pemerintah lain yang memilih untuk menutupi kesalahan mereka, alih-alih bersikap jujur dan memimpin dengan integritas.