Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, mengungkapkan langkah strategis Kementerian Perdagangan (Kemendag) menuju era ASEAN tanpa kertas dan sepenuhnya digital, termasuk dalam hal kepabeanan. Dengan adanya standar perdagangan yang seragam, ASEAN memiliki potensi menjadi pusat digital terdepan.
Hal itu disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat memberikan sambutan dalam peluncuran Visi Indonesia Digital 2045 di Hotel Indonesia Kempinski, Rabu (13/12/2023).
Baca Juga
"Kemendag secara bertahap akan mengarahkan ASEAN menuju era tanpa kertas dan sepenuhnya digital, termasuk dalam aspek kepabeanan. Dengan standar perdagangan yang sudah seragam, ASEAN berpotensi menjadi pusat digital terdepan," kata dia.Â
Advertisement
Dalam menghadapi arus kemajuan teknologi, pemerintah telah menerbitkan Permendag Nomor 31 tahun 2023. Namun, mengingat cepatnya perkembangan teknologi, pihaknya merasa perlu meninjau kembali aturan tersebut.
"Kemajuan teknologi adalah arah yang tidak dapat dihindari. Kami baru saja menerbitkan Permendag No. 31 tahun 2023, tetapi dengan cepatnya perkembangan teknologi, kami merasa perlu meninjau ulang aturan tersebut," ujarnya.
Platform digital saat ini memfasilitasi iklan, promosi, pembayaran, dan pengiriman dalam satu tempat. Namun, diperlukan penyesuaian aturan dalam Permendag untuk mengikuti dinamika tersebut.
"Saat ini, platform digital memungkinkan iklan, promosi, pembayaran, dan pengiriman dilakukan dalam satu tempat. Namun, perlu penyesuaian aturan dalam Permendag untuk menjawab dinamika ini," tambahnya.
Selain itu, ia juga mencatat kerja sama antara TikTok dan Tokopedia, menekankan pentingnya pengawasan dan audit untuk memastikan kesesuaian dengan peraturan.
"Aturan harus disiapkan dengan baik agar sesuai dengan perkembangan teknologi yang pesat. Dengan keluarnya buku putih dan visi 2045, kita berharap Indonesia mencapai kemajuan sesuai dengan cita-cita bersama," pungkasnya.
TikTok Shop Buka Lagi, Mendag Beri Waktu Percobaan 4 Bulan
Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bekerja sama dengan Tiktok resmikan hadirnya kembali Tiktok Shop pada hari ini, Selasa (12/12/2023). TikTok berkomitmen untuk menginvestasikan dana sebesar USD 1,5 miliar atau setara dengan Rp 23,27 triliun.
Menandai kerja sama ini, kedua perusahaan secara perdana meluncurkan kampanye "Beli Lokal" bersamaan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolans) 12.12. Kampanye ini ada di TikTok Shop dan Tokopedia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendukung adanya jalinan kerja sama ini. Terlebih, kerja sama ini akan meningkatkan peluang bagi industri lokal untuk memasarkan produknya baik secara nasional maupun internasional.
"Perkembangan teknologi mau tidak mau mengharuskan kita berusaha dengan sistem yang baru. Kita berikan masa 3 sampai 4 bulan percobaan untuk ini, mudah-mudahan yang pemerintah lakukan dengan Tokopedia dan TikTok membangun sistem e-commerce ini bisa memajukan UMKM," ujar Zulfikli Hasan di Tokopedia Tower.
Zulkifli Hasan menegaskan bahwa diterbitkannya Permendag Nomo 31 Tahun 2023 inilah yang dijadikan patokan, sehingga produk dari luar negeri tidak dengan mudah masuk ke Indonesia seperti sebelumnya.
"Sesuai dengan Permendag 31 Tahun 2023, industri dalam negeri tidak akan terancam, ya. Nanti akan ada tim penilainya. Barang-barang yang dijual harus ada ijin edar. Kalau beauty harus ada BPOM, kalau elektronik harus ada SNI dan layanan pengajuan, kalau makanan harus ada sertifikat halal. Jadi tidak mungkin lagi jualan dari luar," tegasnya.Â
Advertisement
TikTok Bukan E-Commerce
Karena keperluan migrasi dan transisi, saat ini kerja sama dari TikTok dengan Tokopedia ini masih akan dikaji lebih dalam lagi selama 3 dampai 4 bulan.
Zulhas menerangkan bahwa layanan e-commerce TikTok nantinya akan ada dan bisa diakses melalui Tokopedia. Jadi, hanya Tokopedia yang bisa berjualan dan melakukan transaksi. Sedangkan Tiktok, hanya bisa mengiklankan produk.
"E-commerce-nya itu Tokopedia, kerja sama dengan TikTok. Jadi TikTok itu dia tidak e-commerce, e-commercenya, yang jualannya itu Tokopedia," terangnya.
Namun, Zulkifli Hasan menjelaskan, karena ini terkait dengan teknologi tinggi, maka akan membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan untuk masa uji coba.
"Cuma kan ini teknologinya tinggi, perlu mungkin 3-4 bulan semacam percobaan, trial and error coba, diutamakan juga mereka minta untuk produk-produk lokal. Nanti hasilnya seperti apa, kolaborasi, kerja sama itu nanti kita nilai mungkin 3-4 bulan mendatang karena perlu penyesuaian," jelasnya.
Tak lupa, Zulkifli Hasan juga menyarankan untuk para pemilik industri lokal ikut beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan memanfaatkan kesempatan ini.
"Ayo, manfaatkan. Karena perkembangan e-commerce dilital itu tidak mungkin lagi dihindari. Jadi harus dua, yang offline dan yang online harus dikembangkan karena pasarnya luas," ungkapnya.