Liputan6.com, Jakarta - Founder & CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir buka suara terkait dengan jalan pelayanan kesehatan tanah air. Ini menyusul banyaknya persoalan yang masih ditemukan terkait hal ini di Indonesia.
Menurutnya, pelayanan kesehatan dari pemerintah sulit untuk menjadi optimal karena berdasarkan terhadap dua hal yakni komersial dan sosial. Dua hal ini sebenarnya tak boleh dipraktikkan dalam bisnis kesehatan seperti dari rumah sakit.
“Healtcare pemerintah itu tak bisa maju karena mereka combine sosial dan komersial, mereka ada mission itu. Sebenarnya rumah sakit tidak boleh, harus full komersial,” ucapnya dalam A Day with Dato Sri Tahir: Mimpi Sang Filantrofis Indonesia pada Selasa (12/12).
Advertisement
Sistem Full Komersial membuka kesempatan bagi rumah sakit untuk menghadirkan perkembangan layanan hingga ekosistem rumah sakit sendiri, misalnya merekrut dokter baru, meningkatkan kualitas sumber daya manusia hingga alat medis.
Pelayanan Kesehatan
Di sisi lain, sulit berkembangnya pelayanan kesehatan dari pemerintah juga akibat persaingan rumah sakit swasta dengan pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas dalam wilayah kota-kota kecil di Indonesia.
“Rumah sakit itu juga tidak bisa buka cabang dalam wilayah kota-kota kecil karena nanti akan compete dengan puskemas,” jelas Dato Sri.
Namun hal ini bukan berarti sistem sosial buruk untuk bisnis dari rumah sakit. Meski tak bisa dijalankan secara bersamaan, namun hal ini bisa dialihkan menuju lembaga lain dalam satu ekosistem seperti yang dijalankan oleh Mayapada Group melalui Tahir Foundation.
Pemerintah sendiri telah melakukan langkah yang bijak dengan selalu memegang sisi sosial dalam layanan kesehatannya, hal ini diwujudkan dengan BPJS Kesehatan. Dato Sri mengatakan, hal ini adalah suatu berkah dari pemerintah untuk masyarakat dari Indonesia.
“Its really good, suatu breakthrough atau credit point bagi pemerintah karena sangat membantu orang miskin di Indonesia,” tegas Dato Sri.
Miliarder Dato Sri Tahir Siap Kirim Jurnalis Muda Sekolah ke UC Berkeley hingga Yale University
Sebelumnya, Founder & CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir berkomitmen untuk mendongkrak ekosistem jurnalisme yang ada di Indonesia. Salah satu cara yang akan dijalankan dengan memberikan beasiswa bagi jurnalis.
Dato Sri Tahir menjelaskan, ia sinergi bersama dengan sejumlah pemimpin redaksi (pemred) media terkemuka untuk saling membahu mencari jalan terbaik bagi perkembangan dunia jurnalis tanah air, salah satu gagasan yang tercetus adalah menghadirkan beasiswa unggulan bagi jurnalis dari Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, ia menawarkan kepada pemred untuk bekerja sama memberikan kesempatan bagi jurnalis-jurnalis muda terbaik mendapatkan ilmu lebih tinggi dengan berkuliah di universitas terkemuka di luar negeri seperti UC Berkeley, Yale University, Massachusetts Institute of Technology hingga National University of Singapore.
“Kalau saya didukung oleh segenap pemred, kita bisa formalize-kan. Kita bikin program tiga bulan atau enam bulan tergantung konsesus. Kita tutup biaya hidupnya, biaya sekolahnya. Lebih baik formal,” ujar Dato Sri, dalam A Day with Dato Sri Tahir: Mimpi Sang Filantrofis Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (13/12/2023).
Program ini diharapkan dapat mendongkrak kualitas sumber daya manusia dalam sektor jurnalistik, khususnya generasi muda. Dato Sri berharap program ini juga dapat segera direalisasikan, bahkan sudah finalize di Februari 2024.
Di sisi lain, pihaknya juga ikut menilik ekosistem jurnalistik dalam negeri, salah yang didorong adalah sekolah jurnalistik dan uji kompetensi profesi bagi jurnalis.
Advertisement
Sekolah Jurnalistik
Dato Sri mengatakan, pihaknya siap ikut serta dalam upaya tersebut melalui sinergi dengan sejumlah universitas terkemuka di Indonesia. Diharapkan, ahli dari sejumlah universitas ini dapat memberikan ilmu mereka kepada pelajar-pelajar dalam sekolah jurnalistik.
“Kita nunjuk sepuluh universitas di Indonesia. Kita minta mereka siapkan orang untuk mengisi sekolah jurnalistik,” jelasnya.
Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan tak hanya ekosistem jurnalistik berkembang namun juga kualitas produk jurnalisme ikut terdongkrak secara merata dalam seluruh wilayah dari Indonesia.
Dato Sri sangat mengapresiasi peran sektor jurnalistik dalam mengawal perkembangan dari Indonesia. Oleh karenanya sektor ini perlu ikut diperhatikan oleh setiap pemegang kepentingan atau stakeholders.
“Saya anggap jurnalis itu menjadi social control kepada negara, which is a quality. Oleh karenanya semua punya concern terkait dengan kualitas hingga kesejahteraan jurnalis dari Indonesia,” tegas Dato Sri.