Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas mengungkapkan ada salah satu masalah yang dihadapi oleh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS di lingkungannya. Ia menyebut bahwa masalah tersebut adalah adaptif.
"Ternyata ASN kita ada masalah termasuk kita semya, terutama para pemimpin, apalagi sudah eselon II, I, ini susah adaptif," ujar Anas dalam acara ASN Calture Festival 2023, Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Baca Juga
Ia menjelaskan adaptif merupakan indeks berakhlak dengan persentase paling rendah. Merujuk pada indeks implementasi berAkhlak nasional tahun 2022, adaptif masuk di kelompok yang tidak sehat atau masuk dikategori C dengan skor 38,9 persen.
Advertisement
"Inilah yang tidak sehat di kategori C, karena ini adalah sektor yang justru penting dan ini harus dibangkitkan bersama dan dipecahkan bersama-sama," terangnya.
Semaunya Sendiri
Ia menilai para senior masih terjebak masa lalu yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Padahal, Anas bilang hal-hal baru ini mesti disesuaikan.
"Maunya pikiran dia, masa lalu dia, itu mempengaruhi proses pengambilan keputusan," kata Anas.
Selain itu, pihaknya juga sedang melakukan survei berAkhlak Nasional 2023. Walaupun survei itu belum rampung sepenuhnya, hasil dari survei itu mulai terlihat adanya kenaikan dari sebelumnya 60,9 persen menjadi 61,1 persen.
"Mudah-mudahan ini ke depan akan ada budaya baru bagi ASN," pungkas Menpan RB.
Jokowi Singgung TikTok Shop di Depan PNS: Jangan Alergi Teknologi dan Digitalisasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) 2023, lengkap memakai batik seragam Korpri, Selasa (3/10/2023). Dalam sambutannya, Jokowi membahas mengenai TikTok Shop dihadapan ASN yang hadir. Ia ingin ASN adaftif terhadap perubahan regulasi.
"Regulasi baik itu Undang-Undang, Permen, Perda, nanti ada peraturan dinas, peraturan menteri, peraturan dirjen itu kurangi karena sekarang ini butuh fleksibilitas tinggi butuh kelincahan, karena perubahan sangat cepat sekali," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengatakan saat ini masih banyak negara yang belum siap dan khawatir dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat.Â
Apalagi teknologi saat ini semakin canggih, misalnya Artificial Intelligence, dan Generatif Intelligence.
Â
Advertisement
Perkembangan Teknologi
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat, ternyata banyak negara yang belum mempersiapkam regulasi yang jelas untuk mengatur hal tersebut. Sebagai contoh, yang dialami Indonesia terkait TikTok Shop.
"Mestinya teknologi muncul, regulasi disiapkan birokrasi kita. Muncul siapkan. Kalau gak siap yang kena seperti kejadian Tiktok Shop. Bisa mengenai UMKM kita mengenai pasar tradisional kita," ujar Jokowi.Kendati demikian, Jokowi menegaskan, ASN tidak alergi terhadap teknologi dan perkembangan digitalisasi. Menurutnya, kedua hal itu sangat penting.
"Dan juga sekarang ASN (PNS) jangan alergi terhadap teknologi dan digitalisasi, sangat penting tidak kita cegah lagi mengejarnya harus lewat teknologi dan digitalisasi, karakter itu harus disampaikan kepada seluruh anggota KORPRI," pungkas Jokowi.