Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penambahan stok cadangan beras pemerintah atau CBP 2024 sebesar 3-3,8 juta ton. Selain penyerapan gabah dalam negeri, pemenuhan stok juga akan dilakukan melalui program impor beras.
Guna memenuhi misi tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi tengah berkunjung ke India untuk menjajaki kerjasama impor beras.
Baca Juga
"Sekarang pak Dirut sedang ke India. Jadi sedang menjajaki kemungkinan kerjasama dengan India," ujar Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya di kantornya, Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Tomi mengatakan, Bulog saat ini masih punya misi untuk menuntaskan sisa 500 ribu ton impor dari total 1,5 juta ton yang ditugaskan Presiden Jokowi. Diharapkan itu bisa tuntas terkontrak pada akhir tahun ini.
Advertisement
"Kalau kita harapannya sebesar-besarnya. Kalau memang India bisa menyanggupi dari sisa kontrak impor 500.000 ton ini, kenapa tidak. Walaupun Thailand dan Vietnam masih berproduksi," paparnya.
Sudah Masuk 500 Ribu Ton
Menurut informasi Perum Bulog, dari 1 juta ton impor beras yang telah terkontrak, sekitar 500 ribu ton telah masuk ke Indonesia. Sementara separuh sisanya sedang dalam perjalanan.
Berasal dari Thailand
Secara alokasi dari total 1 juta ton, mayoritas atau sekitar 50 persennya berasal dari Thailand. Sementara Vietnam dan Pakistan menyumbang sekitar 20 persen, lalu sisanya berasal dari Myanmar dan Kamboja.
Diharapkan, program impor beras ini bisa menjaga stok cadangan beras pemerintah tahun depan sesuai amanah Jokowi. Terlebih penyerapan gabah dalam negeri dari petani pada awal 2024 masih terkendala akibat El Nino.
"Harapan pemerintah cukup tinggi, 3,8 juta ton tahun depan. Jadi kita antisipasi jajaki kerjasama, sewaktu-waktu kalau memang opsi impor ini diambil setelah melihat perkembangan produksi dalam negeri, kita masih punya gambaran ke mana akan cari berasnya," tutur Tomi.
Advertisement
Prediksi Bulog: Harga Beras Mulai Turun di Maret 2024
Dampak fenomena El Nino, menyebabkan harga beras di Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Dalam data Badan Pangan Nasional per tanggal 15 Desember, harga beras medium tembus Rp13.220 per kilogram.
Guna mengendalikan harga beras, Bulog melakukan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada September.
Saat itu, Perum Bulog membanderol beras SPHP Rp54.500 untuk 5 kg, atau naik Rp 7.500 dari sebelumnya Rp47.000 per 5 kg. Harga tersebut masih berlaku hingga periode Desember.
Menyikapi Hal tersebut, Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya berharap harga beras di tahun 2024 sudah berada di level normal yaitu Rp10.000 untuk kualitas premium.
"Sekarang masih Rp12.000 - Rp13.000 beras kita harapkan bisa Rp10 ribuan," ucap Tomi, di kantor Bulog, Jumat (15/12/2023).
Turun Mulai Maret 2024
Perkiraan turunnya harga beras dipicu dari panen raya yang diperkirakan terjadi pada Maret 2024. Selain itu kecukupan stok beras juga datang dari impor beras yang sudah teken kontrak pada akhir tahun 2023.
"Prinsipnya, Maret sudah panen raya kita akan upayakan produksi dalam negeri dulu apakah dibutuhkan tambahan impor beras kita menunggu situasi tanah air dan keputusan dari regulator," ujarnya.