Liputan6.com, Jakarta - Mandat untuk kembali ke kantor terus menjadi berita utama, tetapi pekerjaan jarak jauh tetap ada. Karyawan terus mencari cara untuk bepergian dan masih tetap memiliki pekerjaan.
Dikutip dari CNBC, Minggu (17/12/2023), VisaGuide.World, panduan informasi online gratis untuk visa seluruh dunia memberi peringkat negara-negara berdasarkan berbagai faktor yang langsung berdampak pada gaya hidup digital nomad. Adapun digital nomad ini merupakan seseorang yang bekerja secara digital dari tempat manapun yang dipilih secara mandiri, demikian mengutip dari berbagai sumber.
Baca Juga
Indeks The Digital Nomad Visa memberikan peringkat negara-negara itu berdasarkan faktor antara lain:
Advertisement
- Ketersediaan visa yang aktif
- Kecepatan internet
- Kebijakan perpajakan dan lamanya bebas pajak
- Persyaratan penghasilan untuk memohon visa
- Biaya hidup dalam euro
- Skor kesehatan globak (GHS)
- Popularitas pariwisata
Selama bertahun-tahun, Portugal telah menjadi tujuan populer bagi digital nomad dan ekspatriat. Namun, Portugal tidak menempati posisi nomor satu dalam daftar VisaGuide.World
Portugal telah mengumumkan beberapa perubahan kebijakan pada 2024 yang mungkin dianggap tidak ramah terhadap digital nomad, termasuk diakhirinya non-habitual resident regime yang memungkinkan pengurangan pajak selama 10 tahun bagi penduduk baru tanpa memandang kewarganegaraan.
Spanyol pun menjadi negara terbaik untuk digital nomad pada 2024 dengan skor 4,5 dari 5. Mulai dari 2023, visa kerja jarak jauh Spanyol memungkinkan orang untuk tinggal di negara tersebut hingga satu tahun. Hal ini asalkan mereka memiliki pendapatan setidaknya dua kali lipat upah minimal Spanyol yakni lebih dari 2.600 euro atau USD 2.750 per bulan. Upah itu setara Rp 42,60 juta (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.493).
Syarat Pemohon Digital Nomad di Spanyol
Pelamar juga harus tidak memiliki catatan kriminal di Spanyol atau di mana pun selama lima tahun sebelum melamar, asuransi kesehatan swasta, kontrak kerja satu tahun dengan perusahaan di luar Spanyol dan setidaknya tiga tahun pengalaman kerja dan gelar sarjana di bidangnya, berdasarkan Spain’s Ministry of Inclusion, Social Security, and Migration.
Awal tahun ini, Spanyol juga mengumumkan mengizinkan pasangan dan keluarga untuk bergabung dengan pemohon visa digital nomad yang berhasil karena memiliki gaji lebih tinggi dari jumlah minimum yang disyaratkan.
Pemohon harus menunjukkan tambahan penghasilan USD 1.000 lebih per bulan untuk satu anggota keluarga. Setelah itu, pelamar harus mendapatkan tambahan USD 335 per orang per bulan.
Misalnya untuk sebuah keluarga beranggotakan empat orang yang ingin pindah ke Spanyol, pemohon harus menunjukkan penghasilan USD 4.350 per bulan atau sekitar USD 52.200 per tahun. Jumlah itu setara Rp 808,76 juta dalam setahun.
Argentina menduduki peringkat kedua sebagai negara terbaik untuk digital nomad pada 2024. Visa digital nomad di Amerika Selatan ini memungkinkan pekerja jarak jauh untuk tinggal selama enam bulan dengan opsi memperbarui masa tinggal mereka di Argentina hingga satu tahun.
Advertisement
10 Negara untuk Digital Nomad pada 2024
Untuk melamar, Anda harus memiliki pekerjaan jarak jauh dan paspor dari negara yang tidak memerlukan visa Argentina, menurut Direktorat Migrasi Nasional.
Saat visa digital nomad diumumkan pada 2022, pemerintah Argentina juga menyatakan pemohon akan menerima diskon untuk transfer bandara, transportasi, menginap di hotel dan ruang kerja bersama.
Masih belum jelas apa saja persyaratan pendapatan bagi pekerja jarak jauh untuk mengajukan visa digital nomad di Argentina. Menurut laporan VisaGuide.World, visa Argentina juga memungkinkan pengembara untuk hidup bebas pajak selama mereka tinggal.
Laporan tersebut juga menyatakan kecepatan internet yang tinggi dan popularitas Argentina di kalangan wisatan adalah dua faktor tambahan yang membuat visa ini banyak dicari.
Berikut 10 negara untuk digital nomad pada 2024:
1.Spanyol
2.Argentina
3.Romania
4.Uni Emirat Arab (UAE)
5.Kroasia
6.Portugal
7.Uruguay
8.Malta
9.Norwegia
10.Andorra
Inilah 5 Negara dengan Biaya Hidup Termahal bagi Ekspatriat di Asia
Sebelumnya diberitakan, Jepang menjadi negara dengan biaya hidup tertinggi di Asia untuk mengirim ekspatriat atau pekerja asing ke negara tersebut. Survei MyExpatriate Market Pay yang dilakukan oleh ECA International mengungkapkan negara dengan biaya hidup termahal di Asia.
Survei tersebut mengungkapkan, rata-rata paket gaji dan tunjangan untuk pekerja asing di Jepang sebesar USD 370.183. Namun gaji ekspatriat di Jepang telah menurun 12 persen sejak tahun lalu, ketika yen Jepang melemah.
Akibatnya, Melansir CNBC International, Jumat (4/8/2023), ketika diukur dalam dolar AS, biaya gaji, tunjangan, dan pajak ekspatriat di Jepang turun dengan persentase dua digit, menurut laporan ECA International.
Secara global, Jepang menempati peringkat kedua sementara Inggris mempertahankan posisi teratasnya sebagai negara termahal di dunia untuk mengirim ekspatriat.
Studi tersebut ECA International, yang memperhitungkan gaji tunai, tunjangan seperti akomodasi atau utilitas, dan pajak, dilakukan untuk membantu perusahaan dengan membandingkan paket mereka dengan pasar.
Lebih dari 340 perusahaan dan lebih dari 10.000 ekspatriat internasional mengambil bagian dalam survei tersebut.
Berikut adalah daftar negara termahal di Asia untuk mengirim pekerja ke luar negeri :
- Jepang: USD 370.183
- India: USD 354.028
- China: USD 313.011
- Hongkong: USD 278.020
- Korea Selatan: USD 275.727
"Pada tahun 2022 beberapa negara di kawasan ini mengalami tingkat inflasi yang relatif tinggi, mengharuskan perusahaan untuk menaikkan tunjangan ini," ungkap laporan ECA international.
Advertisement
Lonjakan Biaya Akomodasi di Singapura
Selain kelima negara itu, Singapura juga melihat kenaikan biaya hidup dan menaikkan gaji dan tunjangan ekspatriat sebesar 4 persen dibandingkan tahun 2021, kata laporan itu.
Menurut direktur regional ECA International untuk Asia, Lee Quane, kenaikan gaji dalam mata uang lokal dapat dikaitkan dengan situasi inflasi negara tujuan.
"Lonjakan biaya akomodasi ekspatriat di Singapura dirasakan baik oleh penduduk lokal maupun ekspatriat, sebagaimana tercermin dari kenaikan 9 persebiaya tunjangan dalam paket ekspatriat jika diukur dalam USD,” ujar Quane.
ECA International mengungkapkan, keseluruhan kompensasi meningkat rata-rata 7 persen di seluruh Asia antara tahun 2021 dan 2022 jika diukur dalam mata uang lokal.
Sementara itu, hanya ekspatriat di Laos, China, dan Hong Kong yang menerima paket gaji dan tunjangan yang lebih rendah pada tahun 2022 jika diukur dalam mata uang lokal.
"Beberapa perusahaan memberikan tunjangan biaya hidup untuk memastikan daya beli negara asal ekspatriat dapat terlindungi saat bekerja di luar negeri," beber Quane.