Sukses

Pertamax Green 95 Mulai Diterima Konsumen, Laku 6.000 Liter Sehari

Peminat bahan bakar minyak (BBM) jenis baru milik Pertamina, Pertamax Green 95 disebut makin bertambah

Liputan6.com, Jakarta Peminat bahan bakar minyak (BBM) jenis baru milik Pertamina, Pertamax Green 95 disebut makin bertambah. Ini terlihat dari besaran konsumsi Pertamax Green tersebut di 2 kota di Indonesia.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjalaskan sudah ada penyaluran lebih dari 5.000 liter Pertamax Green 95 setiap harinya. Ini dilihat dari data saluran di Surabaya, Jawa Timur, dan DKI Jakart

"Ya saat ini kan penyaluran sekitar 5.000-6.000 (liter) per hari, gitu ya. Tapi baru sebatas di wilayah Surabaya dan Jakarta," ujarnya kepada wartawan, ditulis Minggu (17/12/2023).

Diketahui, Pertamax Green 95 merupakan bahan bakar Pertamax (RON 92) ditambah campuran bioetanol sebesar 5 persen. Ini jadi varian 'green' dalam lini Pertamax series.

Mulai Diminati Masyarakat

Irto melihat adanya minat masyarakat yang mulai bergeser ke Pertamax Green 95. Dia berharap kedepannya semakin bisa meluas ke kelompok masyarakat lainnya.

"Jadi kita harapkan memang kalau antusiasmenya semakin tinggi, yang kita lihat ini memang ada peningkatan terus gitu ya, artinya orang juga membutuhkan ron yang lebih tinggi dari 92 jenisnya 95. Begitu juga yang ramah lingkungan karena kita sudah ada unsur biotanolnya, harapannya ini kita bisa melangkahkan secara bertahap," bebernya.

Informasi, saat ini baru ada 17 SPBU yang menyediakan Pertamax Green 95. Yakni, 12 SPBU di Surabaya, dan 5 SPBU di DKI Jakarta. Irto melihat adanya kemungkinan penambahan produksi maupun sebaran SPBU penyalur.

"Kita nanti dikembangkan jumlahnya, SPBU-nya. Itu nanti roadmapnya ada, di tahun depan kita akan kembangkan di beberapa SPBU tambahan, baik di Jakarta maupun di Surabaya," pungkas Irto.

 

2 dari 3 halaman

Ramah Lingkungan

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyusun sejumlah langkah untuk menyediakan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan merilis produk Pertamax Green 95 atas campuran Pertamax dan bioetanol.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan, upaya perusahaan menyediakan BBM yang ramah lingkungan bukan sebatas pada Pertamax Green 95. Tapi, ada sederet upaya lainnya untuk memastikan ketahanan energi ramah lingkungan kedepannya.

"Itu kan hanya salah satu produk saja. Jadi kita bicarakan bagaimana strategi besarnya, produk namanya bisa apa saja. Tapi intinya kita miliki target bagaimana untuk menurunkan target emisi," kata dia usai Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Menurutnya, ada upaya lain yang sejalan dalam mengejar penurunan emisi lewat produk BBM yang dihasilkan. Misalnya, adanya peningkatan teknologi pada sisi pemrosesan BBM di kilang.

Proyek Kilang Balikpapan

Sebut saja, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan yang bisa meningkatkan kualitas BBM yang dihasilkan. Dari semula berstandar Euro 2, menjadi BBM berstandar Euro 5.

"Sekarang pun kita melakukan revamping kilang yang kita sebut RDMP itu ada di Balikpapan dan menjadi upaya untuk mengurangi emisi," ungkapnya.

"Karena sebelumnya hasilkan produk Euro 2 ditingkatkan jadi Euro 5 di mana setelah peningkatan kualitas maka Sulphur Oxide atau SOX ini akan berkurang lebih dari 99,6 persen," sambung Dirut Pertamina.

 

3 dari 3 halaman

Tak Sebatas 'Green'

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkap strategi dalam memastikan ketahanan energi. Tak cuma itu, dia ingin produknya juga ramah lingkungan.

Namun, Nicke menyebut, pihaknya tak ingin hanya menghasilkan produk yang ramah lingkungan atau berlabel 'green'. Tapi, bisa juga sustainable atau berkelanjutan dan berdampak luas.

"Jadi strategi Pertamina yang paling utama adalah kita bagaimana membangun atau memiliki sustainable energy, sustainable artinya adalah semua materialnya dan bahan bakunya dimiliki oleh Indonesia," kata dia di sela-sela Indonesia Sustainable Forum 2023, di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).