Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mewanti-wanti adanya prediksi cuaca ekstrem selama momen libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Menurunya, ini jadi tantangan dari mobilitas masyarakat dalam melakukan perjalanan.
Dia mencatat, ada prediksi peningkatan pergerakan masyarakat di setiap sektor transportasi. Menhub Budi melihat, anomali cuaca yang bergeser dari kering ke basah, dengan hujan perlu turut diantisipasi.
"Kali ini adalah yang menonjol selain memang kegiatan Nataru adalah cuaca ekstrem, anomali-anomali akan terjadi dan bukan tidak mungkin mengakibatkan satu hal yang perlu kita siapkan dengan baik," ungkap Menhub Budi, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Advertisement
Secara umum, dia mencatat momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 menjadi satu fenomena tahunan, baik bagi aspek sosial, budaya, maupun keagamaan. Ini jadi kali kedua adanya lonjakan transportasi disamping momen mudik lebaran.
"Ini ujian semester kedua, ujian pertama lebaran, biasanya lebih seru, walaupun ini tidak seseru lebaran kita harus sama siaganya seperti lebaran," tegasnya.
"Memamg apa yang terjadi lonjakan ada prevensi masyarakat yang sudah kita indentifikasi. Kita juga evaluasi tahun 2022/2023 alhamdulillah aman dan lancar. PPKM dicabut saat itu dan penumpang kereta api itu mengalami kenaikan 68 persen tahun lalu, tetapi angktuan darat juga ada stau lonjakan dibandingkan natal dan tahun baru sebelumnya," imbuh Menhub Budi.
Dia menegaskan, posko Angkutan Nataru kali ini untuk menguatkan kolaborasi antarpemangku kepentingan. Itu terdiri dari Kementerian Perhubungan, TNI/Polri, hingga perusahaan jasa angkutan.
"Agar kita betul-betul melaksanakan amanat bapak presiden mengamankan dan melayani masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik," ucapnya.
Â
Peningkatan Angkutan ASDP
Sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry membidik bisa melayani 3 juta penumpang selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Namun, ada sejumlah poin yang disoroti oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menhub Budi meminta ASDP Indonesia Ferry untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama puncak arus keberangkatan dan pulang periode angkutan Nataru. Tercatat, arus mudik Natal 2023 diprediksi terjadi pada 22-23 Desember 2023. Sementara, arus balik Natal 2023 terjadi pada 26-27 Desember 2023.
Kemudian, arus mudik Tahun Baru 2024 diprediksi terjadi pada 29-30 Desember 2023. Serta, arus balik Tahun Baru 2024 diprediksi pada 1-2 Januari 2024.
"Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dan diapresiasi mulai dari penerapan batasan radius aksesibilitas pembelian tiket online. Dan untuk menunjang kelancaran di Ketapang, dapat dilakukan pemindahan/pengalihan sementara Dermaga LCM Ketapang ke Lahan Bulusan selama periode Nataru," urai Menhub dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).
Advertisement
Tambah Kapasitas
Dia mengapresiasi upaya ASDP untuk mengurai kepadatan yang ada nantinya. Dia pun meminta BUMN sektor penyeberangan itu bisa menambah kapasitas lebih besar di dua pelabuhan besar.
"Satu lagi, untuk menambah kapasitas di Ketapang agar ditambah kapal besar tambahan ke Ketapang-Gilimanuk," pintanya. Sarana
Sementara itu, Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin mengatakan pihaknya akan memaksimalkan sarana prasarana layanan penyeberangan dan melakukan peningkatan di sejumlah fasilitas Pelabuhan. Utamanya untuk 10 lintasan di 12 cabang terpantau nasional.
Adapun lintasan terpantau nasional pada Angkutan Natal dan Tahun Baru diantaranya lintas Ajibata-Ambarita, Tanjung Api-Api -- Tanjung Kalian, Merak-Bakauheni, Bajoe-Kolaka, Padangbai-Lembar, Ketapang-Gilimanuk, Kayangan-Pototano, Bitung-Ternate, Hunimua-Waipirit, dan Bolok-Rote.
Peningkatan Penumpang
Diperkirakan jumlah penumpang di 10 lintasan ini mencapai 3.004.496 orang, 168.419 unit kendaraan roda dua, 325.630 unit kendaraan kecil roda empat, 31.555 unit bus, dan 181.644 unit truk.
"Sejak beberapa bulan lalu, kami telah mempersiapkan sejumlah langkah strategis dan peningkatan layanan demi kesiapan ASDP menghadirkan layanan prima selama Nataru. Hal ini juga telah dipastikan melalui pengecekan dan peninjauan langsung di lapangan oleh regulator bersama dengan stakeholder terkait khususnya di lintasan utama, Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk," tuturnya.
Shelvy mengatakan, ASDP telah melakukan peningkatan kapasitas dermaga baik di dermaga II Pelabuhan Merak. Peningkatan kapasitas dermaga II yang semula 3000 GRT menjadi 10000 GRT, renovasi ruang tunggu, dan Access bridge dermaga eksekutif ke regular di Pelabuhan Merak dan Bakuheni dilakukan untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan.
Sementara, untuk di Gilimanuk sendiri dipastikan dermaga movable bridge dengan kapasitas hingga 60 ton sudah dapat beroperasi pada Nataru 2023/2024.
"Adanya peningkatan kapasitas dermaga ini akan memungkinkan kapal-kapal dengan muatan yang lebih besar dapat sandar, seperti Jatra II yang sudah siap beroperasi sejak 15 Desember 2023," jelasnya.
Advertisement