Sukses

Perusahaan Baja Terbesar di Dunia US Steel Diakuisisi Nipon Steel, Nilainya Capai Rp 218 Triliun

Akuisisi US Steel mencapai USD 14,1 miliar atau setara Rp. Rp. 218.5 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Pembuat baja asal Amerika Serikat, US Steel telah setuju untuk pembelian perusahaan oleh Nippon Steel, produsen baja terbesar di Jepang.

Melansir CNN Business, Selasa (19/12/2023) kesepakatan pembelian US Steel mencapai USD 14,1 miliar atau setara Rp. Rp. 218.5 triliun.

"Kami yakin bahwa … kombinasi ini benar-benar yang terbaik bagi semua orang,' kata CEO US Steel David Burritt.

"Pengumuman hari ini juga menguntungkan Amerika Serikat, memastikan industri baja dalam negeri yang kompetitif, sekaligus memperkuat kehadiran kami secara global," terangnya.

"Hari-hari terbaik US Steel akan segera tiba," Burritt mengatakan kepada investor pada akhir panggilan konferensi pada hari Senin (18/5).

Akuisisi tersebut menandai langkah terbaru dalam penurunan bertahap perusahaan ikonik berusia 122 tahun, yang pernah menjadi perusahaan baja terbesar di dunia.

US Steel juga dikenal sebagai salah satu konglomerat besar pertama dan simbol kekuatan industri Amerika.

Namun perusahaan ini bukan lagi pembuat baja terbesar di AS, yang telah dikalahkan oleh Nucor Steel beberapa tahun lalu.

Berdasarkan kesepakatan pembelian tersebut, operasi US Steel akan mempertahankan namanya dan akan terus memiliki kantor pusat di Pittsburgh.

Namun kesepakatan itu masih bisa menimbulkan oposisi.

Tetapi US Steel memastikan bahwa Nippon Steel memiliki rekam jejak yang kuat dalam hal keselamatan di tempat kerja dan bekerja secara kolaboratif dengan serikat pekerja, bahwa semua kontrak serikat pekerja akan tetap berlaku dan bahwa Nippon Steel berkomitmen untuk menjaga hubungan ini tanpa terputus.

2 dari 3 halaman

Sejarah Didirikannya US Steel

US Steel didirikan pada tahun 1901 melalui merger ketika sebuah grup yang dipimpin oleh J.P. Morgan dan Charles Schwab, dua pemodal terkemuka dunia pada saat itu, membeli perusahaan baja milik Andrew Carnegie dan menggabungkannya dengan kepemilikan mereka di perusahaan saingannya, Federal Steel.

Perusahaan baru ini menjadi perusahaan pertama di dunia yang bernilai lebih dari USD 1 miliar, dua kali lipat seluruh anggaran AS pada tahun itu.

Kesepakatan itu menjadikan pemilik Andrew Carnegie orang terkaya di dunia.

Pada awal abad yang lalu, perusahaan ini memproduksi baja yang membantu Amerika Serikat menjadi negara adidaya ekonomi global, menyediakan baja tidak hanya untuk gedung pencakar langit, jembatan dan bendungan, namun juga untuk mobil, peralatan rumah tangga, dan produk lain yang diinginkan oleh konsumen Amerika.

3 dari 3 halaman

Akuisisi US Steel Menuai Penolakan dari Serikat Pekerja AS

Awal musim panas ini, serikat pekerja United Steelworkers menyatakan hanya mendukung tawaran yang diusulkan oleh perusahaan baja Amerika lainnya yang tergabung dalam serikat pekerja, Cleveland Cliffs, untuk membeli US Steel, dalam bentuk tunai dan kesepakatan saham bernilai USD 32,53 per saham, atau 40 persen lebih rendah dari seluruh saham Nippon.

Namun, Dewan Baja AS menolak tawaran itu dan mulai mempertimbangkan tawaran lainnya.

Serikat pekerja, yang memiliki 11.000 anggota di US Steel, menolak kesepakatan pembelian oleh Nippon Steel pada hari Senin.

"Kami tetap terbuka selama proses ini untuk bekerja sama dengan US Steel agar perusahaan ikonik Amerika ini tetap dimiliki dan dioperasikan di dalam negeri, namun mereka malah memilih untuk mengesampingkan kekhawatiran akan tenaga kerjanya yang berdedikasi dan menjualnya ke perusahaan milik asing," kata Presiden USW David McCall.