Liputan6.com, Jakarta Penyaluran pupuk sempat disinggung dalam Debat Capres-Cawapres 2024, beberapa waktu lalu. Namun, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi membantah kalau pupuk yang disakurkannya dalam keadaan langka di banyak titik.
Dia menjelaskan, produksi pupuk terus berjalan. Bahkan, Rahmad juga menyebut kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memastikan hal yang sama.
"Pupuk nggak langka, kan sudah disampaikan, pak presiden juga menyampaikan bahwa produksinya ada. Pupuk itu kan ada subsidi dan non subsidi, yg subsidi tentu ada aturan-aturan yang harus digunakan untuk penebusan tapi bukan pupuknya langka. Pupuknya ada kok, bisa beli subsidi atau non subsidi," jelasnya kepada wartawan menaggapi Debat Capres, di Jakarta, ditulis Rabu (20/12/2023).
Rahmad mengatakan, jajaran direksi Pupuk Indonesia sering meninjau ke titik-titik penyaluran pupuk untuk memastikan stok. Termasuk pada setiap kunjungan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Advertisement
"Karena kalau dilihat ya pada saat kunjungan-kunjungan ke daerah apakah itu Mentan dengan beberapa pihak lain dan kita ini rutin keliling ke daerah, setiap minggu ada 2 direktur yang kita tugaskan berkunjung ke daerah untuk memastikan stok," urainya.
Stok Pupuk Subsidi Melimpah
Dia mencatat, stok pupuk subsidi saat ini bahkan mencapai 260 persen dari syarat yang diminta oleh pemerintah. Kemudian, hampir dari setengah jumlah kios yang menyalurkan pupuk subsidi, terdapat piliban pupuk non subsidi.
"Yang pupuk subsidi ada sekitar 1,2 juta ton. Jadi banyak sekali stoknya, pupuknya gak langka, mungkin kemarin ada kebingungan cara mengambilnya tapi pemerintah sudah kasih solusi," tegas Rahmad.
Â
Program Makmur
Lebih lanjut, dia menguraikan ada pilihan pupuk non subsidi yang bisa diakses para petani. Meski, dia mengaku pupuk non subsidi ini sering dianggap mahal.
Padahal, kata Rahmad, melalui program Makmur, petani dialihkan untuk menggunakan pupuk non subsidi. Secara ekosistem dan pendampingan, program Makmur dinilai berhasil menambah prpduktivitas lahan dan berpengaruh pada kesejahteraan petani.
"Kadang kadang orang berpikir pupuk non subsidi mahal. Kalau kita lihatnya di Pupuk Indonesia kita punya inovasi sosial yang bernama Makmur. Melalui Makmur itu lah, meski harus menggunakan pupuk non subsidi yang mahal tapi katena produktivitasnya meningkat petaninya bisa lebih sejahtera," tuturnya.
"Jadi itu bisa jadi salah satu alternative route yang bisa digunakan petani sebagai solusi dari kami di Pupuk Indoneisa," pungkas Rahmad Pribadi.
Â
Advertisement
Bahan Baku Pupuk
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan bahan baku pupuk masih banyak didapat dari impor. Untuk itu, diperlukan beragam inovasi dalam proses produksi.
Rahmad menilai, cara-cara baru lewat inovasi tadi bakal menggenjot efisiensi dari produksi pupuk nasional. Alhasil, ketergantungan dari bahan baku pupuk impor.
"Hari ini ketergantungan kita pada sumber bahan baku pupuk impor itu besar sekali. Dan sekarang ada guncangan geopolitik di Timur Tengah yang mengganggu Laut Merah. Laut Merah ini satu-satunya jalur yang dipakai membawa bahan baku impor," ungkap Rahmad di kantor Pupuk Indonesia, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Efisiensi
Efisiensi yang hadir dalam produksi pupuk nasional bakal menjadi kunci peningkatan kedepannya. Diversifikasi dari produk juga akan jadi satu hal baru.
"Jadi kalau bisa ketergantungannya berkurang, efisiensinya kita tingkatkan. Maka cari sumber-sumber baru yang ada. Tadi kan ada penemuan-penemuan baru, seperti bio-fertiziler, pupuk hayati, macam-macam, jadi penting banget," bebernya.
Proses pencarian inovasi ini dicari melalui ajang FertInnovation 2023. Ini cara Pupuk Indonesia untuk menjaring inovasi-inovasi dari anak muda di seluruh Indonesia.
"Kita coba tingkatkan sampai bisa maju. Ini cukup penting. Misalnya precision farming atau efficient fertilizer itu penting banget," kata dia.
Â