Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap USD pada Rabu pagi. Kurs rupiah meningkat 11 poin atau 0,07 persen menjadi 15.495 per USD dari sebelumnya 15.506 per USD.
Rupiah di awal perdagangan Rabu meningkat seiring pasar menunggu keputusan dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga acuan.
Baca Juga
"Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi besok Bank Indonesia akan tetap mempertahankan suku bunga di enam persen," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara, Rabu (20/12/2023).
Rully mengatakan pasar menantikan dan mencermati arah kebijakan Bank Indonesia ke depan terkait suku bunga acuannya.
Advertisement
Ia memperkirakan Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan RDG BI yang diadakan pada 22 dan 23 November 2023.
Suku Bunga Acuan BI
Menurut dia, suku bunga acuan BI sudah mencapai puncaknya, dan sekarang ini rupiah mulai stabil, sehingga suku bunga acuan BI saat ini akan dipertahankan di level enam persen.
Ia memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi bergerak ke kisaran Rp15.485 per dolar AS sampai dengan Rp15.525 per dolar AS.
Sementara dari global, sentimen pasar diliputi oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang mulai dilakukan pada Maret 2024.
The Fed Bantah Spekulasi Penurunan Suku Bunga, USD dan Rupiah Perkasa Lagi
Indeks dolar Amerika Serikat atau USD kembali menguat pada Selasa, 19 Desember 2023. USD menguat seiring upaya pejabat meredam spekulasi penurunan suku bunga.
Pada Senin (18/12), Sejumlah pejabat The Fed mengatakan bahwa antusiasme pasar terhadap penurunan suku bunga dalam waktu dekat tidak berdasar, dan inflasi yang tinggi dapat membuat kondisi moneter ketat bertahan lebih lama.
Presiden The Fed di Chicago, Austan Goolsbee mengaku dirinya bingung terkait bagaimana reaksi pasar terhadap pertemuan The Fed pekan lalu.
Kemudian ada Presiden The Fed di Cleveland, Loretta Mester mengatakan bahwa bank sentral tidak mempertimbangkan penurunan suku bunga, namun lebih pada berapa lama kebijakan harus tetap ketat dalam upaya menekan inflasi ke target 2 persen.
"Komentar mereka agak bertentangan dengan pandangan dovish dari The Fed selama pertemuan kebijakan terakhirnya tahun ini, di mana bank sentral mengatakan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan mempertimbangkan penurunan pada tahun 2024," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis pada Selasa (19/12/2023).
"Pasar juga mempertahankan pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga lebih awal, dengan harga berjangka Dana The Fed menunjukkan peluang hampir 63 persen penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret 2024," bebernya.
Sementara itu, di Asia, Bank Of Jepang (BOJ) mempertahankan suku bunga pada tingkat negatif dan tidak memberikan petunjuk rencana untuk mulai melakukan pengetatan kebijakan.
Advertisement
Peringatan Inflasi
Namun, bank sentral Jepang memperingatkan bahwa inflasi negara itu kemungkinan akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang.
Stabilnya inflasi Jepang menjadi sebuah tren yang dapat membuat bank berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk memperketat kebijakan.
Meskipun Gubernur Kazuo Ueda telah memberikan beberapa sinyal mengenai potensi pengetatan kebijakan pada tahun 2024, ia menegaskan kembali perlunya kebijakan ultra-longgar dalam jangka pendek, dengan alasan meningkatnya risiko ekonomi terhadap Jepang.
BOJ menggemakan sikap ini pada hari Selasa, Ibrahim menyoroti.
Rupiah Menguat Tipis pada Selasa, 19 Desember 2023
Rupiah ditutup menguat tipis 4 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 15 point dilevel Rp. 15.506 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.510.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.490- Rp. 15.540," Ibrahim memperkirakan.