Sukses

KRL Jabodetabek Targetkan Angkut 1,2 Juta Penumpang per Hari di 2024

pengoperasian LRT Jabodebek yang terintegrasi dengan Stasiun Cawang dan Stasiun Sudirman bakal semakin mendongkrak volume penumpang KRL Jabodetabek.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter target meraup total volume pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek hingga 1,2 juta orang pada 2024.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, KRL Jabodetabek saat ini mengoperasikan sekitar 1.100 perjalanan setiap hari, dengan kapasitas angkut 1,8-2 juta penumpang.

Realisasinya, jumlah penumpang KRL Jabodetabek saat weekdays secara rata-rata ada sebanyak 980 ribu penumpang. Sementara di Sabtu dan Minggu berada di atas 600 ribu orang penumpang.

Untuk 2024 nanti, Anne memperkirakan jumlah penumpang KRL Jabodetabek tahun depan akan kembali naik seperti jumlah pengguna sebelum pandemi Covid-19.

"Kita prediksi akan kembali ke 2019 ya. Kalau kita volume tertingginya saat ini 980.000 orang, kita prediksi tahun 2024 akan lebih dari 1 juta orang," ujar Anne di Kantor KCI, Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Menurut dia, pengoperasian LRT Jabodebek yang terintegrasi dengan Stasiun Cawang dan Stasiun Sudirman juga bakal semakin mendongkrak volume penumpang KRL Jabodetabek.

"Terus juga aktivitas semakin banyak. Kita melihat bahwa dengan kita bisa memperkecil headway itu juga menjadi salah satu untuk meningkatkan kapasitas angkut," imbuh Anne.

Tak hanya dengan LRT Jabodebek, KCI juga akan terus berupaya menghubungkan stasiun Commuter Line dengan moda transportasi lainnya. Setelah pemasangan skybridge penghubung stasiun dan terminal Bojonggede, KCI juga tengah bernegosiasi dengan sejumlah pengelola pusat perbelanjaan.

"Sekarang Stasiun Tanjung Barat sudah ada mal (AEON), kemudian di Bintaro Jaya Xchange Mall (dengan Stasiun Jurangmangu) itu hal-hal yang meningkatkan orang naik KRL. Sehingga kita prediksi 2024 kita bisa melayani lebih dari 1 juta, bahkan 1,2 juta orang," tuturnya.

2 dari 3 halaman

Surabaya Raya Bakal Punya KRL Mulai 2029

Sebelumnya, Surabaya akan menjadi salah satu kota yang memiliki sistem transportasi yang lengkap. Saat ini, pemerintah tengah merencanakan pembangunan KRL di Surabaya Raya.

Membahas hal ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bertemu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Jumat.

Di sana, keduanya membahas tentang rencana persiapan proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL) yang akan segera terealisasi.

"Pak Menhub (Budi Karya) akan membuat rencana pembangunan SRRL mulai dari fase satu dan fase dua. Itu mulai dari Sidoarjo ke Surabaya, Surabaya ke Gresik. Jadi insya Allah dengan ini transportasi massal (transportasi umum) bentuknya adalah listrik," kata Wali Kota Eri dikutip dari Antara, Sabtu (9/12/2023).

SRRL sendiri merupakan proyek pengembangan sistem transportasi regional yang akan menghubungkan wilayah-wilayah di Surabaya Raya. SRRL akan menggunakan kereta berpenggerak listrik seperti KRL (kereta listrik).

Dengan adanya SRRL itu, kata dia lagi, diharapkan dapat memecah kemacetan yang ada di wilayah Surabaya Raya. Nantinya, masyarakat bisa menggunakan moda transportasi tersebut.

"Maka kita bisa memecah kemacetan yang awalnya dari (orang) Surabaya ke Sidoarjo naik motor atau mobil pribadi bisa menggunakan transportasi umum ini sehingga bisa mengurangi kemacetan," katanya lagi.

Ia menjelaskan bahwa rencana proyek SRRL sudah jelas, tinggal menunggu persetujuan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. "Sehingga kalau itu sudah setuju, maka proses perencanaan berjalan dan operasionalnya berjalan di awal Januari 2029," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Peran Pemda

Meski demikian, kata dia lagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki tugas penting dalam mendukung dan mempermudah terealisasinya SRRL itu.

Ini seperti berkoordinasi dengan tim cagar budaya, salah satunya mengenai Jembatan Gubeng yang biasa akses masyarakat dari Jalan Gubeng ke Jalan Simpang, Jalan Ketabang, dan Jalan Darmo.

"Semua dilakukan oleh kementerian, tapi Pemkot Surabaya akan mempermudah itu bagaimana berkoordinasi dengan tim cagar budaya, seperti di Jalan Gubeng, maka kalau ini ada kereta maka flyover itu dinaikkan," katanya pula.