Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut di tahun 2024 ekonomi global tidak akan semakin mudah.
Hal itu ditandai dengan sejumlah risiko dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi tahun depan. Menurutnya, risiko-risiko tersebut merupakan efek lanjutan dari risiko yang telah terjadi di tahun 2023.
Baca Juga
"Kami menyadari bersama bahwa sepanjang tahun 2023 dinamika global menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi domestik. Ke depan, tantangan tidak bertambah mudah. Sejumlah risiko masih kita hadapi," kata Airlangga dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia "Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional Di Tengah Dinamika Global" di Hotel St. Regis, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Advertisement
Adapun risikonya diantaranya volatilitas harga komoditas yang masih tinggi yang dipengaruhi oleh tensi geopolitik yang hingga kini belum mereda, bahkan volatilitas harga komoditas tersebut diprediksi bisa terus meningkat.
Resiko selanjutnya, yakni tingkat pengetatan kebijakan moneter di negara maju yang berdampak terhadap aliran modal asing di negara-negara berkembang (emerging country).
Tak kalah pentingnya, yakni pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang dibawah perkiraan dinilai dapat mengganggu rantai pasok global. Selain itu, risiko terganggunya ketahanan pangan dan energi akibat perubahan iklim dapat memperngaruhi pertumbuhan ekonomi di dunia, sehingga semakin tak mudah.
Alhasil, dengan berbagai tantangan tersebut, kata Airlangga prospek ekonomi global akan lebih menantang.
Dalam jangka pendek Airlangga optimis, tahun 2023 ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen dan tahun 2024 tumbuh 5,2 persen di tengah berbagai downside risks yang dihadapi.
Utang Indonesia Tembus Rp 8.000 Triliun, Airlangga Hartarto: Masih Aman
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan bahwa utang Indonesia masih dalam level aman. Airlangga mengutip catatan resmi per 30 November 2023, total utang pemerintah sudah menyentuh Rp 8.041 triliun atau naik Rp 90,49 triliun dari bulan sebelumnya sebesar Rp 7.950 triliun.
“Rasio utang kita juga level aman di bawah 40 persen yaitu 38 persen," kata Airlangga dalam kegiatan Seminar Nasional Outlook Perekomonian Indonesia di St. Regis Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Menurut APBN KiTa, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) per 30 November 2023 mencapai 38,11 persen, naik dari level 37,95 persen di bulan sebelumnya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga kembali menyoroti kinerja ekonomi Indonesia yang tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global.
Seperti diketahui, ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan yang ekspansif di level 5 persen.
"Kita di atas pertumbuhan rata-rata negara maju maupun negara berkembang," ucap Airlangga.
“Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia akan terjaga di level 5 persen hingga 2026 mendatang,” beber Menko.
Tak hanya itu, tingkat inflasi RI juga terkendali di target sasaran pemerintah 3 persen plus minus 1 persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat inflasi Indonesia lberada di angka 2,86 persen year-on-year pada November 2023.
Advertisement
Modal Asing Masuk Indonesia Capai USD 5,1 Miliar per 19 Desember 2023
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio ke pasar keuangan domestik terus berlanjut, dimana net inflows pada triwulan IV (hingga 19 Desember 2023) tercatat sebesar USD 5,1 miliar.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 juga naik menjadi USD 138,1 miliar, atau setara pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“NPI 2023 secara keseluruhan diprakirakan tetap sehat dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB,” beber Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil RDG Edisi Desember 2023, Kamis (21/12/2023).Kinerja positif NPI tersebut diprakirakan berlanjut pada 2024, didukung oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan prospek perekonomian domestik yang meningkat, serta tetap rendahnya defisit transaksi berjalan dalam kisaran defisit 0,1% sampai dengan defisit 0,9% dari PDB.
Neraca Perdaganganbahwa surplus neraca perdagangan berlanjut pada November 2023.
“Surplus neraca perdagangan berlanjut pada November 2023 sebesar 2,4 miliar dolar AS, didukung oleh ekspor komoditas utama Indonesia, seperti batu baraubernur BI.