Liputan6.com, Jakarta - "Fail fast, fail often" atau (gagal cepat, gagal sering) adalah mantra bisnis yang digembar-gemborkan oleh Silicon Valley. Namun, profesor kepemimpinan di Harvard Business School, Amy C. Edmondson, tidak setuju dengan hal itu. Sebaliknya, menurut dia, Anda harus fokus pada kegagalan yang cerdas.
Kegagalan yang cerdas biasanya merupakan hasil dari upaya untuk mencoba sesuatu yang baru, meskipun tidak mungkin dilakukan dengan sempurna untuk pertama kalinya, begitu kata Edmondson melansir dari CNBC Make It, Rabu (26/12/2023).
Tujuan Anda ketika mencoba untuk sukses adalah memastikan bahwa kegagalan yang telah dilakukan adalah kegagalan yang cerdas, dan untuk memastikan bahwa Anda benar-benar belajar dari kesalahan tersebut, kata Edmondson. Karena orang cenderung enggan membicarakan kegagalan.
Advertisement
Edmondson menjabarkan tiga langkah utama yang perlu Anda lakukan untuk memastikan bahwa Anda tidak hanya gagal, namun Anda juga gagal dengan cerdas dan belajar darinya, sehingga langkah ini bisa membawa diri Anda menuju kesuksesan.
Sebelum Anda mulai gagal dalam perjalanan Anda menuju kesuksesan, Edmondson mengatakan bahwa ada tiga langkah kunci untuk memilih kegagalan yang cerdas.
Jangan bertanya mengapa atau siapa, tanyakan apa
- Pastikan bahwa tindakan Anda adalah untuk mencapai suatu tujuan. Contohnya, seperti mengembangkan produk baru, layanan baru, atau memperbaiki kehidupan Anda. Untuk melakukannya, Anda perlu memastikan bahwa Anda mengenali peluang konkret untuk bergerak maju dan tahu persis apa yang sedang Anda upayakan, bukannya mencoba-coba dalam kegelapan.
- Identifikasi apakah Anda hanya mengulangi kesalahan yang sama dengan yang pernah dilakukan orang lain dan gagal? Upaya Anda haruslah baru dan memiliki informasi yang memadai, kata Edmondson.
- Pastikan Anda tidak menghabiskan sumber daya Anda secara berlebihan. "Kegagalan yang cerdas adalah kegagalan yang tidak terlalu besar, tidak begitu merugikan" kata Edmondson. Pada akhirnya, ini semua adalah tentang meminimalkan risiko, katanya. Cari tahu bagaimana uji coba Anda bisa semurah dan seaman mungkin.
Setelah Anda mengalami kegagalan dengan cerdas, Anda harus memastikan bahwa analisis Anda terhadap kegagalan tersebut benar.
Untuk memotivasi diri Anda agar beralih ke pola pikir belajar, Anda harus dengan sengaja mengingatkan diri sendiri bahwa kegagalan Anda adalah investasi di masa depan. Misal, berfikir seperti "Anda telah mengeluarkan uang dan waktu untuk hal ini, mari kita dapatkan hasil yang sepadan," katanya.
Kemudian Anda harus berusaha untuk mengubah naluri mencari-cari kesalahan. "Secara naluriah, kita membingkai proses belajar dari kegagalan sebagai siapa pelakunya, bukan apa yang terjadi," kata Edmondson.
Jadi, dekati kegagalan Anda dengan pertanyaan "apa yang terjadi" daripada "mengapa hal itu terjadi" atau "siapa yang melakukannya." Jelaskan sedetail mungkin tentang apa yang terjadi dalam uji coba Anda.
Advertisement
Pastikan orang-orang di sekitar Anda merasa nyaman untuk berbicara
Konsep yang sangat penting untuk mengatasi kegagalan adalah keamanan psikologis, "keyakinan bahwa Anda dapat berbicara dengan jujur dan terbuka tentang aspek apa pun dari pekerjaan dengan pertanyaan, kekhawatiran, atau pandangan yang berbeda."
Membuat orang-orang di sekitar Anda merasa aman secara psikologis akan memastikan bahwa mereka dapat berbicara dengan cepat ketika mereka yakin bahwa Anda melakukan kesalahan.
Hal ini juga membantu orang-orang yang bekerja dengan Anda untuk lebih berani mencoba hal-hal baru. Jika kolega atau karyawan Anda takut akan pembalasan atas kesalahan mereka, mereka mungkin akan tergoda untuk menahan diri dari ide-ide baru.
Ada tiga cara untuk meningkatkan keamanan psikologis orang-orang di sekitar Anda. Anda bisa menarik perhatian pada untuk membuat orang merasa nyaman berbagi pendapat tentang hal itu.
Edmondson menyarankan untuk mengatakan hal-hal seperti "Kami belum pernah melakukan proyek seperti ini" atau "Ada banyak ketidakpastian dalam rencana ini" ketika mencoba hal-hal baru ini. Dengan menarik perhatian pada atribut-atribut pekerjaan ini, maka akan terlihat bahwa suara setiap orang itu penting, katanya.
Kemudian Anda bisa mengajukan pertanyaan di setiap langkah. Mengajukan pertanyaan tidak selalu menjamin bahwa orang akan mengatakan yang sebenarnya setiap saat, namun hal ini akan membuat 'jelas bahwa Anda benar-benar ingin mendengar dari seseorang," katanya.
Dan yang terakhir, ketika seseorang berbicara menentang Anda, tanggapi dengan cara yang berpandangan ke depan dan berempati. Contoh yang baik yang disarankan Edmondson untuk digunakan adalah "Terima kasih banyak telah memberi tahu saya." atau "Terima kasih atas kejelasannya." diikuti dengan "Apa yang bisa saya bantu?"