Sukses

Ikon Wisata Baru Bromo, Jembatan Kaca 120 Meter Rampung Januari 2024

Kementerian PUPR tengah merampungkan pembangunan jembatan kaca yang diklaim akan jadi ikon pariwisata baru kawasan Bromo.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah merampungkan Penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru (BTS) Tahap I di Jawa Timur.  Termasuk pembangunan jembatan kaca yang diklaim akan jadi ikon pariwisata baru kawasan Bromo.

Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Direktorat Jenderal Cipta Karya saat ini berupaya mempercepat penyelesaian pekerjaan Penataan KSPN BTS Tahap I berupa Pembangunan Terminal Wisata Seruni Point dan Peningkatan Infrastruktur Permukiman Cemorolawang.

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) J Wahyu Kusumosusanto mengatakan, pembangunan Terminal Wisata Seruni Point dimaksudkan untuk menjadi tempat singgah atau rest area dengan berbagai fasilitas pendukung sebelum ke area puncak Seruni Point, tempat melihat matahari terbit.

"Sedangkan peningkatan infrastruktur permukiman di Cemorolawang bertujuan untuk perbaikan infrastruktur yang mendukung ketahanan bencana, pariwisata, dan permukiman sekitarnya," terang Wahyu, Senin (25/12/2023).

Lingkup pekerjaan pada Terminal Wisata Seruni Point meliputi pembangunan Gerbang Bentar, Bangunan Multifungsi Depan, Bangunan Multifungsi Atas, Bangunan Multifungsi Tengah, Bangunan Multifungsi Bawah, Parkir, Amphiteater dan Tourist Information Center.

Sementara pada Cemorolawang dilakukan pekerjaan Jalan Lingkungan, Drainase, Dinding Penahan Tanah (DPT), Titik Kumpul dan Penerangan Jalan. Tersedia pula Taman Edukasi Kebersihan/TPS3R dan Toilet Modular di kawasan ini.

Pada kawasan Seruni Point terdapat juga pekerjaan pembangunan Jembatan Kaca sepanjang 120 meter yang dilakukan oleh Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS), Direktorat Jenderal Bina Marga.

 

2 dari 4 halaman

Uji Beban

Kepala BGTS Fahmi Aldiamar mengutarakan, jembatan tersebut telah melalui uji beban (loading test) untuk menguji performa struktur dan keamanan jembatan. Sehingga mampu memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan setelah dioperasikan.

"Dari uji beban, diperoleh bahwa Jembatan Kaca dapat memikul beban hingga 8,4 ton atau setara dengan 100 orang. Namun dalam tahap operasional, perlu dipertimbangkan kembali kepadatannya dari segi keamanan dan kenyamanan pengunjung," jelas Fahmi.

Terminal Wisata Seruni Point dan Jembatan Kaca diproyeksikan akan menjadi landmark dan magnet wisata baru di kawasan Taman Nasional BTS. Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian Terminal Wisata Seruni Point dan Infrastruktur Permukiman Cemorolawang pada awal Januari 2024.

Saat ini progres fisik dari penataan kawasan tersebut telah hampir 100 persen dan siap untuk diresmikan pada awal 2024. "Pekerjaan dilakukan mulai September 2022. Adapun kontraktor pelaksananya adalah PT Sasmito, dengan konsultan manajemen konstruksi KSO PT Yodya Karya-Indah Karya," tandas Wahyu.

3 dari 4 halaman

Melihat Keindahan Bromo Tengger Semeru, Paduan Menarik Wisata Alam dan Budaya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah kawasan pegunungan di Jawa Timur berada di wilayah administratif  Kabupaten Pasuruan, Malang, Lumajang dan Probolinggo. Taman seluas 50.276,3 hektare itu membentang dari barat ke timur sekitar 20-30 kilometer dan dari utara ke selatan 40 kilometer. 

TNBTS merupakan gabungan dari beberapa kawasan yang disatukan. Kawasan itu meliputi cagar alam, taman wisata, hutan produksi dan hutan lindung.

Taman nasional ini selain menawarkan wisata alam juga menyajikan wisata budaya masyarakat Suku Tengger yang masih menjaga tradisi leluhur. Selain pariwisata, TNBTS dimanfaatkan pula untuk konservasi, penelitian, dan pendidikan. 

Dalam acara Biannual Tourism Forum yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 16-17 Februari 2023, sembilan desa wisata yang menjadi penyangga kawasan Bromo Tengger Semeru mengungkapkan rencana program pengembangan desa wisata mereka.

Sembilan desa penyangga TNBTS  berasal dari empat kabupaten sekitar yaitu Kabupaten Malang (Desa Wisata Jeru, Wringinanom dan Poncokusumo), Kabupaten Pasuruan (Desa Wisata Tosari, Podokoyo dan Wonokitri), Kabupaten Probolinggo (Desa Wisata Wonotoro dan Ngadisari) serta Kabupaten Lumajang (Desa Wisata Pasrujambe).

"Desa kami merupakan pintu masuk terakhir menuju kawasan Bromo dari Kabupaten Pasuruan. Dengan adat istiadat dan budaya Suku Tengger yang kuat, saat ini kami telah diizinkan untuk melakukan budi daya bunga Edelweiss yang merupakan tanaman endemik yang tumbuh di wilayah gunung dan dijaga serta dilindungi keberadaannya di kawasan Bromo Tengger Semeru," kata Pujawasista, penggerak Desa Wisata Wonokitri, Pasuruan dikutip dari Antara, Senin (20/1/2023).

Budi daya bunga yang bernama latin Anaphalis javanica itu  sudah dimulai sejak tahun 2018.  Bunga Edelweiss diasosiasikan dengan simbol cinta sejati karena bunga mampu mekar dan tidak akan layu dalam waktu yang cukup lama.  Wisatawan dapat membawanya sebagai penanda kenangan dari Wonokitri.

Tidak jauh dari situ, masih di Kabupaten Pasuruan, terdapat pula Desa Wisata Podokoyo yang menawarkan paket wisata berbeda, melalui Bromo Fun Tracking, Program Live in dengan Warga dan Camping Ground.

"Ketiga aktivitas ini menjadi ikon desa kami. Podokoyo adalah desa pemegang juara pertama dalam bidang kerukunan beragama di Kabupaten Pasuruan, dan merupakan salah satu desa pemangku hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru," kata Witono, penggerak wisata Desa Wisata Podokoyo.

 

 

4 dari 4 halaman

Pintu Masuk Wisata

Tak kalah menarik, Desa Wisata Wiringinanom, yang menjadi pintu masuk wisata kawasan Bromo dari wilayah Kabupaten Malang, kini telah memiliki delapan paket wisata mulai dari wisata edukasi, budaya dan petualangan dengan menawarkan 30 homestay.

"Dalam perjalanan menuju kawasan Bromo, wisatawan bisa singgah dan bermalam, sambil menikmati pengalaman wisata di desa. Terdapat wisata favorit river tubing melintasi Sungai Amprong dan agrowisata petik jeruk yang akan memberi pengalaman unik dan berbeda bagi wisatawan," kata Galuh, penggerak wisata Desa Wringinanom.

Para penggerak desa wisata penyangga Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Bromo Tengger Semeru ini  sangat antusias memaparkan program-program pengembangan pariwisata yang akan dijalankan melalui pendampingan yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Program Kampanye Sadar Wisata 5.0.

Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 menjadi tema utama "Biannual Tourism Forum" yang  mempertemukan penggerak desa wisata dengan para pemangku kepentingan, untuk membuka peluang kolaborasi dalam pengembangan desa wisata termasuk peluang dalam memperoleh akses pembiayaan.

Sejumlah pemangku kepentingan turut hadir dalam Biannual Tourism Forum seperti Platform Wisata dan Gaya Hidup - Traveloka, Asosiasi Travel Agent Indonesia, ExxonMobil Cepu Limited, PT PLN, CSR Forum Jawa Timur, Bank Mandiri, Universitas Bina Nusantara Malang, serta Kepala Dinas Pariwisata dari setiap kabupaten di wilayah Bromo - Tengger - Semeru.

 

Â