Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendukung penerapan sistem bayar tol tanpa sentuh atau atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di ruas jalan tol Indonesia. Penerapan sistem bayar tol tanpa sentuh tersebut dinilai memberikan sejumlah dampak positif bagi Indonesia.
Â
Baca Juga
"Secara umum MTI mendukung MLFF, ya," kata Ketua Umum MTI Tory Darmantoro dalam acara konferensi pers Catatan Akhir Tahun MTI di Stasiun Kereta Cepat Whoosh Halim, Jakarta Timur, Rabu (27/12).
Terlebih, lanjut Tory, saat ini transaksi kendaraan di gerbang tol telah mencapai 4 juta transaksi dalam sehari. Sehingga, penerapan sistem bayar tol tanpa sentuh dinilai akan menekan konsumsi BBM bersubsidi.
Advertisement
"Iya ini kan sudah 4 juta transaksi per hari di gerbang tol. Kemudian isu yang menjadi concern MTI adalah kemacetan di pintu-pintu tol menyebabkan pemborosan BBM yang disubsidi habis habisan," ungkap Tory.
MLFF Bantu Kurangi Polusi Udara
Selain itu, penerapan sistem tol bayar tanpa sentuh juga dinilai mampu mengurangi polusi udara. Terutama yang terjadi di wilayah Jabodetabek.
"Jadi, memang sudah harus ada terobosan untuk pintu-pintu tol, sehingga kita mendukung itu (MLFF)," ucap Tory.
Meski demikian, MTI berharap penerapan sistem bayar tol tanpa sentuh nantinya disertai dengan teknologi yang telah matang. Dengan ini, masyarakat selaku pengguna ruas tol bisa leluasa berpergian.
"MTI itu kepinginnya ketika nanti (MLFF) diterapkan, masyarakat sudah mendapatkan teknologi yang terbaik, mendapatkan mekanisme yang terbaik, kemudian mendapatkan pemahaman yang baik. Tidak hanya teknologinya tapi full set end to end penggunaan MLFF di tol," pungkas ToryÂ
Â
Negara Pertama di ASEAN
Sebelumnya, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) menyebut bahwa Indonesia menjadi pionir dan negara pertama di Asia Tenggara atau ASEAN yang menerapkan teknologi Multi Lane Free Flow, atau Pembayaran Tol tanpa henti berbasis Global Navigation Satelit System (GNSS).
"Indonesia menjadi pionir dan negara pertama di Asia Tenggara yang akan menerapkan teknologi MLFF berbasis GNSS," ujar Direktur PT Roatex Indonesia Toll System Gyula Orosz di Jakarta, Selasa.
Gyula menambahkan, implementasi MLFF memang menjadi bagian dan langkah penting Indonesia dalam memodernisasi jaringan transportasi dengan teknologi tinggi yang andal, serta memberikan standar bagi negara lain untuk merevolusi sistem tolnya.
Teknologi MLFF merevolusi perjalanan menggunakan jalan tol sehingga menjadi lebih lancar dan efisien serta membawa Indonesia dalam memasuki era Toll Roads Technology 4.0.
MLFF di Indonesia sudah memasuki tahap fase implementasi dan diuji coba di Tol Mandara Bali pada Desember 2023.  Â
Advertisement
Uji Coba Bayar Tol Tanpa Sentuh Disebut Gagal, Jasa Marga Buka Suara
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk buka suara terkait uji coba sise bayar tol tanpa sentuh atau multi lane free flow (MLFF) di Tol Bali Mandara. Jasa Marga sendiri terlibat dalam proses uji coba sistem canggih bawaan Hungaria tersebut.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan, saat ini uji coba MLFF belum mencakup keseluruhan sistem pengoperasian jalan tol.
"Ini masih di tahap uji coba. Sebenarnya kalau keseluruhan sistem transaksi tol itu, kalau end to end itu bicara dari sistem front end yang tadi tapping di gerbang tol, ada sistem pelaporannya sampai dengan sistem pembayaran yang diterima oleh badan usaha jalan tol itu sendiri," kata Lisye kepada wartawan di Gerbang Tol Kutanegara, Senin (18/12/2023).
Lisye menyebut, Jasa Marga sendiri ikut terlibat dalam uji coba MLFF. Meski secara rinci, pihaknya tidam ikut melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan uji coba sistem bayar tol tanpa kartu tersebut.
"Saat ini Jasa Marga masih terus memonitor dan ikut dalam tahap evaluasi uji cobanya seperti apa, walau pun memang kita sifatnya hanya berpartisipasi ya di ranah uji coba dan evaluasi monitoring ada di Kementerian PUPR, BPJT dan badan usaha pelaksana," bebernya.
Dia menegaskan, sebagai badan usaha jalan tol (BUJT), Jasa Marga tetap berfokus pada sistem pelayanan kepada pengguna. Diketahui, Tol Bali Mandara sendiri masuk dalam pengelolaan PT Jasamarga Bali Tol (JBT), anak usaha Jasa Marga.
"Namun Jasa Marga sama seperti badan usaha jalan tol lainnya kita berfokus supaya sistem itu tetap mengedepankan kualitas pelayanan kepada pengguna jalan tol dan ini tentunya dibutuhkan koordinasi dan evaluasi berkala antara Jasa Marga ataupun operator tol lainmya dengan Kementerian PUPR atau BPJT," papar dia.
Â
Modernisasi Sistem Pembayaran Tol
Lisye mengatakan pihaknya ikut berpartisipasi aktif bersama dengan Asosiasi Jalan Tol (ATI) dalam pelaksanaan modernisasi sistem transaksi tol di Indonesia. Tak lain, tujuannya untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna.
"Sebagai upaya peningkatan layanan untuk mewujudkan sistem transaksi yang aman dan nyaman bagi pengguna jalan tol," kata dia.
"Jadi intinya yang kita jaga adalah layanannya sama apa yang selama ini sudah diterima oleh pengguna jalan tol itu yang kami coba sama-sama berikan masukkan ke PUPR BPJT dan badan usaha pelaksana," sambung Lisye Octaviana.
Disebut Gagal
Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Peduli Tol Indonesia (KAMTI) menjelaskan uji coba sistem MLFF yang diakses melalui aplikasi Cantas gagal beroperasi maksimal. Hal ini terjadi karena banyak kendaraan yang tertimpa oleh palang tol, karena sistem dinilai masih tidak sinkron.
Dilansir dari siaran pers KAMTI, Jumat, 15 Desember 2023, dalam video uji coba terlihat beberapa kendaraan yang tertimpa palang. Koordinator Presidium KAMTI, Sahrul RM meminta Menteri PUPR dan pemangku kepentingan mengevaluasi proyek bayar tol tanpa kartu ini.
"Hal ini memperkuat alasan KAMTI agar Menteri PUPR dan Pemangku kepentingan untuk segera mengevaluasi dan menghentikan proyek MLLF dari Hungaria ini. Jangan membohongi masyarakat dengan teknologi yang belum siap dan gagal," kata Sahrul dalam siaran pers.
Â
Advertisement