Sukses

Gunung Lewotobi Erupsi, Wings Air Tunda Penerbangan di Bandara Frans Seda Maumere

Wings Air menyampaikan, bahwa penundaan penerbangan di Bandara Frans Seda Maumere, yang disebabkan oleh keadaan force majeure, peristiwa yang tidak dapat diprediksi atau dicegah di luar kemampuan perusahaan, seperti bencana alam.

Liputan6.com, Jakarta - Wings Air menunda sementara operasional penerbangan dari dan menuju Bandara Frans Seda Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Penundaan penerbangan maskapai bagian dari Lion Group ini sebagai dampak erupsi Gunung Lewotobi. 

Corporate Communications Strategic of Wings Air Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, sebagai langkah mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first), Wings Air menunda penerbangan di Bandara Frans Seda. 

"Sesuai pemberitahuan resmi otoritas penerbangan sipil bahwa bandar udara ditutup hingga Selasa 2 Januari 2024 pukul 11.35 WITA, dikarenakan dampak erupsi Gunung Lewotobi," jelasnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (2/1/2024).

Penerbangan yang terdampak oleh penutupan sementara bandar udara tersebut, sebagai berikut:

1 Januari 2024

  • Nomor penerbangan IW-1961 Labuan Bajo (LBJ) – Maumere (MOF)
  • Nomor penerbangan IW-1960 Maumere (MOF) - Labuan Bajo (LBJ)
  • Nomor penerbangan IW-1829 Kupang (KOE) – Maumere (MOF)

2 Januari 2024

  • Nomor penerbangan IW-1829P Kupang (KOE) – Maumere (MOF)
  • Nomor penerbangan IW-1828 Maumere (MOF) – Kupang (KOE)

Wings Air telah menginformasikan kepada seluruh penumpang yang terdampak dan memberikan opsi untuk mengubah jadwal penerbangan menurut ketentuan yang berlaku.

Force Majeure

Wings Air menyampaikan, bahwa penundaan penerbangan ini, yang disebabkan oleh keadaan force majeure, peristiwa yang tidak dapat diprediksi atau dicegah di luar kemampuan perusahaan, seperti bencana alam. Dalam hal ini, erupsi Gunung Lewotobi adalah peristiwa force majeure yang mengganggu operasional penerbangan Wings Air dari dan ke Maumere.

Wings Air berharap dapat segera melanjutkan operasional dan layanan penerbangan dari dan ke Maumere setelah Bandar Udara Frans Seda dinyatakan aman untuk penerbangan berdasarkan pemberitahuan resmi dari otoritas penerbangan.

Wings Air senantiasa berkoordinasi dengan para pihak terkait, seperti pengelola Bandara Frans Seda, AirNav Indonesia, BMKG, dan pihak terkait lainnya, untuk memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi terbaru kepada para penumpang.

2 dari 3 halaman

Bandara Frans Seda Maumere Masih Ditutup Dampak Erupsi Gunung Lewotobi

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali erupsi, Senin pagi (1/1/2024) pukul 05.23 Wita. Tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau sekitar 1.723 meter dari atas permukaan laut.

Dampak dari erupsi tersebut, Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara untuk penerbangan dari dan ke Maumere.

 Kepala Kantor UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara) Kelas II Bandara Frans Seda Maumere, Partahian Panjaitan menjelaskan, hasil pengamatan di runway pada hari ini negatif, tapi hasil pengamatan BMKG di ruang udara yang menjadi lintasan pesawat itu masih menunjukkan terdampak.

"Artinya masih ada abu vulkanik di atas. Oleh karena itu hari ini pun masih kami lakukan penutupan sementara," kata dia dikutip dari Antara, Selasa (2/1/2024).

Partahian Panjaitan menyampaikan penutupan sementara harus dilakukan mengingat pentingnya keselamatan penerbangan saat ini.

Jika abu vulkanik mengenai mesin pesawat, kata dia, dapat berakibat fatal dan berdampak pada keselamatan. "Paling utama itu keselamatan penerbangan, sehingga kami putuskan sementara ditutup," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Paper Test Tiap Jam

Ia mengatakan indikasi adanya abu vulkanik di bandara dan penutupan sementara itu telah dilaporkan kepada Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali. Pihaknya pun terus melakukan paper test setiap jam untuk mengetahui kondisi di landasan pacu.

Selain itu informasi BMKG pun diterbitkan secara berkala sehingga menjadi dasar untuk pembukaan atau penutupan layanan penerbangan di bandara tersebut.

"Yang paling utama itu hasil dari BMKG karena bisa saja abu itu tidak sempat turun ke bawah tapi bergerak di atas. Kriteria utama itu hasil BMKG," kata dia.

"Kalau sudah tidak terdampak lagi, kami akan buka lagi," ujarnya.Â