Sukses

Inflasi Desember Tertinggi Sepanjang 2023, Ini Komponen Pendorongnya

Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,42 persen dengan andil inflasi 0,25 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai merah (0,06 persen) dan bawang merah (0,04 persen).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,41 persen. Inflasi pada bulan tersebut didorong oleh inflasi seluruh komponen.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, komponen itu diantaranya komponen harga yang diatur Pemerintah mengalami inflasi secara bulanan sebesar 0,39 persen. Komponen ini memberikan andil sebesar 0,07 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah tarif angkutan udara, rokok putih, dan rokok kretek filter," kata Amalia dalam konferensi pers pengumuman inflasi, Selasa (2/1/2024).

Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,42 persen dengan andil inflasi 0,25 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai merah (0,06 persen), bawang merah (0,04 persen), tomat (0,03 persen), cabai rawit (0,02 persen), beras (0,02 persen), telur ayam ras (0,02 persen), minyak goreng (0,01 persen), daging ayam ras (0,01 persen), dan bawang putih (0,01 persen).

Selanjutnya, komponen inti mengalami inflasi 0,14 persen dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, gula pasir, dan rekreasi.

Untuk diketahui, BPS mencatat inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,41 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, tingkat inflasi bulanan Desember 2023 merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi bulanan untuk Desember 2023 berkisar sebesar 0,60 persen secara bulanan (month to month), meningkat signifikan dari 0,38 persen dibandingkan November 2023.

Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan musiman selama liburan Natal dan Tahun Baru.

"Dalam keranjang IHK, komoditas seperti makanan dan minuman terlihat mengalami kenaikan harga, memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap inflasi Desember 2023," kata Josua, di Jakarta (2/1/2024).

Menurutnya, lonjakan itu dipengaruhi oleh peningkatan permintaan secara musiman dan dampak El Nino. Kemudian, transportasi, rekreasi, hotel, dan restoran juga terpantau mengalami kenaikan harga selama periode liburan akhir tahun.

Sementara, untuk inflasi akhir tahun 2023, tingkat inflasi diperkirakan sebesar 2,81 persen menandai penurunan yang patut dicatat dari 5,51 persen yang tercatat pada tahun 2022. Penurunan signifikan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar dan energi global, yang mengakibatkan penurunan inflasi harga yang diatur pemerintah tahun ini.

"Proyeksi kami menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan akan berada di bawah target tengah sebesar 3 persen yaitu 2,81 persen yoy di Desember 23 (vs. 2,86 persen yoy di November 23)," ujarnya.

  

Video Terkini