Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) Nomor urut 3 Ganjar Pranowo akan membangun sistem pertahanan nasional dengan sistem yang berlapis yakni menggunakan teknologi sakti dengan rudal hipersonik, senjata siber dan sensor kuantum dan sistem senjata otonom.
Menurut Ganjar, untuk mewujudkan hal tersebut anggaran Kementerian Pertahanan harus 1-2 persen dari PDB, sehingga Minimum Essential Force (MEF) bisa tercapai.
Baca Juga
Lantas apakah usulan Capres nomor 3 tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia?
Advertisement
Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P. Sasmita, menilai jika patokannya untuk membangun industri pertahanan yang baik dan kuat, angka dua persen bahkan masih kurang.
Namun yang menjadi pertanyaan Ronny, apakah hal itu memang menjadi prioritas utama dibanding banyak persoalan yang sedang menanti seorang presiden baru. Kemudian, apakah fiskal Indonesia mampu untuk memenuhi hal tersebut.
Â
"Sebenarnya anggaran tetap bisa dibuat besar, meski di bawah 2 persen, jika PDB nya membesar secara signifikan. Jadi pertanyaannya, apa rencana kandidat untuk membuat PDB tumbuh tinggi dan signifikan," kata Ronny kepada Liputan6.com, Senin (8/1/2024).
Â
Ronny menjelaskan, sebenarnya perkara 1 persen atau 2 persen anggaran pertahanan adalah perkara kesepakatan politik. Bahkan jika dikatakan 5 persen sekalipun, masih mungkin-mungkin saja, selama presiden baru bisa menghimpun kesepakatan politik antara pemerintah (Depkeu) dan DPR.
"Artinya, tak ada patokan resmi berapa anggaran ideal pertahanan. Yang ada adalah preseden anggaran pertahanan dari negara-negara maju yang memang rata-rata di atas 1 persen," ujarnya.
Proyeksi Ancaman
Kendati begitu, Ronny menilai angka tersebut lahir dari proyeksi ancaman pertahanan tiap-tiap negara yang dilakukan oleh kementerian pertahanan masing-masing negara.
Jika tingkat ancaman pertahanan semakin meninggi, maka anggaran pertahanan otomatis membesar. Begitu sebaliknya. Bahkan dalam masa perang, anggaran pertahanan sebuah negara bisa lebih dari 20 persen.
"Jadi dibutuhkan justifikasi yang sangat jelas, untuk meningkatkan anggaran pertahanan di satu sisi dan adjustment dengan kondisi fiskal di sisi lain, yakni kesepakatan politik di level domestik," ujarnya.
Lebih lanjut terkait angka anggaran pertahanan, karena patokannya adalah PDB, maka ada cara lain untuk meningkatkan nominalnya, yakni meningkatkan PDB nasional secara signifikan.
"Jika PDB naik tinggi alias membesar secara signifikan, otomatis anggaran pertahanan akan naik juga, meskipun secara persentase masih di bawah 2 persen," pungkasnya.
Bangun Rudal Hipersonik dan Senjata Otonom, Ganjar Pranowo Targetkan Anggaran Kemenhan 2% dari PDB
Calon Presiden (Capres) Nomor urut 3 Ganjar Pranowo akan membangun sistem pertahanan nasional dengan sistem yang berlapis dan menjadikan benteng pertahanan nusantara sebagai sebuah kesatuan.
Dalam Debat Calon Presiden (Capres) ketiga yang berlangsung di Senayan, Jakarta, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.
Oleh sebab itu, sistem pertahanan Indonesia harus sudah masuk ke dalam 5.0 dengan teknologi sakti dengan rudal hipersonik, senjata siber dan sensor kuantum dan sistem senjata otonom.
"itu bisa dilakukan kalau anggaran dari kemenhan 1-2 persen dari PDB sehingga MEF (Minimum Essential Force) kita bisa tercapai. Karena ini yang mengerikan, di 2024 saya khawatir ini tidak akan tercapai," jelas Ganjar, Minggu (7/1/2024).
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa persoalan luar negeri menjadi salah satu hal penting bagi Indonesia. "Politik luar negeri adalah alat untuk negosiasi terhadap dunia luar tapi kepentingan nasional harus nomor utama," kata Ganjar.
Kenapa penting, sambung Ganjar, menurutnya politik luar negeri harus bisa meredefinisi kepentingan politik bebas aktif.
"Penting karena kita perlu karena memilah dan memprioritaskan keinginan dari bangsa dan rakyat, rakyat butuh lapangan kerja. Kita harus memperkuat infrastruktur diplomasi kita, jelas Ganjar.
Pada kesempatan tersebut, Ganjar juga menyampaikan bahwa Indonesia selalu setia pada kesepakatan yang diambil. "Seperti ini kemerdekaan Palestina yang kita dukung terus menerus," tegasnya.
Selain itu, Ganjar juga menyorot krisis iklim yang melanda dunia saat ini. "Akan kita selesaikan dengan membawa pola diplomasi luar negeri," ucapnya.Â
Advertisement
Ganjar-Mahfud Md Tampil Necis Pakai Kacamata Hitam di Debat Capres 2024
Pada hari ini, Minggu (7/1/2024), Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat calon presiden (capres) Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 di Istora, Senayan, Jakarta Pusat (Jakpus).
Saat hendak memulai debat capres, para pasangan capres-cawapres pun satu persatu memasuki lokasi atau panggung. Yang pertama masuk adalah paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, lalu paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan disusul paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Ketika masuk ke dalam panggung debat capres, paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud Md cukup menarik perhatian. Sebab, keduanya menggunakan jaket bomber berwarna hijau dan kacamata hitam.
Dengan asyik, keduanya pun bergaya saling berpunggungan.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat calon presiden (capres) pada Minggu 7 Januari 2024 malam ini. Debat capres akan digelar di Istora Senayan Jakarta.
Debat capres ini akan berlangsung pukul 19.00 WIB selama 150 menit yang terdiri dari 120 menit untuk debat dan 30 menit jeda iklan.
Tema debat ketiga Pilpres 2024 ini adalah pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
Akan ada 11 panelis dalam debat capres 2024 ini yang terdiri dari kalangan profesional mau pun akademisi yang dipastikan independen dan berintegritas untuk menjaga kerahasiaan soal-soal yang akan disampaikan pada tiap debat.