Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan penyaluran LPG selama periode satgas Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) dalam kondisi aman. Pasokan LPG di seluruh agen aman sehingga bisa menutupi semua permintaan.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Ditjen Migas dan Pertamina menyiagakan 23 Terminal LPG, 667 SP(P)BE dan 4.972 Agen LPG.
Baca Juga
"Kami menyediakan Agen LPG yang disiagakan 24 jam khusus pada wilayah dengan demand tinggi," ujar Erika dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (8/1/2024).
Advertisement
Erika menuturkan penyaluran LPG selama periode satgas Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dibandingkan rata-rata normal naik sebesar 0,2 persen dan apabila dibandingkan periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 naik sebesar 0,3 persen.
Kemudian untuk penyaluran LPG tertinggi terjadi pada tanggal 26 Desember 2023, yakni sebesar 28.884 MT atau naik 5,3 persen dari penyaluran LPG normal sebesar 27.440 MT.
"Ditjen Migas melaksanakan pemantauan volume stok dan realisasi penyaluran LPG harian, serta melakukan pengawasan lapangan untuk memantau kondisi penyediaan dan pendistribusian LPG ke Penyalur dan Sub Penyalur LPG di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil pengawasan yaitu penyak LPG aman dan lancar," tutupnya.
Lewat PIEDCC, Pertamina Pastikan Distribusi Energi Jelang Tahun Baru Aman dan Lancar
PT Pertamina (Persero) terus melakukan transformasi digital dalam setiap lini operasionalnya. Terbaru, Pertamina menghadirkan Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) untuk memastikan kesiapan energi dalam menyambut libur tahun baru 2024.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa digitalisasi pada PIEDCC merupakan proses yang berkelanjutan. Ia menyebut, salah satu manfaatnya yakni penghematan anggaran negara terutama dalam mendukung program BBM Subsidi Tepat.
"Melalui digitalisasi, Pertamina mampu mengidentifikasi kendaraan yang menggunakan nomor polisi palsu berdasarkan data Korlantas (Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia). Secara sistem, kendaraan yang tidak terdaftar tersebut otomatis tidak dapat membeli BBM subsidi Solar," katanya.
“Dengan mengimplementasikan sistem ini, kita dapat memastikan kendaraan yang berhak menggunakan BBM subsidi, sesuai peruntukannya. Hasilnya, kita dapat menghasilkan efisiensi bagi Pertamina dan penghematan bagi anggaran negara,” jelas Nicke.
Sebagaimana diketahui, PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Selain itu, melalui PIEDCC, Pertamina mampu memonitor secara real time ketersediaan energi di seluruh wilayah Indonesia dan bisa mengambil tindakan cepat memenuhi kebutuhan energi jika terjadi lonjakan konsumsi BBM dan LPG atau keadaan darurat seperti bencana alam.
Advertisement
Dapat Monitor Ketersediaan Energi
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa sistem digitalisasi Pertamina sudah maju dari sebelumnya. Ia pun mengapresiasi karena hal itu berguna untuk bisa terlihat cost evidence-nya.
"Di PIEDCC, dapat memonitor kondisi real-time bisnis Pertamina di seluruh Indonesia. Mulai dari titik produksi hulu migas, proses pengapalan, pengolahan di kilang, serta distribusi melalui SPBU," katanya.
"Selain itu, sistem mampu menunjukan stok BBM di SPBU, sehingga apabila ada stok SPBU yang minim atau kritis, Pertamina mampu melakukan upaya preventif pengiriman BBM dengan mengestimasi waktu suplai dari depo ke SPBU," jelas Tutuka.
Ia pun menilai bahwa sistem ini sangat membantu bagi Pertamina seperti menghasilkan efisiensi.
"Juga secara otomatis membantu Pemerintah dalam mengurangi loss karena lebih akurat dan lebih bisa dikontrol,” ucap Tutuka.
Selain itu, dirinya menegaskan bahwa pihaknya memastikan kesiapan stok BBM dan LPG nasional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih pada momen libur Tahun Baru 2024. Tutuka menyebut, dari sistem PIEDCC tercermin masa ketahanan untuk stok BBM dan LPG.
“Secara nasional, coverage-nya lebih dari cukup. Yang perlu diperhatikan adalah daerah rawan atau daerah yang jauh, perlu menjadi perhatian,” tegas Tutuka.