Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hanya menguat tipis atau cenderung mendatar pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini. Investor tengah menunggu data ekonomi AS yang akan keluar pada Kamis waktu setempat.
Kamis (11/1/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta dibuka menguat 17 poin atau 0,11 persen menjadi 15.553 per dolar AS dari sebelumnya 15.570 per dolar AS.
Baca Juga
"Investor cenderung wait and see menantikan data inflasi AS malam ini," kata analis mata uang Lukman Leong dikutip dari Antara.
Advertisement
Lukman memproyeksikan rupiah pada perdagangan hari ini bergerak di rentang 15.450 per dolar AS sampai dengan 15.550 per dolar AS.
Ia menuturkan inflasi AS secara bulanan (month on month/mom) diperkirakan akan naik 0,2 persen dan secara tahunan (year on year/yoy) naik dari 3,1 persen menjadi 3,2 persen.
"Data inflasi ini sangat diantisipasi investor menyusul data tenaga kerja yang kuat minggu lalu," ujarnya.
Data inflasi tersebut akan menjadi perhatian utama dalam melihat arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Head of Research RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengatakan, rupiah pada tahun ini akan bergerak menguat secara perlahan. Ia memproyeksikan rupiah akan berada di kisarna 15.000 per dolar AS>
"Proyeksi kami pada semester II 2024, di kisaran 15.000 hingga 15.600 terhadap Dolar AS (USD),” kata dia dalam keterangan resminya.
Kabar Gembira, Modal Asing Masuk Indonesia Tembus Rp 8,61 Triliun di Awal 2024
Sebelumnya, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini.
Dilansir dari keterangan Bank Indonesia Sabtu (6/1/2024), Asisten Gubernur Bank Indonesia Departemen Komunikasi Erwin Haryono, menyampaikan Aliran Modal Asing, tercatat Premi Credit Default Swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 4 Januari 2024 sebesar 75,01 bps, naik dibandingkan per 29 Desember 2023 sebesar 68,45 bps.
Berdasarkan data transaksi 2-4 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp8,61 triliun terdiri dari beli neto Rp5,07 triliun di pasar SBN, beli neto Rp1,47 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,08 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen periode 1 s.d. 4 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp1,79 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,73 triliun di SRBI.
Advertisement
Perkembangan Rupiah
Sementara itu, tercatat perkembangan nilai tukar rupiah pada kamis (4/1) Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.485 per dolar AS.
Kemudian, Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,64 persen Indeks Dolar (DXY) menguat ke level 102,42, dan Yield UST (US Treasury) 10 tahun naik ke level 3,999 persen.
Selanjutnya, pada Jumat (5/1) Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.490 per dolar AS, Yield SBN 10 tahun naik ke 6,66 persen.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tutup Erwin.