Sukses

Makin Mesra dengan AS, China Buka Pintu Investasi Lebar-Lebar

China mengungkapkan bahwa pihaknya bertujuan untuk mempermudah lembaga asing untuk berinvestasi di negaranya, termasuk Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta China mengungkapkan bahwa pihaknya bertujuan untuk mempermudah lembaga asing untuk berinvestasi di negaranya, termasuk Amerika Serikat.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng saat bertemu dengan para eksekutif keuangan Amerika Serikat, menurut media pemerintah negara itu.

“China akan terus memperdalam reformasi dan keterbukaan pasar modalnya secara dua arah, memfasilitasi investasi dan pembiayaan lintas batas, serta menarik lebih banyak lembaga keuangan asing dan modal jangka panjang ke China,” ujar He Lifeng pada pertemuan tersebut, dikutip dari CNBC International, Kamis (11/1/2024).

Pertemuan antara pejabat China dan AS itu terjadi ketika sebagian besar investor asing mengambil pendekatan wait and see terhadap China, di tengah ketidakpastian mengenai perkembangan perekonomian negara ekonomi terbesar kedua di dunia dan ketegangan dengan AS.

Indeks saham MSCI China turun 11 persen pada tahun 2023. Ini menandai penurunan tahunan ketiga berturut-turut, juga yang pertama dalam 20 tahun terakhir, menurut Goldman Sachs.

Dalam momen terpisah, Presiden Emeritus Universitas Harvard Lawrence Summers juga menghadiri pertemuan dengan Gubernur Bank Rakyat Tiongkok Pan Gongsheng pada hari Rabu, menurut rilis berita di situs web bank sentral China

Summers, mantan Menteri Keuangan AS, menjadi pembawa acara tentang ekonomi global dan stagflasi. Sebelumnya di hari Senin, Summers juga bertemu dengan Sekretaris Partai Shanghai Chen Jining.

Dilaporkan, pertemuan tatap muka antara pejabat, eksekutif, dan akademisi China dan Amerika Serikat semakin meningkat sejak negara itu mengakhiri pembatasan perjalanan akibat Covid-19 lebih dari setahun yang lalu.

China secara bertahap mengizinkan lembaga keuangan asing untuk mengambil kendali mayoritas atas operasi lokal mereka. Tahun lalu, regulator sekuritas juga menerapkan aturan baru untuk memperjelas proses bagi perusahaan domestik untuk mencatatkan sahamnya di luar negeri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

UEA Jadi Destinasi Investasi Baru Pengusaha dan Miliarder China

Semakin banyak manajer kekayaan di Asia yang mendirikan kantor di Dubai, memanfaatkan hubungan diplomatik yang semakin baik antara China dan Uni Emirat Arab (UEA).

Sejumlah manager kekayaan mengungkapkan bahwa Dubai kini menjadi pusat kekayaan pilihan bagi banyak pengusaha dan keluarga kaya di Asia, terutama China dalam upaya memperluas bisnis mereka.

Melansir Channel News Asia, Rabu (10/1/2024) sebuah manajer kekayaan terkemuka di China, Noah Holding yang mengawasi aset klien senilai sekitar USD 23 miliar, misalnya, berupaya untuk mendapat izin usaha di Dubai pada akhir tahun ini.

Kepala keuangan Noah Holding, Qing Pan, mengungkapkan bahwa kantor baru di Dubai nantinya akan melayani pengusaha China yang mendirikan bisnis mereka di pasar tersebut.

"Strategi Noah adalah mengikuti pertumbuhan kekayaan klien. Itu sebabnya kami harus berada di sana dan menjaga kekayaan yang dihasilkan secara lokal," ungkap Qing Pan, seraya menambahkan bahwa perusahaan tersebut berencana mengirim beberapa staf dari China terlebih dahulu dan kemudian merekrut staf lokal.

"Banyak pengusaha China mencari pasar baru dan mendiversifikasi rantai pasokan mereka, dan banyak yang tertarik dengan peluang yang ditawarkan Timur Tengah," bebernya.

Selain itu, Uni Emirat Arab baru-baru ini juga memperkenalkan insentif seperti sistem "visa emas".

Dubai meluncurkan "pusat kekayaan keluarga" tahun lalu untuk membantu individu dan bisnis asing mengatasi masalah budaya dan pemerintahan.

Hasilnya, para manajer kekayaan negara-negara Barat, termasuk bank swasta Swiss, Lombard Odier, berupaya memperluas kehadiran bisnis mereka di Uni Emirat Arab untuk memanfaatkan masuknya ekspatriat dan pertumbuhan populasi orang-orang kaya.

 

3 dari 3 halaman

UEA Catat Peningkatan Warga Kaya Tertinggi di Dunia

Jumlah individu dengan kekayaan bersih tinggi (HNWI) secara global turun 3,3 persen menjadi 21,7 juta pada tahun 2022, namun populasi HNWI di Timur Tengah meningkat 2,8 persen pada tahun yang sama, menurut laporan kekayaan Capgemini tahun 2023.

UEA merupakan negara dengan arus masuk jutawan tertinggi di dunia pada tahun 2022, dan pusat kekayaan swasta ini diperkirakan akan menerima arus masuk bersih sebanyak 4.500 jutawan lagi pada tahun 2023, menurut data dari penasihat kekayaan dan imigrasi Henley & Partners yang berbasis di Dubai.

Di Asia, Hong Kong dan Singapura telah lama menjadi pusat kekayaan luar negeri yang paling disukai oleh orang-orang kaya.

Namun beberapa klien kini ingin melakukan diversifikasi ke pasar lain dan mendapatkan peluang investasi baru, kata manajer kekayaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini