Liputan6.com, Jakarta - Huayou Indonesia berencana menambah investasi di Indonesia untuk 5 tahun ke depan. Namun, produsen bahan baterai mobil listrik asal China tersebut juga memasang mata terhadap gelaran Pemilu 2024 yang akan segera dimulai.
Deputy Director of External Affairs Huayou Indonesia Stevanus mengklaim, seluruh investor satu suara bahwa stabilitas politik itu penting di tengah masa transisi menuju Presiden RI baru.
Sehingga di tengah masa transisi pemerintahan ini, investor sudah merencanakan skala investasinya untuk proyek yang akan atau sudah berjalan.
Advertisement
"Terus kalau transisi kepemimpinan tidak mulus, visinya tidak sejalan, itu yang paling dikhawatirkan. Itu bukan judi dengan nominal yang USD 100-200, itu billions dolar," ujar Stevanus dalam sesi Huayou Indonesia Media Gathering di Jakarta, dikutip Sabtu (13/1/2024).
Stevanus menyampaikan, Huayou juga sudah melaporkan kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia terkait rencana investasinya untuk 5 tahun ke depan.
"Dengan catatan, transisi kepemimpinan bisa berjalan baik, visi terhadap hilirisasi masih didukung, saya rasa akan bagus," imbuh dia.
Pasalnya, Huayou melihat peta jalan Pemerintah RI untuk melakukan hilirisasi kendaraan listrik sudah berjalan di dua masa kepemimpinan presiden yang berbeda. Sehingga investor ingin roadmap itu ke depan tetap berkesinambungan di bawah presiden baru.
"Justru kalau itu kita hambat itu akan membuat Indonesia ketinggalan kereta. Jadi mulai dari jaman pak SBY larang ekspor sampai konsep hilirisasi pak Jokowi, itu kesinambungan kepemimpinan dan policy jadi sesuatu yang sangat-sangat penting," tuturnya.
Ford Jalin Kemitraan dengan Vale dan Huayou Bikin Pabrik Baterai di Indonesia
Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk dan Zhejiang Huayou Cobalt Co dari Cina, mengumumkan kesepakan dengan Ford untuk kerja sama untuk bangun pabrik bateraikendaraan listrik yang lebih terjangkau. Ketiganya melakukan penanaman model di Proyek High Pressure Acid Leaching (HPAL) Blok Pomalaa.
Disitat dari keterangan resmi Ford, proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih yang disediakan oleh PT Vale Indonesia, dari tambang Blok Pomalaa. Sedangkan pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia, di kawasan industri nikel Blok Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Barat Daya, Indonesia.
Persiapan lokasi awal Proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dan konstruksi penuh diharapkan dapat dimulai pada 2023, dengan operasi komersial dimulai pada 2026.
Kolaborasi ini akan mengirimkan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke kendaraan listrik, dan meningkatkan industri manufaktur Indonesia, dan mendukung Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta kendaraan listrik pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.
Lebih lanjut, proyek pemrosesan nikel tiga arah, bersama dengan perjanjian pasokan terpisah yang sedang dikembangkan dengan Ford dan Huayou untuk bahan aktif katoda prekursor yang penting untuk pembuatan baterai lithium-ion, secara kolektif akan digabungkan dengan sumber nikel Ford lainnya.
"Kerangka kerja ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan, dengan salah satu pendekatan industri berbiaya terendah, dan memungkinkan kami memastikan nikel telah ditambang sejalan dengan target keberlanjutan perusahaan kami, menetapkan standar ESG yang tepat saat kami mengukur," kata Lisa Drake, Vice President industrialisasi Ford Model e EV.
"Bekerja dengan cara ini menempatkan Ford pada posisi untuk membantu membuat EV lebih mudah diakses oleh jutaan orang, dan melakukannya dengan cara yang membantu melindungi manusia dan planet dengan lebih baik," tegas Lisa.
Advertisement
Proyek Strategis Nasional Rp 67,5 triliun
Sementara itu, Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia mengatakan, perjanjian ini menunjukkan bukan hanya tentang apa yang pihaknya tambang. Namun, proses yang dilakukan juga benar, dengan menanamkan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Hasilnya adalah kolaborasi unik dengan pembuat mobil global Ford, untuk memproses mineral global terkemuka Huayou untuk berinvestasi bersama dalam proyek ini.
"Kerja sama global ini sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun ekosistem EV domestik, dan menjadikan PT Vale sebagai kontributor penting dalam mengatasi tantangan dekarbonisasi dunia, dengan investasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomi lokal dan memastikan pemanfaatan sumber daya nikel Indonesia secara optimal," tegas Febriany.
Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari ground breaking Blok Pomalaa PT Vale Indonesia November lalu. Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi hingga Rp 67,5 triliun, dan diperkirakan akan menghasilkan 12.000 pekerjaan konstruksi.