Sukses

Rupiah Ditutup Keok dari Dolar AS, Dekati Level 15.600

Rupiah ditutup melemah 37 point dalam penutupan pasar 16 Januari 2024.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat hari ini pada Selasa, 16 Januari 2024.

Saat ini, para pedagang masih menanti isyarat lebih lanjut Federal Reserve dan perekonomian AS, dengan Gubernur Fed Christopher Waller akan menyampaikan pidatonya pada hari Selasa (16/1).

Sementara data penjualan ritel dan produksi industri AS diperkirakan memberikan lebih banyak isyarat terhadap perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Namun, alat CME Fedwatch menunjukkan, pasar tampaknya sedikit mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024.

"Fokus kini tertuju pada data produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat, yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mengetahui lebih banyak isyarat mengenai perekonomian. PDB diperkirakan sedikit melampaui target tahunan pemerintah sebesar 5 persen pada tahun 2023," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Selasa (16/1/2024).

Ini sebagian besar disebabkan oleh basis perbandingan yang lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

"Namun angka yang lebih tinggi kemungkinan besar didorong oleh dasar perbandingan yang lebih rendah dari tahun 2022, karena perekonomian China sedang berjuang untuk bangkit kembali setelah tiga tahun lockdown akibat COVID-19," tambah Ibrahim.

Rupiah Hampir Mendekati 15.600 pada 16 Januari 2024

Rupiah ditutup melemah 37 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 40 point dilevel 15.592 dari penutupan sebelumnya di level 15.555.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.570- 15.640," Ibrahim memprediksi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Posisi Utang RI

Pada November 2023, Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri atau ULN Indonesia sebesar USD 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun (asumsi kurs Rp 15.540 per dolar AS).

Bank sentral mengklaim posisi utang luar negeri ini tetap terkendali.

Namun, posisi utang luar negeri per November 2023 ini menandai kenaikan 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yoy.

Ibrahim menyoroti, perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik.

Selain itu, posisi utang luar negeri pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah.

Hal ini berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS

Terjaganya utang luar negeri Indonesia pada November 2023 terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3 persen.

Selain itu, terlihat dari dominasi utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1 persen dari total ULN.

3 dari 3 halaman

Rincian Terbaru Utang Luar Negeri Indonesia

Secara lebih rinci, ULN pemerintah per November 2023 mencapai USD 192,6 miliar atau sekitar Rp 2.993,9 triliun.

Angka tersebut adalah pertumbuhan 6 persen yoy, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3 persen yoy.

"Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional dalam bentuk Sukuk Global, seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global," jelas Ibrahim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini