Liputan6.com, Jakarta Forbes merilis daftar 50 Over 50 yang mencakup figur perempuan berpengaruh dari 14 negara di Asia dan Pasifik, dan lebih dari 20 sektor.
Para figur inspiratif ini mengerahkan pengaruhnya di bidang fesyen, farmasi, keuangan, dan lainnya. Perempuan-perempuan berprestasi ini melakukannya pada usia 54, 68, dan bahkan 112 tahun.
Tahun ini, figur asal Indonesia memasuki daftar tersebut.
Advertisement
Berikut adalah tiga pendiri, CEO, dan inovator asal Indonesia yang memasuki daftar Forbes 50 Over 50 Asia, dikutip dari laman Forbes, Rabu (17/1/2024).
Pendiri-Desainer BINhouse, Josephine Komara
Forbes memuji sosok Josephine Komara yang memiliki sejarah menenun sutra untuk pelapis, juga seorang desainer keturunan Tionghoa-Indonesia yang mulai memadukan motif batik dengan sutra tenunan tangan.
Josephine Komara membuka showroom BINhouse pertama di Jakarta pada tahun 1986 dan kini memiliki gerai di Jepang, Bali, Singapura dan Belanda, serta reseller global lainnya.
Pada tahun 2010, perempuan yang kerap disapa Obin itu juga mendesain seragam untuk Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional, dan kain panjang karyanya telah dipamerkan di Powerhouse Collection Sydney sejak tahun 2012.
Dipamerkan di panggung Jakarta Fashion Week 2024, desain karya Obin telah menghiasi selebriti seperti Oka Antara dan Miss Grand Indonesia 2020.
Aktor, Christine Hakim
Christine Hakim dikenal sebagai Grand Dame sinema Indonesia. Dia merayakan 50 tahun dunia film pada tahun 2023, dihiasi dengan sembilan Penghargaan Citra dan Festival Film Indonesia (FFI) Lifetime Award pada tahun 2016.
Peran Christine Hakim di perfilman juga termasuk Eat Pray Love (2010), Perempuan Tanah Jahannam (2019), dan penampilan terbarunya di episode 2 serial HBO The Last of Us (2023).
Selain itu, Christine Hakim juga berkontribusi pada Festival Film Cannes sebagai anggota juri dan menjabat sebagai Duta FFI pada tahun 2023. Di luar industri perfilman, Christine Hakim juga menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk UNESCO dari tahun 2008 hingga 2020.
Direktur Utama-CEO XL Axiata, Dian Siswarini
Forbes menyoroti, Dian Siswarini benar-benar telah mencapai puncak kariernya di perusahaan telekomunikasi XL Axiata yang mempunyai pendapatan sebesar USD 1,9 miliar.
Dian memulai karirnya di perusahaan tersebut sebagai perancang jaringan radio pada tahun 1996, dan terkadang diharuskan memanjat menara seluler untuk pekerjaannya.
Ia pun terus berusaha mengatasi stereotip tentang perempuan di bidang STEM, dengan menjadi presiden XL Axiata pada tahun 2015, salah satu eksekutif perempuan pertama di industri teknologi Indonesia.
Dian bahkan memimpin kemitraan penting bagi perusahaan, termasuk mengakuisisi PT Link Net di Indonesia dan melakukan usaha patungan dengan Princeton Digital Group di Singapura.
Advertisement