Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menyebut aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio ke pasar keuangan domestik terus berlanjut.
"Net inflows hingga akhir tahun 2023 sebesar USD 5,4 miliar dan pada Januari 2024 (hingga 15 Januari 2024) tercatat sebesar USD 3,0 miliar," kata Perry dalam konferensi pers Hasil RDG Januari 2024, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga
Sejalan dengan masih masuknya aliran modal asing tersebut, Perry memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2023 mencatat surplus sehingga mendukung ketahanan eksternal.
Advertisement
Tercatat surplus neraca perdagangan berlanjut pada Desember 2023 sebesar USD 3,3 miliar dipengaruhi oleh kinerja ekspor komoditas utama Indonesia yang tetap kuat, seperti batu bara serta besi dan baja.
"Perkembangan ini mendukung transaksi berjalan 2023 tetap sehat dan diprakirakan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB," ujarnya.
Cadangan Devisa
Disisi lain, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2023 meningkat menjadi USD 146,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Pada tahun 2024, NPI diperkirakan tetap surplus dengan defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran defisit 0,1 persen sampai dengan defisit 0,9 persen dari PDB.
Sementara itu, surplus neraca transaksi modal dan finansial diprediksi akan berlanjut didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang lebih baik dan imbal hasil investasi yang menarik.
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan 6% di Januari 2024
Bank Indonesia hari ini mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari 2024. Keputusannya, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 6%.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Bank Indonesia, Rabu (17/1/2024).
Perry menegaskan, keputusan mempertahankan BI Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.
Â
Advertisement
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, Perry menambahkan, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga," ucapnya.