Sukses

Hapus Polusi Udara, Luhut Minta Pertamina Siapkan BBM Rendah Sulfur Setara Euro 4 di Jakarta

Menko Maves: Upaya Peningkatan Kualitas Udara Jabodetabek Memerlukan Dorongan dari Seluruh Sektor dan Kementerian Lembaga

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan memimpin rapat koordinasi (Rakor) Upaya Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek yang dihadiri lintas kementerian lembaga (K/L) dan instansi terkait lainnya. Rakor ini berlangsung di kantor Kemenko Marves, Jakarta.

Lebih jauh Menko Luhut mengingatkan bahwa semua menghirup udara yang sama dan dampak polusi udara ini sangat luar biasa untuk kesehatan semua.

Menko Luhut juga menyampaikan bahwa dalam upaya peningkatan kualitas udara Jabodetabek masih terdapat peluang besar untuk memperbaiki kualitas udara, salah satunya ialah dengan perbaikan emisi gas buang kendaraan melalui penyediaan BBM rendah sulfur di DKI, pengembangan angkutan umum, dan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

"Ini bisa dilakukan dengan tiga skema, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," sebutnya.

Dalam Rakor ini, Menko Luhut memberikan arahan kepada K/L dan instansi terkait untuk serius dalam upaya penanganan kualitas udara di Jabodetabek. Sehingga persoalannya yang selama ini ada bisa teratasi. "Kita harus cari kiat-kiat yang cepat," tegasnya.

Guna mewujudkan peningkatan kualitas udara Jabodetabek menjadi lebih baik dibutuhkan dukungan seluruh K/L dalam mendorong upaya perbaikan kualitas udara dalam waktu dekat.

Ada beberapa upaya perbaikan kualitas udara yang dapat didorong dalam waktu dekat. Perencanaan dan implementasi program-program memerlukan koordinasi lintas sektor, sehingga masing masing K/L terkait perlu berkolaborasi mempersiapkan rencana implementasi program secara matang dan cepat.

"Pemprov DKI melalui TransJakarta untuk peningkatan cakupan area dan tingkat pelayanan kendaraan umum di titik titik krusial melalui kendaraan listrik. Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN melalui Pertamina untuk penyediaan BBM rendah sulfur setara standar Euro 4 di DKI pada triwulan dua secara bertahap serta menyiapkan roadmap penyediaan BBM standar Euro 5/6," sebutnya.

 

2 dari 4 halaman

Arahan Luhut

Luhut juga memberikan arahan agar Kementerian LHK dan Kemenperin untuk merumuskan peta jalan akselerasi peningkatan baku mutu emisi kendaraan ke Euro 5/6 yang sesuai dengan kesiapan penyediaan BBM.

Dia menyatakan, seluruh K/L untuk mendorong penggunaan KBLBB baik untuk kendaraan operasional K/L ataupun sosialisasi kepada masyarakat. Kementerian BUMN untuk mengoordinasi pengembangan infrastruktur dan faktor pendukung penggunaan KBLBB seperti stasiun pengisian daya dan pendanaan.

"KLHK dan Kementerian ESDM bersama PLN untuk perumusan percepatan peningkatan baku mutu emisi pembangkit listrik terutama yang berlokasi di dekat Jabodetabek. KLHK dan Kemenperin untuk perumusan peningkatan baku mutu emisi industri. Serta, Kemenkeu bersama K/L terkait untuk penyiapan analisa dampak ekonomi dan kebutuhan anggaran dari program program di atas," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Gebrakan Terbaru Luhut, Punya 2 Cara Jitu Hapus Polusi Udara di Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap dua cara pemerintah dalam mengatasi persoalan polusi udara di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Pertama, pemerintah akan mendorong penggunaan mobil maupun motor listrik di jalanan ibu kota.

"Ini masalah polusi Jakarta, ada dua hal kita buat. Kita mempercepat EV termasuk sepeda motor itu," kata Menko Luhut dalam akun Instagramnya @luhut.pandjaitan dikutip Minggu (14/1).

Kedua, lanjut Luhut, pemerintah akan mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan. Yakni, BBM jenis Euro4 dan Euro5.

"Ini (BBM ramah lingkungan) supaya sulfurnya rendah. Itu juga akan mengurangi polusi," terangnya.

Luhut menilai persoalan polusi udara di langit wilayah Jakarta dan sekitarnya merupakan permasalahan serius untuk segera diatasi. Mengingat, dampak buruk polusi udara dapat mengancam kesehatan seluruh lapisan masyarakat.

"Kalau polusi ini kan tidak ada pangkat, tidak ada jabatan. Semua orang kena," pungkas Menko Luhut.

Sebelumnya, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.26 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 163 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini itupun mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Posisi Jakarta sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk bukan baru kali ini terjadi. Ibu kota negara Republik Indonesia ini sudah berulang kali memuncaki daftar itu

Setelah Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk berikutnya adalah Doha (Qatar) dengan indeks kualitas udara di angka 160 dan Delhi (India) di angka 159. Adapun, sejumlah wilayah di Jakarta dengan kualitas udara terburuk, antara lain Kebon Jeruk, Pantai Indah Kapuk, Kalideres, Cilandak Barat, dan Pluit. 

4 dari 4 halaman

Menko Luhut: Polusi Udara Jakarta Makin Baik, tapi Masih Temporary

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga diangkat sebagai Ketua Satgas Polusi Udara Jabodetabek, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut indeks polusi udara saat ini telah membaik.

"Pencemaran indeks ini sekarang pada hari ini angkanya kita monitor sudah semakin bagus. Saya monitor betul ini," ujar Menko Luhut dalam acara Seminar Nasional IKAXA di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Menurut dia, penanggulangan polusi Jakarta turut terbantu oleh modifikasi cuaca yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan water mist spraying dengan dua pesawat Cessna.

"Karena sekarang kita buat pesawat terbang itu drone untuk mengikat polutannya. Itu yang membuat cepat, tapi itu kan temporary," imbuh Luhut.

Uji Emisi

Sebagai tindak lanjut, Luhut bakal menindak tegas kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat yang tidak lulus uji emisi. Penindakan ini utamanya dilakukan bagi para pegawai pemerintahan.

Luhut mengaku dirinya telah berkoordinasi dengan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono untuk melacak kendaraan yang dipakai oleh seluruh pegawai pemerintahan.

"Saya udah bilang ke pak Heru gubernur, pak Heru, seluruh instansi pemerintah baik TNI/Polri semua periksa. Tidak boleh yang jalan pake asap yang kuat. Karena sekecil apapun punya pengaruh, punya kontribusi," tegasnya.

Tak hanya soal kendaraan, ia pun mewanti-wanti pelaku industri yang memiliki pembangkit listrik sendiri untuk menggunakan teknologi cofiring dan memasang scrubber.

"Semua listrik-listrik yang ada di perusahaan, yang 5 MW, 3 MW pake cofire itu kita minta dia pakai scrubber. Atau ditutup nanti, kita gantikan oleh PLN. Saya bilang PLN, kamu kan ada excess power, kamu harus kasih insentif. Jadi semua harus holistik penanganannya," pinta Luhut.

Â