Sukses

Hapag-Llyod dan Maersk Sepakat Angkut Kontainer Buntut Krisis di Laut Merah

Kerja sama Hapag-Lloyd dan Maersk diputuskan di tengah krisis logistik di Laut Merah, akibat serangan kelompok militan Houthi.

Liputan6.com, Jakarta Dua raksasa logistik asal Prancis dan Jerman, Hapag-Lloyd dan Maersk telah menandatangani kesepakatan untuk kolaborasi jangka panjang.

Mengutip US News, Kamis (18/1/2024) kesepakatan mitra ini akan dijalankan dalam skema Gemini Cooperation, dengan upaya kedua perusahaan untuk mengangkut gabungan 3,4 juta kontainer melalui 290 kapal dengan lebih andal dan berkelanjutan.

Hapag-Lloyd dan Maersk pun menetapkan target ambisius untuk memberikan keandalan jadwal di atas 90 persen setelah jaringan tersebut sepenuhnya bertahap, menurut keterangan bersama kedua perusahaan.

CEO Hapag-Lloyd, Rolf Habben Jansen mengatakan bahwa perusahaannya akan mendapat keuntungan dari peningkatan efisiensi dalam operasi dan upaya bersama untuk mempercepat dekarbonisasi industri yang lebih luas.

Adapun pimpinan Maersk, yakni Vincent Clerc, mengatakan kesepakatan itu akan memperkuat penawaran logistik terintegrasi dan membuat layanan lebih dapat diandalkan.

Kelompok bersama tersebut, yang masing-masing melibatkan operator kapal kontainer terbesar kelima dan kedua di dunia, akan terdiri dari 290 kapal, dimana Maersk akan mengerahkan 60 persen dan Hapag-Lloyd 40 persen.

Pada Januari 2020, keandalan jadwal rata-rata pengangkut peti kemas terkemuka turun dari 68,5 persen menjadi 30,4 persen pada Januari 2022, menurut platform data Statista.

Kesepakatan pengangkutan kontainer Hapag-Lloyd dan Maersk diputuskan ketika keduanya ikut terdampak krisis logistik di Laut Merah, akibat serangan kelompok militan Houthi pada sejumlah kapal kargo.

Maersk sendiri telah mengingatkan pelanggan untuk bersiap menghadapi gangguan yang signifikan terhadap kargonya, menyusul ketegangan militan Houthi di Laut Merah.

2 dari 3 halaman

Maersk Berhasil Alihkan Rute 4 Kapal Kontainer Terjebak di Laut Merah

Raksasa logistik asal Denmark, Maersk mengatakan telah mengubah rute empat dari lima kapal kontainernya yang terjebak di Laut Merah kembali ke Terusan Suez.

Keempat kapal kontainer Maersk ini akan melalui perjalanan panjang mengelilingi Afrika untuk menghindari risiko serangan militan Houthi di Laut Merah, yang telah menimbulkan kekhawatiran logistik global dalam beberapa hari terakhir.

Mengutip US News, Jumat (5/1/2023) kapal kontainer Maersk Genoa, Maersk Londrina, Ebba Maersk dan Gjertrud Maersk, yang berlabuh di Laut Merah tepat di selatan pelabuhan Jeddah dalam beberapa hari terakhir, pada hari Kamis dialihkan rutenya di sekitar Tanjung Harapan, menurut jadwal Maersk.

Sementara kapal kelima, yaitu Maersk Utah, yang juga terjebak di Laut Merah belum dialihkan rutenya, namun juru bicara Maersk mengatakan kapal tersebut tidak akan berlayar melewati Yaman.

Namun, pengiriman ulang kapal-kapal tersebut melalui Terusan Suez akan menimbulkan biaya baru untuk membayar perjalanan dan menambah penundaan yang signifikan, serta biaya bahan bakar tambahan untuk perjalanan mengelilingi Tanjung Harapan.

Maersk mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya telah mengenakan biaya tambahan gangguan transit (TDS) dan biaya tambahan musim puncak (PSS), sehingga menambah total biaya sebesar USD 700 untuk biaya kontainer standar berukuran 20 kaki yang melakukan perjalanan dari Tiongkok ke Eropa Utara.

Sebagai informasi, Terusan Suez digunakan oleh sekitar sepertiga kargo kapal kontainer global, dan mengarahkan kembali kapal-kapal di sekitar ujung selatan Afrika diperkirakan akan menghabiskan biaya tambahan bahan bakar hingga USD 1 juta untuk setiap perjalanan pulang pergi antara Asia dan Eropa Utara.

3 dari 3 halaman

Tarif Kargo Kontainer dari Asia ke Israel Naik Gara-gara Serangan di Laut Merah

Perusahaan pelayaran asal Prancis, CMA CGM mengungkapkan akan menaikkan tarif pengiriman peti kemas dari Asia ke wilayah Mediterania hingga 100 persen pada 15 Januari 2024 dibandingkan dengan 1 Januari.

Pengumuman itu disampaikan CMA CGM dalam pemberitahuan yang diposting di situs webnya pada hari Selasa (2/1), menyusul serangan lanjutan dari militan Houthi pada sebuah kapal logistik di Laut Merah.

Mengutip Channel News Asia, Kamis (4/1/2023) 15 Januari mengacu pada tanggal pemuatan di pelabuhan asal, dan hingga pemberitahuan lebih lanjut, tarif Freight All Kinds (FAK) CMA CGM untuk kontainer sepanjang 40 kaki antara Asia dan Mediterania Barat akan menjadi USD 6.000, naik dari USD 3.000 pada 1 Januari.

Harga pengiriman ke Mediterania Timur, Laut Adriatik, Laut Hitam, dan Suriah juga meningkat tajam.

Juru bicara CMA CGM enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai kenaikan suku bunga bank sentral dunia.

Namun, juru bicara itu mengatakan perusahaan tidak melakukan apa pun sejak pekan lalu, ketika mereka merencanakan peningkatan bertahap dalam jumlah kapal yang transit melalui Terusan Suez, sambil bersiap untuk menilai kembali dan menyesuaikan rencana mereka sesuai kebutuhan.

Saham Perusahaan Naik

Saham perusahaan pelayaran telah meningkat sejak serangan yang dilakukan oleh militan Houthi terhadap beberapa kapal di Laut Merah dengan ekspektasi bahwa rute yang lebih panjang akan mengakibatkan tarif angkutan yang lebih tinggi.

Maersk Denmark mengatakan pihaknya akan memutuskan pada apakah akan melanjutkan pengiriman kapal melalui Terusan Suez melalui Laut Merah atau mengikuti saingannya Hapag-Lloyd yang terus mengubah rute mereka setelah serangan dinakhir pekan terhadap salah satu kapalnya.

Video Terkini