Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 250 miliarder dan jutawan dari berbagai negara meminta agar pertemuan elit politik pada Forum Ekonomi Dunia di Swiss, menerapkan pajak kekayaan. Hal itu untuk membantu membayar layanan publik yang lebih baik di seluruh dunia.
"Permintaan kami sederhana: kami meminta Anda mengenakan pajak kepada kami, orang terkaya di antara masyarakat," demikian pernyataan para miliarder dalam surat berjudul Proud to Pay, dikutip dari The Guardian, Minggu (21/1/2024).
Baca Juga
"Hal ini tidak akan mengubah standar hidup kita secara mendasar, atau merampas hak anak-anak kita, atau membahayakan pertumbuhan ekonomi negara kita. Namun hal ini akan mengubah kekayaan pribadi yang ekstrem dan tidak produktif menjadi investasi bagi masa depan demokrasi kita bersama," kata mereka.
Advertisement
Para penandatangan dalam surat itu mencakup miliarder dari 17 negara termasuk pewaris Disney Abigail Disney; Brian Cox yang berperan sebagai miliarder fiksi Logan Roy di Succession; aktor dan penulis skenario Simon Pegg; dan Valerie Rockefeller, pewaris dinasti AS.
Miliarder dalam surat tersebut juga menyoroti kesenjangan yang telah mencapai titik kritis, dan dampaknya terhadap risiko stabilitas ekonomi, sosial dan ekologi.
"Singkatnya, kita perlu tindakan sekarang," tegas mereka.
Sebuah jajak pendapat baru terhadap kelompok super kaya menunjukkan bahwa 74 persen mendukung pajak yang lebih tinggi atas kekayaan, untuk membantu mengatasi krisis biaya hidup dan meningkatkan layanan publik.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Survation atas nama kelompok kampanye Patriotic Millionaires, mensurvei lebih dari 2.300 responden dari negara-negara G20 yang memiliki aset yang dapat diinvestasikan lebih dari USD 1 juta.
Aset itu bahkan belum termasuk rumah mereka, menempatkan mereka dalam 5 persen kelompok miliarder terkaya.
58 Persen Miliarder Dukung Pemberlakukan Pajak Kekayaan 2 Persen
Jajak pendapat tersebut juga menemukan bahwa 58 persen mendukung pemberlakuan pajak kekayaan sebesar 2 persen bagi orang-orang yang memiliki kekayaan lebih dari USD 10 juta, dan 54 persen berpendapat bahwa kekayaan ekstrem merupakan ancaman bagi demokrasi.
"Jajak pendapat ini tampaknya menunjukkan bahwa di seluruh dunia, termasuk orang-orang terkaya, ingin mengenakan pajak kepada orang-orang super kaya. Jadi, di manakah letak kepemimpinan dari perwakilan terpilih kita yang memiliki kekuasaan untuk benar-benar melakukan hal tersebut? Kita, orang-orang terkaya, sudah lelah karena tidak adanya tindakan, sehingga tidak mengherankan jika para pekerja, yang berada di ujung tanduk perekonomian kita, telah kehilangan kesabaran," ujar Guy Singh-Watson, petani asal Inggris yang menjadi pengusaha pengiriman kotak sayuran Riverford.
Advertisement
Wow, Butuh Waktu 476 Tahun Habiskan Harta 5 Orang Terkaya di Dunia
Dibutuhkan waktu 476 tahun bagi 5 orang terkaya di dunia untuk menghabiskan seluruh harta mereka, jika menghabiskan USD 1 juta atau setara Rp. 15,6 miliar per hari.
Hal itu diungkapkan dalam laporan terbaru Oxfam Group yang berjudul ‘Inequality Inc.’ bertujuan untuk menyoroti kesenjangan kekayaan yang semakin besar antara masyarakat terkaya dan termiskin di dunia.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa lima orang terkaya di dunia, termasuk CEO Tesla Elon Musk dan pendiri Amazon Jeff Bezos, memiliki kekayaan lebih dari dua kali lipat dari USD 405 miliar menjadi USD 869 miliar, menandai kenaikan sebesar 114 persen.
"Jika masing-masing dari lima orang terkaya di dunia menghabiskan 1 juta dolar AS setiap hari, maka mereka memerlukan waktu 476 tahun untuk menghabiskan gabungan kekayaan mereka," kata laporan Oxfam, dikutip dari India Today, Kamis (18/1/2024).
Hal menarik lainnya yang disoroti dalam laporan ini adalah 1 persen orang terkaya di dunia memiliki 43 persen seluruh aset keuangan global.
Bukan rahasia lagi bahwa kekayaan para miliarder dunia, terutama Elon Musk, mengalami peningkatan pesat sejak tahun 2020, berkat lonjakan saham Tesla. Kekayaan bersihnya mencapai USD 206 miliar atau Rp.3,2 kuadriliun saat ini.
Kekayaan Orang Terkaya di Dunia
Laporan Oxfam juga memperkirakan kekayaan orang-orang terkaya di dunia akan semakin naik di masa mendatang.
"Orang-orang terkaya di dunia tetap menjadi pemenang di masa krisis ini. Pada tahun 2023, para miliarder memiliki kekayaan sebesar USD 3,3 triliun atau 34 persen lebih kaya dibandingkan tahun 2020 pada awal dekade perpecahan ini," beber Oxfam.
"Jumlah jutawan diproyeksikan meningkat sebesar 44 persen antara saat ini hingga tahun 2027, sementara jumlah orang dengan kekayaan USD 50 juta ke atas diperkirakan meningkat 50 persen," ungkap Oxfam.
Dunia Akan Melihat Triliuner Pertama di Tengah Kemiskinan Global
Selain itu, Oxfam huga memperkirakan jika kekayaan lima miliarder terkaya terus meningkat pada tingkat yang sama seperti 5 tahun terakhir, maka dunia akan melihat triliuner pertama dalam 10 tahun.
"Namun, kami tidak akan menghapuskan kemiskinan selama 230 tahun," kata laporan tersebut.
Meskipun masyarakat terkaya di dunia mengalami peningkatan kekayaan, namun masyarakat termiskin di dunia tidak mendapatkan keberuntungan karena meningkatnya tingkat inflasi, dampak ekonomi dari perubahan iklim, dan konflik geopolitik telah membuat hidup mereka semakin sulit.
"Kesulitan dan kelaparan adalah kenyataan sehari-hari bagi banyak orang di seluruh dunia. Pada tingkat saat ini, dibutuhkan waktu 230 tahun untuk mengentaskan kemiskinan, namun kita bisa saja memiliki triliuner pertama dalam 10 tahun mendatang," imbuhnya.
Advertisement